Bagian 02.

1 0 0
                                    

Shan memijat pelipisnya dengan kuat, setelah pulang dari rumah sakit. Tubuhnya yang kurus seketika menjadi lemas.

Sejak sore perutnya belum ia isi sama sekali, jam sudah menunjukan pukul 21:30.

Pintu depan rumahnya terbuka lebar, hal itu membuat Shan menghentikan langkah kecilnya.

Shan tadi tidak membawa kendaraan saat ke sekolah, jadi sebelum masuk. Shan bersembunyi di balik pohon.

Tak lama suara teriakan, lalu pecahan barang menjadi hal menakutkan yang di dengar Shan. Ini bukan pertama kali kedua orangtua nya bertengkar.

"Aku mau kita cerai!"

"Aku capek ngurusin Shan, di tambah sama jalang kamu!" Teriakan Shenna membuat Shan membeku di tempat.

"Besok aku mau kamu ke pengadilan. Kamu gak pernah anggep aku ada Mas. AKU CAPEK!!!"

"Mau cerai dari saya?!" Kini suara berat Liam menggema di rumah besar nan megah itu, mirisnya tidak ada keharmonisan di dalamnya.

"Inget, kamu gak akan pernah lepas dari saya!!"

"Karena kamu itu istri yang bodoh. Dan gak berguna, kamu cuman bisanya foya-foya. Jadi gak ada pria yang mau biayain hidup kamu."

"kalo mau cerai."

"Cari pria sederajat dulu seperti saya!" Itu kalimat terakhir Liam. Setelahnya suara deru mobil Liam meninggalkan keheningan.

Shan mengehela nafas kesal. Dia tidak ingin pulang, karena nyatanya Shenna tidak mengharapkan kehadirannya.

"Shit!" Ia berbalik keluar dari rumah. Malam ini dia ingin kabur, hanya Liam yang menjadi penyemangatnya untuk pulang ke rumah.

Ponselnya mendadak mati total.

Shan hanya butuh tempat untuk tidur semalam saja, untuk meredakan rasa laparnya. Ia ingin segera tidur, lalu besok ia tinggal mengambil mobil di rumah. Lalu pergi dari Shenna sejauh mungkin.

Hatinya tidak bisa berbohong jika dia sakit hati oleh ucapan Shenna.

Jika memang Ia tidak di inginkan. Kenapa dia harus di lahirkan, lalu Liam yang mempunyai istri lagi membuat Shan muak.

Namun Liam sumber untuk Shan hidup di kala Shenna selalu mengacuhkannya, berpura-pura menganggap Shan tak pernah hadir di kehidupannya. Shan hanyalah beban dan karma bagi Shenna.

Shan tersenyum pedih meratapi nasibnya yang buruk, lalu semua menjadi gelap.

°°°°°

Suara bising dari motor, mengawali pagi Shan. Ia membuka mata perlahan, menatap aneh ruangan yang saat ini di singgahinya. "Anjing!"

Shan buru-buru menyingkap selimut, menarik tas selempang miliknya. "Shit!"

"Gua dimana bangke." Umpatan Shan tak berhenti ketika dia bangun di kamar seseorang. Dia takut di culik.

Kakinya melangkah meninggalkan ranjang, membuka pintu. Lalu menuruni undakan tangga secepat kilat.

Shan berhenti di pintu utama.

Ketika punggung seseorang yang pertama ia lihat. Dia tidak tau keberadaan Shan karena sedang sibuk memperbaiki motornya.

Dengan emosi Shan berjalan menghampiri sosoknya, menarik kaos belakang lelaki tersebut. Namun karena reflek yang bagus. Shan kini yang di apit di lengan besarnya. "Anjing! LEPAS!!"

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang