"Kurasa percakapan ini sia-sia." Kata Jay sambil mengangkat kedua tangan ke atas. Ia tak ingin berdebat dengan Taeyong, melihat wajah puas yang mengejeknya membuat dadanya berdegup kencang. Dirinya bereaksi atas pria ini, kehilangannya hanya akan membuatnya gila. Jay tidak bisa membayangkan hal itu terjadi.

Sama sekali tidak menyenangkan saat Jay memilih mundur dari obrolan mereka. "Oh ayolah, kamu tidak mungkin merajukkan?" Rengek Taeyong.

"Siapa yang merajuk?" Jawab Jay menggoda Taeyong kembali.

"Kau."

"Entahlah."

"Jangan menjawabku dengan satu kata saja." Kesal Taeyong.

"Hmmmmm." Gumam Jay.

Satu hal terlintas dalam kepalanya, dia memperhatikan Taeyong dengan seksama. "Kamu alergi wanita cantik bukan?" Tanyanya. Mengingat dengan jelas Taeyong bersin-bersin cukup parah saat berdekatan dengan Rosemary. Cukup aneh memang mendengar alergi TY, dia ingin bertanya lebih tetapi takut malah membuat pria ini menjaga jarak. Pertanyaan meluncur karena status mereka bukan lagi teman, jadi tidak masalah bukan?

"Uhmmm-yeahh." Jawab Taeyong gugup. Astaga, dia sempat lupa telah membuat alasan aneh untuk mengusir Rosemary. Bagaimana jika Jay tau, dia berteman dengan Rose? Ini akan menjadi boomerang, alasan apalagi yang harus digunakannya agar Jay tidak mempertanyakan hal tersebut.

"Tidak alergi pria tampan kan?" Dari nada suaranya terdengar rasa penasaran yang tinggi menunggu jawaban dari Taeyong.

"Tentu saja tidak." Jawab Taeyong dengan tegas.

"Kalau begitu," Jay meraih tangan Taeyong, menariknya hingga dada mereka berbenturan. Satu tangannya menahan pinggang ramping dan yang lainnya bergerak dipipi. Pandangan mata hanya terfokus pada satu titik saja.

Cup.

Ciuman terasa lembut dan memabukkan bagi Taeyong, tangannya tanpa sadar melingkar dileher dengan bibir bergerak canggung. Dia menutup mata, menyesap pelan dan tidak ingin melepaskan tetapi sayangnya dia masih manusia yang membutuhkan oksigen sehingga ciuman mereka harus segera diakhiri.

"Suka dengan bibirku cantik?" Tatapan Jay berubah menjadi lebih gelap, liar seperti rambutnya (hasil perbuatan tangan Taeyong) dan suara serak basah yang sangat menggoda.

Kelopak mata melebar, Taeyong menjadi sadar jika yang didepannya bukan Jay yang mencari alasan untuk mencium tetapi sosok itu "Sial." Dia berusaha mendorong namun cengkraman lembut dan sapuan basah dibibirnya menahannya.

"Aku suka bibirmu."

Bersamaan dengan ucapan tersebut terdengar seruan kegirangan tak jauh dari sana.

▪︎▪︎▪︎

Pukul 11.00 PM, sesuai dengan yang telah disepakati bersama dan juga dengan cuaca yang sangat mendukung. Halaman parkir tempat mereka berkumpul hanya memiliki penerangan yang seadanya, mobil mewah terparkir berjejer entah milik siapa saja. Kawasan ini memang kawasan yang sering didatangi oleh orang yang memiliki uang. Tempat membuang uang atau berbagi hal yang tidak menarik sama sekali, begitulah pikir Taeyong.

Taeyong berbaring miring diatas mobilnya, menatap datar Rosemary yang juga duduk diatas kap mobilnya dengan makanan ditangannya. Mereka menunggu kedatangan Yuno dan Si kembar sambil memantau Megan dan teman barunya. Wanita itu jauh lebih mereporkan dari siapapun yang pernah diancamnya. Sedang Rose tampak tidak terlalu peduli dengan hal tersebut.

"Dia akan segera keluar dari Bar." Kata Ten, dia berlari pelan ke arah kedua orang gila untuk memberikan informasi. Pakaian mereka malam ini serba hitam sejujurnya sangat mengganggu, dia tidak nyaman menggunakan warna ini.

Seducing By Devil | Jaeyong ✔Where stories live. Discover now