O5

469 60 1
                                    

"kau kenapa Jihoonie ? Ada apa denganmu" Jeonghan menggenggam tangan Jihoon yang sedang terlelap di atas kasurnya. Jika saja Bumzu tidak menyuruh Jeonghan melihat keadaan jihoon, maka entah bagaimana nasib Jihoon sekarang.

Kerjapan mata jihoon, menarik perhatian Jeonghan "sudah bangun?! Butuh minum ji?" Dengan lemah Jihoon menggeleng dan tersenyum kecil. Sekilas dia melihat tangannya yang diplester. "Jangan menyakiti dirimu sendiri ji. Lihatlah tangan indah mu hancur" Jihoon melebarkan tangan mengkode jeonghan untuk memeluknya. Han yang paham langsung menghambur memeluk jihoon dan mengelus pelan kepalanya "itu diluar kendaliku hyung. Aku tak apa" Jeonghan mengangguk pelan.

"Aku sangat menyayangimu. Jangan tinggalkan aku oke?" Jihoon terdiam dengan perkataan Jeonghan. Kembali terpikir oleh nya tentang harapan banyak orang sedang dia tak berdaya disini. "Aku.. tak bisa janji hyung" lemahnya perkataan Jihoon, membuat jeonghan seakan mengerti jika adik nya ini butuh istirahat untuk konser besok.

"Jja! Istirahatlah lagi, besok akan menguras banyak emosi mu bukan? Kita harus konser besok" Ditariknya selimut hingga menutupi sebagian tubuh Jihoon, di elusnya kepala Jihoon. "Mimpi indah, hiduplah dengan baik, sehat selalu, aku menyayangimu ji"






















































"Woozi! Ayo bersiap. Sebentar lagi giliranmu" Jihoon menganggukkan kepala tanda mengerti. Kegugupannya yang tak terbendung, hingga jari - jarinya menjadi sasaran digigitnya. Dengan balutan baju putih, semua orang menunggu lagu seperti apa yang ditampilkan Jihoon. Mengingat saat rehersal tak ditampilkan.

"Jja! Woozi stand by!" Suara staff kembali terdengar, Jihoon sekarang sudah siap untuk tampil "woozi! Masuk!" Akhirnya yang ditunggu tunggu telah datang. Jihoon dan lagu yang akan dibawakannya.

Jihoon POV

Play - miracle by woozi

gamanhi noereul boda saenggakhaesseo. jigeum nega nae ape ittaneun ge nollawoseo
(Aku melihatmu dalam diam, memikirkanmu. Mengejutkan kau ada didepanku)

Saat trainee ketika semua orang terkagum memuji tarian seorang Kwon Soonyoung, Aku menjadi seorang pengagum rahasia, melihatnya dalam diam di sudut ruangan. Memikirkan bagaimana bisa ada orang sehebatnya.

Terkejut tatkala dia berjongkok didepanku sembari mengulurkan tangan. "Ayo ji kita menari bersama!" Wajah ceriamu, bagaimana aku bisa menolaknya?

Eotton uyeondeuri ssahigo ssahyeoso, neoreul nae ape deryeodajwotneunji.

(Banyak kebetulan yang selalu terjadi, hal yang membawamu ada dihadapanku)

"Ayo ikut aku ji!" Hanya memberikan tatapan sinis yang kulakukan. Namun, tetap tak kau tanggapi delikanku. "Ayolah ji! Kapan lagi kita ada waktu senggang. Kita harus berkeliling melihat bunga berguguran!" Sekeras apapun aku menolak, tetap kau seret juga tangaku dan kau bawa ragaku bersama mu.

suman gajiye ganeungseong junge.
ttak hanaye gijeogi. nunape chajaon geoya

(Dari puluhan ribu kemungkinan
Hanya ada satu keajaiban. Itu akan muncul di depan matamu)

Hingga akhirnya kehadiranmu yang sangat berharga selalu menjadi yang diinginkan.

SOLITUDE ! soonhoonWhere stories live. Discover now