Day 5

1.8K 242 15
                                    

Jumat, 18 Mei 2021

Sebuah tangan kecil telah terangkat untuk mengambil buku yang diincarnya. Namun sialnya buku tersebut diletakkan di rak perpustakaan yang paling atas. Membuat pemilik tangan kecil itu terus menghela nafasnya kasar disertai dengan umpatan-umpatan kecil yang keluar dari bibir plump nya. Ia merasa kesal dengan tubuh "tinggi" nya, yang menyebabkannya harus terus berjinjit sejak 10 menit yang lalu hanya untuk mengambil buku di atas sana.

"Iiihhh ga nyampe-nyampe sih tangan Jimin" dumel Jimin dengan wajah masamnya.

Membuat lelaki yang memperhatikannya dari sudut perpustakaan itu pun tersenyum geli. Kakinya kemudian melangkah untuk mendekati Jimin. Lalu dengan mudahnya ia mengambil buku yang sejak tadi di idamkan oleh lelaki manis di hadapannya meski ia tetap harus men-jinjitkan kakinya.

"Nih" ucap lelaki itu menyodorkan buku ditangannya kepada Jimin.

"Huh daritadi kek Jungkook ambilin bukunya" keluh Jimin. Padahal sejak tadi Jimin sadar jika Jungkook sedang memperhatikannya dari ujung sana. Tapi kenapa baru sekarang lelaki itu mengambil inisiatif untuk membantu Jimin? Kenapa tidak daritadi saja? Kan Jimin jadi tidak perlu untuk berjinjit selama itu kalau saja Jungkook peka sedaritadi.

"Lah lo kaga minta tolong, ya gua mah nyantai aja ngeliatin. Itung-itung hiburan" ledek Jungkook.

"Ishh nyebelin banget sih jadi orang"

"Yaiyalah orang... Lo pikir selama ini gua apaan? Kambing?!!"

"Jungkook itu Teddy Bear raksasa nya Jimin" ucap Jimin sambil tersenyum lebar. Mengakibatkan kedua sudut matanya ikut melengkung mengikuti garis senyumnya.

Jungkook akui jika saat ini Jimin terlihat sangat manis.

"Kok? Kenapa Teddy bear?" Tanya Jungkook bingung.

"Iya soalnya badan Jungkook gede kayak Teddy Bear, jadi Jimin seneng meluknya"

Mendengarnya, Jungkook pun tak dapat menahan senyumnya lagi. Jadi alasan Jimin sering memeluknya adalah karna hal itu? Jimin menganggap Jungkook sebagai Teddy Bearnya. Dan Jimin selalu merasa senang saat memeluknya. Astaga, kenapa jantung Jungkook jadi berpacu sangat cepat sekarang?

"Oalah..."

"Iyaa"

"Yaudaah mau duduk dimana Lo? Atau mau ke kelas aja?" Tanya Jungkook.

"Di situ aja"

Jimin menunjuk salah satu bilik yang ada di sana. Kemudian beranjak untuk duduk di kursi tersebut dengan buku bacaan ditangannya. Lantas ia pun membuka halaman pertama dari buku komik yang berisi penuh dengan tulisan Jepang itu, dan lalu di bacanya lah setiap aksara yang tertera di dalamnya dengan damai tanpa mengeluarkan sedikitpun suara. 

"Gaya banget baca komik Jepang, emang tau bahasa Jepang?" Tanya Jungkook yang bosan dengan suasana hening ini.

"Shhttt pelan-pelan ngomongnya, nanti diomelin" ujar Jimin sambil berbisik-bisik. Pasalnya bilik yang Jimin dan Jungkook tempati sekarang sedang ramai oleh murid lain yang datang untuk membaca juga. Jadi Jimin takut jika mereka akan merasa terganggu ketika mendengar suara Jungkook.

"Iyaaaaa maaf. Gua ulang pertanyaannya, emang lo bisa bahasa Jepang?" Tanya Jungkook sambil berbisik pula.

"Jungkook lupa? Jimin kan udah punya sertifikat N2"

"Aaaahhh iya lupa" nampaknya  Jungkook benar-benar melupakan hal tersebut. Melihat dari wajahnya yang terlihat sangat terkejut saat mendengarnya.

"Yeee dasar kakek"

"Enak aja lo ngatain gua kakek" ujar Jungkook tak terima. Ganteng gini kok di bilang kakek.

"Lah emang Jungkook kayak Kakek-kakek pelupa"

"Gua baru lupa sekali doang anjir"

"Tetep aja kakek"

"Sekali lagi ngatain gua kakek-kakek, gua cium lo"

"Jungkook kakek" ucap Jimin.

".........."

Loh? Mana? Katanya Jungkook akan mencium Jimin? Tapi sampai 5 menit berlalu, Jimin tak lekas mendapatkan apa yang ia mau. Padahal ia sengaja melakukan itu agar mendapat ciuman dari Jungkook. Tapi... Ah Jungkook pembohong ulung.

"Jungkook mana? Katanya mau cium Jimin kalo ngatain kakek sekali lagi??"

Ehh?? Ini anak ngarepin? - batin Jungkook terperangah.

"Gila lo ya anjir"

"Ah Jungkook PHP"

*

*

*

Dimalam yang tenang ini, keluarga kecil Eujin sedang berkumpul di ruang makan. Bersanding dengan bermacam lauk pauk yang terhidang di hadapan mereka. Juga suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.

"Jimin, gimana sekolah kamu?" Tanya Guntur, papa dari Jimin.

"Baik seperti biasa pa" jawab Jimin.

"Terus kalo urusan hati gimana? Udah ada yang isi?" Guntur menggoda anak semata wayangnya itu. Membuat Jimin jadi tersipu malu saat ini.

"Ih apa sih pa pertanyaannya..."

"Masa papa ga nyadar sih? Anakmu itu udah cukup lama terisi hatinya" sekarang Eujin malah ikut menimpali obrolan antara papa dan anak itu. Membuat Jimin semakin tersipu malu.

"Mamaaaa"

"Eh bener? Siapa yang beruntung dapetin hati anak papa yang paling manis ini??" Guntur cukup terkejut setelah mendengar penuturan dari sang istri. Namun sedikit banyak ia sudah mampu menebak tentang jawaban apa yang akan ia dapat dari pertanyaan yang telah diajukannya.

"Itu loh pa si ganteng yang tiap hari anter jemput Jimin"

Tepat, persis seperti dugannya.

"Oalah Jungkook toh orangnya.....Cieeee Jimin suka sama Jungkook nieee tapi Jungkook nya gasuka cieee"

"Papa ih..."

"Ciee cieee bertepuk sebelah tangan nieee"

"Papaaaa stop ih..."

"Cieeee Jimin cieeee"

Lagi, Guntur menggoda putranya lagi. Senang sekali dia itu jika membuat Jimin kesal. Ditambah lagi apa yang ia katakan memang 100% benar. Membuat Jimin merasa miris kala mengingat kembali bagaimana egoisnya dia saat memaksa Jungkook untuk menjadi kekasihnya waktu itu.

"Papaaaa... Kalo papa ga berenti, nanti Jimin gamau terapi antibiotik lagi nih!" Ancam Jimin kepada kepala keluarga dirumahnya itu.

Eujin dan Guntur pun langsung menatap ke arah anaknya itu dengan pandangan marah. Bahkan mata keduanya telah memelotot seperti hendak keluar dari tempatnya.

"Jimin! Apaan sih ngomongnya yang ngga-ngga aja!! Awas aja kalo kamu sampe berani ngomong kayak gitu lagi, nanti papa beneran bakal bawa kamu ke Jepang!" Guntur geram. Bisa-bisanya anaknya itu mengancam dengan mengatakan hal bodoh seperti tadi. Apa dia pikir jika kesehatannya itu tak penting hingga bisa dipermainkan olehnya seperti tadi?!

"Maaf pa..." Ucap Jimin merasa bersalah dan juga karna ia yang tak ingin sampai ucapan papa nya itu jadi kenyataan. Jimin belum siap untuk ke Jepang. Ia belum siap meninggalkan Jungkook.

"Makanya Jimin gaboleh ngomong kayak gitu lagi!" Kali ini giliran sang mama yang menasihati satu-satunya buah hatinya.

"Iya maa" ucap Jimin.

***********

Selamat membaca dan jangan lupa vote and comment nya ✨

13 : Day by Day | Kookmin [✓]Where stories live. Discover now