♛✨11

410 74 1
                                    

     Malam hari tiba, dengan terang bulan purnama, Sky masih melangkah ditengah ibukota, sesekali ia akan menatap makanan enak yang disajikan dan dijual dipinggir jalan sambil memegang erat perutnya yang terus berisik.
Ia merindukan sandwich, dan orang yang selalu memberinya sandwich.

Kehadirannya selalu diusir, oleh penjual makanan maupun warga lokal.
Melihat penampilannya yang tidak senonoh.

"tampan tapi gila"

"sayang sekali tubuhmu"

"orang mesum"

"gila"

Beberapa kata-kata kasar yang terus terucap begitu mereka melihat Sky.
Tapi Sky hanya melangkah tidak peduli, karena sesungguhnya, ia tidak begitu mengerti apa yang mereka katakan.

Sky duduk, pada tembok pembatas yang tidak begitu tinggi, dibawahnya terlihat jelas lautan biru yang terlihat gelap dan tidak berujung. Sky mulai berdiri, diatas pembatas jalan dan tebing lautan. Merentangkan tangan untuk merasakan hembusan angin malam.

Tapi tindakannya membuat orang yang lewat menjadi salah paham, seseorang mulai memeluknya dari belakang dan menarik tubuhnya hingga terjatuh bersamaan.

"akh"

Sky menatap wanita yang menolongnya, wanita itu sederhana dengan coat panjang juga scarf biru yang terikat dikepalanya, beberapa bunga mawar ikut berserakan.

Begitu si wanita bangun dengan menyentuh perutnya yang membesar, Sky ikut mengambil beberapa bunga mawar dan merapihkannya.

"apa yang kau lakukan?! Ingin bunuh diri?! "

Si wanita berkata kasar, persis seperti Chris yang membentaknya pagi tadi.

"tuan tolong sayangi nyawamu, kau begitu tampan dan sehat. Jangan seperti ini!"

Wanita itu terus berkata, sambil sesekali mengusap wajah Sky yang penuh dengan debu. Tangan cantik itu berhenti bergerak begitu melihat kutukan membentang di leher Sky, ditambah beberapa tanda kemerahan yang begitu ganas dari tengkuk hingga dadanya.

"apa kau sakit?" tanya wanita itu.

Sky hanya mengangguk pelan, si wanita mulai membenarkan beberapa kancing kemeja Sky, melepas scarf biru lautnya dan mulai mengikat scarf itu pada leher Sky. Menutupi kutukan membentang juga tanda tidak senonoh dileher hingga dadanya.

"kau bisa memiliki ini, jangan lakukan itu lagi"

Sky hanya memandang si wanita, pandangannya turun pada perut buncit yang dimiliki wanita itu.
Sky tidak mengerti, mengapa perutnya begitu besar. Tapi tangannya terulur untuk mengusap lembut perut besar wanita itu.

"kau bilang terimakasih?" tanya si wanita.

Sky mengangguk, kemudian tersenyum.
Wanita itu juga ikut tersenyum, wajahnya begitu cantik. Keduanya sama-sama berdiri, sebelum pergi wanita itu memberikan satu buket mawarnya pada Sky. Mawar putih yang begitu cantik.

Sky menerimanya dengan sepenuh hati, sesekali ia menghirup aroma mawar putih yang begitu cantik. Yang teringat hanya wajah Chris, Sky ingin memberikan buket itu pada Chris, jika suatu hari bisa bertemu si pirang lagi.

🚐⛺🌲

     Chris masih berdiam diri, ia tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Di satu sisi ia tidak bisa melupakan Shena, di satu sisi ia merasa bersalah pada Sky.

"lo bodoh banget, Chris."

Chris hanya menunduk dalam, mengabaikan langit malam yang sebelumnya terang dengan sinar bulan sekarang turun hujan yang begitu deras.

Pandangannya tertuju pada buah alpukat yang berserakan di meja dan juga lantai penginapan, dia hanya akan teringat pada satu orang begitu melihat alpukat.

Sky...

"apa enaknya buah ini coba?"

Chris mulai mebelah dua buah itu, menampilkan biji yang bulat sempurna. Ia lempar sembarang arah, dan mulai mencicipi alpukat.

Ia tidak bisa fokus akan rasanya, karena berbagai raut wajah Sky terus muncul di ingatannya. Sangat Menyiksa.

Tanpa sadar, Chris menangis ditengah kegiatannya makan alpukat.
Ia sadar, betapa kejamnya ia membuang Sky pagi tadi.

"alien... "

Sekali kehilangan orang yang kau sayang, jangan sampai kehilangan lagi orang yang menyayangimu.

Chris memutuskan untuk kembali mencari Sky, semoga belum terlambat. Mengingat pangeran sedang dikejar..

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Prince in CampervanWhere stories live. Discover now