'O9

23 4 0
                                    

━ 🎑👣

Soobin memimpin perjalan kawan-kawannya menuju Daerah Barat. Hari sudah semakin gelap ditambah cuaca yang cukup dingin. Hingga buat salah satu dari mereka bersin tak kunjung berhenti. Mendengar itu, Soobin khawatir dan menghentikan perjalanan untuk sementara.

"Renjun, lo masih kuat? Kalo belum kita berhenti dulu aja, sekalian istirahat. Bulan purnama juga udah muncul. Kita seharian juga belum istirahat 'kan selain sarapan tadi?"

"G-gak.. gue gapapa kok. Kita lanjut aja. Jeno tadi katanya sekilas ngeliat ada papan nama tulisannya──"

"Welcome to Walesland" sahut Jeno memotong maksud Renjun.

"Ha? Sebelah mana? Perasaan tadi gue gak liat apa-apa deh. Selain──"

"Tuh Bin. Dibalik pohon gede itu ada. Coba mata kalian pertajam ngeliat ke arah sana, ya meskipun agak gelap sih." Jeno mencoba menjelaskan agar kawannya yang lain dapat melihatnya juga.

Mereka menurut seperti ucapan Jeno, lalu setelahnya entah kenapa tiba-tiba mereka takjub dengan ketajaman mata Jeno.

"Woah, Jen! Padahal kita gak ada yang bawa senter loh. Mata lo tajem banget, gila!"

"Biasa aja sih." Jeno menanggapi ucapan Jihoon dengan ekspresi datarnya.

"Buset nih orang. Jutek amat." Gumam Jihoon kesal.

"Oke! Berarti beberapa langkah lagi kita udah memasuki area Walesland. Karena kita udah di──"

Ctak!

Ketika Soobin tengah membicarakan rencana selanjutnya, tiba-tiba anak panah lewat di depannya dan hampir saja mengenai wajah tampannya. Beruntungnya tidak, sebab anak panah tersebut menancap di batang pohon yang berada di belakangnya.

Tak hanya Soobin yang terkejut, begitu pun kawan-kawannya. Kala itu ekor mata Felix menangkap siluet seseorang yang bersembunyi di balik pohon di hadapannya.

Tanpa diperintah pun, kini orang tersebut keluar dengan busur panah ditangannya dan 'sesuatu' yang melingkar di area pinggangnya. Saat Felix ingin menanyakan perihal siapa dirinya, orang tersebut berbicara.

"Bodoh. Kalian bodoh. Tau ada papan nama di situ kenapa gak sembunyi? Cepat ikut gue. Gue jamin kalian bakal aman."

"Siapa lo? Kenapa tiba-tiba seolah-olah mau nyelamatin kita?"

"Bin, lo lupa? Lo sendiri kan yang ngomong ke kita, kalo di sini penjagaannya ketat. Bener kata orang itu, kita harus segera nyari tempat sembunyi sebelum kita jadi santapan mereka."

"Tapi Min, kita gak bisa percaya gitu aja kan sama dia? Apalagi tadi dia hampir ngebunuh gue."

"Ah iya, gue lupa satu hal. Di antara kita semua, yang cuma bisa liat hollowgast cuma lo, 'kan? Jadi, apa dari tadi lo gak liat mereka ada di sekitar kita?"

"Seungmin, kalo tadi gue liat mereka, udah dari tadi juga kalian gue amanin──"

"Bisa aja lo jebak kita, 'kan?" Hyunjin tiba-tiba menyahuti penjelasan Soobin.

"Damn. Lo masih gak percaya sama gue, Hwang Hyunjin?──"

"Woy, kalian beneran cari mati ya?" Ternyata sedari tadi orang tersebut masih menunggu mereka. Bahkan menonton perdebatan Seungmin dengan Soobin.

Setelah mengatakan itu, salah satu dari mereka melangkah dengan yakinnya lalu berdiri tepat di samping orang tersebut.

"Loh pak, kok lo tiba-tiba di situ sih?"

"Gue bukan bapak lo ya. Terserah, kalian mau ngikut gue atau mereka. Gue gak mau buang waktu."

"Gimana nih Kyu, bapak kita ngikut yang sono. Terus kita ke mana?"

"Lo inget kata gue kan, Hoon? Gue ngikut apa kata pak tua aja."

Setelahnya, Junkyu juga dengan yakinnya melangkahkan kakinya menuju Yoshi atau biasa yang mereka panggil Pak tua. Jihoon gelisah dengan perlakuan Yoshi dan Junkyu yang tiba-tiba. Ia takut itu hanya jebakan, begitu juga dengan Hyunjin dan kawannya, tetapi semenjak ia bertemu dengan Soobin dan Renjun, entah kenapa ia merasa akan baik-baik saja.

Jihoon mulai melangkah kakinya, tapi tak menuju Yoshi ataupun Junkyu, melainkan Soobin. Ia mencoba membujuk Soobin untuk mengikuti kawannya.

"Bin, bener apa kata Yoshi. Kita harus cepet. Jangan buang waktu. Mungkin aja orang itu bisa bener-bener bantu kita, 'kan? Ya.. meskipun gue agak ragu sih. Tapi gue percaya sama lo. Ah, lo tau ga? Orang itu juga bawa pedang. Menurut buku yang pernah gue baca, pedang itu bukan cuma pedang biasa. Hanya ada dua di dunia ini dan sesaat pedang itu ada di jamannya. Dan lo tau itu pedang milik siapa? Nakamoto Yuta."

Mendengar nama 'orang itu' disebut, mata Soobin terbelalak. Ia hampir tak percaya mendengar perkataan Jihoon jika saja ia tak melihat pedang yang dimaksud Jihoon. Nakamoto Yuta adalah seseorang yang sangat berjasa dan begitu penting bagi Soobin.

Soobin sedikit ragu untuk mengikuti Yoshi dan kawannya. Tapi kakinya melangkah sesaat maniknya melihat hollowgast dari kejauhan. Tak banyak cakap, Seungmin, Renjun, begitu pun kawan-kawannya juga mengikuti pergerakan Soobin. Entah kenapa Seungmin merasa bahwa Soobin melihat sesuatu, maka dari itu ia mengikutinya.

"Okay. Sekarang lo mau bawa kita ke mana?"






"Markas gue."















**

Jangan lupa bintangnya kawaand!
yuu antar Soobin dan kawand²nya ke save place🫶🏻

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rétter | 00 & 01 lineWhere stories live. Discover now