selangkah menuju cita-cita menjadi seorang Polri

8 0 1
                                    

       Waktu di pagi hari, aku terbangun dan bersiap untuk menuju tempat pelaksanaan ujian tes menjadi polisi.
persiapan ku selama 2 bulan ini semoga membawakan hasil yang maksimal. disaat aku bangun, Ibu ku selalu sudah berada di dapur dengan sewadah bekal makan siangku dan sarapan ku. Ibu ku adalah seorang perempuan yang harus melihat anaknya sarapan pagi dengan susu, dan itu hampir dilakukan setiap hari untukku agar stamina ku kuat, dan dengan mudah menjalankan berbagai latihan, kata ibu. Sarapan sudah ku makan, aku langsung menuju motor dan sambil memegang tangan ibu, agar ibu mendoakan ku dan agar dipermudah segala ujiannya menjadi seorang polisi.
"Bu, doakan aku ya.. semoga berhasil dalam ujian pertama ini, dan di permudah,.." kataku
ibupun menjawab ," iya nak, semoga kamu menjadi anak ibu yang sukses, anak ibu harus sukses semua,(sambil senyum dan menyemangati ku). aku langsung menaiki motor kesayangan ku dan langsung menuju lokasi pelaksanaan ujian, dengan jiwa semangat dan hati yang bahagia.  fikiran kita haruslah positif agar alam semesta menjawab dan membantu segala permasalahan kita dan di permudahkan.

       Dalam perjalanan aku masih berdoa agar benar benar di mudahkan saat aku menjawab soal ujian, dan bila tidak lulus ujian pun, aku tetap berdoa agar di berikan tujuan hidup yang terbaik. diperjalanan yang tidak terlalu jauh akhirnya aku sampai ke lokasi ujian .Ramainya peserta ujian dan orangtua peserta yang ikut hadir di lokasi. Bahkan beberapa teman satu sekolah ku pun ada yang menjadi peserta dan membawa orang tuanya agar menjadi penyemangat di saat melakukan ujian, bukannya ibu ku tidak mau menemani, tapi diriku yang menolaknya, aku mau melakukan ini  sendiri dan terlihat mandiri sebagai laki-laki dan ada juga  rekan sesama peserta ujian, menelpon pacar dan orang tua mereka yang mana menjadi support dan penyemangat disaat mengikuti ujian sedangkan aku, yaaaa... untuk support sistem pertama sudah pasti kedua orang tua ku dan keluarga ku, tapi jika tidak ada perempuan yang menyemangati ku, rasanya seperti sepi juga. pada hari ini aku melakukan ujian Psikologi tes, aku merasa percaya diri mampu melewati tes ujian ini(dengan Percaya Diri nya). Lokasi ujian nya di dalam gedung tingkat seperti aula gedung olahraga, dimana gedung tersebut luas, tinggi dan dapat di penuhi peserta pendaftaran Polisi, akupun mencari batas area wilayah, untuk mencari tempat duduk untuk mengikuti ujian, dengan di jaga oleh bapak polisi muda dan ibu polisi muda. ujian pun di mulai dengan kurun waktu 120 menit dan diikuti sebanyak 2000 an peserta.
betapa banyak nya pesaing ku untuk menjadi polisi hari ini. Dan menit menit terakhir pun datang, waktunya untuk mengumpulkan soal beserta lembar ujian yang di kerjakan. setelah pelaksanaan ujian sudah selesai peserta di bolehkan untuk istirahat, dan makan siang. Kami keluar gedung untuk mencari tempat yang teduh dan tidak ramai, untuk memakan bekal. di bawah pohon yang rindang, dengan udara yang sejuk, itu menjadi tujuan tempat kami istirahat, tidak lupa mengeluarkan bekal dari ibu. aku melihat ternyata teman temanku membawa bekal dengan sayur dan lauk yang berbeda, ada yang membawa ayam goreng, ikan goreng dengan Sayur. Disini aku sadar betapa hebatnya insting seorang ibu. tahu bagaimana memberikan semangat agar anaknya tetap dapat fokus hanya untuk ujian tanpa harus mencari cari makan siangnya. Dan teman temanku juga saling berbagi dengan menukar  bekalnya masing masing. Betapa indahnya kebersamaan jikalau dirasakan.

       Batas waktu istirahat sepertinya sudah hampir selesai. kami langsung bersiap siap untuk masuk ke dalam gedung dan tidak lupa membuang sisah sisah makanan kami tadi. Sesampainya kami di dalam gedung, aku tidak sengaja menabrak peserta lain dan hal itu membuat dia terjatuh beserta barang bawaannya. Sepertinya dia tidak suka dengan ketidak sengaja an itu, aku di dorong dan di ajak untuk berkelahi. Beberapa bapak Polisi menghampiri kami dan melerai kami berdua. Dan hampir terjadi kerusuhan di antara sesama peserta, karena ikut terpancing dengan apa yang terjadi. dan pada akhirnya kami berdua di bawa ke ruang khusus sedangkan teman temanku, mencari lokasi tempat duduknya masing-masing, mungkin mereka takut terlibat kasus-kasus. kami pun di arahkan ke suatu sudut agar tidak terlihat oleh peserta lain. Disaat kami berdua di dalam ruangan itu, awalnya kami berdiam diri, dan pada akhirnya dia berbicara dengan sombongnya,
"kamu gak tahu siapa saya ?" tanya nya "aku Ilham anak ketua ormas terbesar di kota ini" ungkapnya dengan angkuh, "kamu jangan sok hebat jadi orang, kalau jalan pakai mata, disini banyak teman teman ku yang menjadi polisi dan oom aku juga seorang perwira disini, kamu hati hati kalau mencari masalah dengan saya. " ungkapnya dengan nada tinggi dan sombong.
       aku pun menjawab, " baik, saya salah, saya minta maaf, saya tidak sengaja menabrak kamu yang berada di depan saya."
kemudian bapak polisi masuk dan menanyakan apa yang terjadi. bapak polisi itu menjelaskan, " kalian baru memulai mengikuti ujian dan belum pasti lulus menjadi polisi, tapi kalian sudah angkuh, sombong. Hal sepele seperti itu hampir saja ribut, bagaimana kalau sudah menjadi seorang Polisi, kalian pasti akan menjadi polisi arogan." ungkapnya,
tidak lama kemudian akhirnya kami di bebaskan dan kembali ke podium masing masing.
dan teman temanku panik melihat ku, dan menanyakan "apa yang terjadi" berulang ulang, tapi aku tetap tenang, karena itu adalah sebuah teguran positif.
      
       waktu pengumuman sudah tiba, nilai ujian di tampilkan di sebuah layar monitor yang besar dan di mulai dari nilai Minimum sampai nilai tertinggi , pada saat itu nilai minimum nya yaitu 70 dan nilai tertinggi 83. dengan jumlah peserta yang banyak, aku banyak berdoa agar nama ku muncul di layar tersebut. pada akhirnya nama ku muncul di layar dengan Nilai 73,3 yang mana aku lulus ujian tahap 1, dan melanjutkan ke tahap 2 yaitu tes Kesehatan. Aku bersyukur, dan mengucap syukur karena aku masuk ke ujian tahap selanjutnya sedangkan ada 1000 an peserta yang gugur dalam ujian ini. Dan kegiatan hari ini selesai hingga malam hari, aku pun langsung turun menuju tempat parkir. Disaat aku berjalan, tidak sengaja Melihat Ilham sedang marah kepada panitia, mungkin... dia tidak lulus dalam ujian ini, terlihat kepribadian nya yang tidak termasuk kriteria calon seorang POLRI.
      
       aku pun bergegas pulang kerumah dan ingin memberikan kabar baik untuk ibu dan keluarga ku. di perjalanan , aku mengucapkan syukur tanpa henti, karena aku merasa selangkah mencapai cita cita ku. Dengan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sampai, dan aku langsung teriak dari luar pintu rumah memanggil ibu.
"gendut.. gendut ..," panggilan sayang ku.
pintu rumah di buka, dan aku langsung memeluk ibu,
" genduttt, aku Alhamdulillah lulus ujian tahap satu ".
ibu ku terharu, mendengarkan kabar baik hari ini. dan dia mengusap usap kepalaku sambil berkata, " semoga ana ibu jadi orang sukses ya nak ".

"aamiin Bu," jawabku.
disaat aku berjalan ke kamar ,
ibu menanyakan aku," kapan tes tahap keduanya  ?"
aku menoleh ke belakang dan menjawab, " kemungkinan Minggu depan Bu ujian tahap kedua, ujiannya mengenai kesehatan. "

seketika aku mengingat terdapat cacat di telapak kaki ku, yang terjadi akibat waktu SMP, dimana aku mengalami kecelakaan sepeda motor, hingga membuat bagian kaki ku seperti cacat.
ibu langsung memanggil dan menyemangati ku ,
" hei nak, Ayo semangat, buktikan kamu bisa " kata ibu.
aku pun langsung semangat dan teriak,
" Aku bisa, aku pasti bisa ".
Sambil berlari menuju kamar .

A man With(out) a Perfect girlWhere stories live. Discover now