enyahlah dari hidupku..

Start from the beginning
                                    

Tokkk..

Tokkk

" masuk" ucapku tanpa melihat siapa yg mengetuk pintu dan masuk.

" mf pak, ada pak widura ingin bertemu anda dia sudah menunggu di ruang rapat." ucap erik. Aku mengkerutkan dahiku bingung. Ada apa om widura datang kesini. Sepertinya aku tak pernah membuat janji.

" baik lah aku segera ke sana. Owh ya erik apa km sudah menyelesaikan tugas proyek pembangunan di sumatra" tanyaku ingin tahu.

" semua sudah hampir selesai pak. Tinggal beberapa bagian saja" jawabnya. Bagus. Ternyata erik dapat aku andalkan juga.
Proyek itu harus segera kelar bulan ini.

" ya sudah,km istirahat saja dulu. Biar saya temui pak widura dulu " ujarku seraya berlalu dan menuju ruang rapat.

" baik pak" jawabnya seraya membungkukan badannya.

***
Kulihat om widura tengah menerima telfon dari seseorang ketika aku telah sampai di ruang rapat. Niatnya ingin menyapa tapi aku urungkan. Sepertinya percakapan itu sangat serius terlihat dari wajah om widura yg sepertinya tengah menahan amarahnya.

" pokonya saya ga mau tau. Saya mau besok km laporkan pada.segera" ucapnya tegas seraya menutup telfonnya.

" mf om dah nunggu lama" ucapku sambil mencium tangan om widura. Gini 2 aku jg masih punya sopan santun yg tinggi. Hormatilah orang yg lebih tua dari kita.

" tidak apa, "

" om mau minum apa, biar ali suruh ob buat bikinin minum" tawarku.

" tidak usah, om kesini cuma mau ngomongin sesuatu sama kalian" kata om widura yg membuat ku bingung.

" kalian, maksud om dengan kalian" tanya ku.

" oh itu____"

" mf saya telat" owww suara itu. Aku kenal siapa pemilik suara itu. Meski baru beberapa hari tapi aku hafal bener suara dia seperti apa.

" lohhh,kamu" ucap kami bersamaan.

Prily pov.

Baru saja beberapa jam tidur aku sudah di bangunkan oleh mamah ku. Ya tuhan aku butuh istirahat. Apa tidak ada waktu buat aku istirahat.

" prily cepat bangun, papah mu td menelfon. Km di suruh ke kantor BB group." teriakan demi teriakan mamah lontarkan. Lama kelamaan telinga ku bisa pecah kalau begini terus.

" ya mah. Ily dah bangun" ucapku malas. Lagian mau ngapin coba ke kantor. Pekerjaaanku lebih penting dari pada urusan kantor.

" astaga Prily. Cepat papah sudah menunggumu." ucap mamah kesal karena aku madih bergulung di selimut.
Tiba2 mamah menarik selimut yg membalut tubuhku.
Aku mendengus kesal. Emang ya mereka tak pernah mengerti aku. Selalu saja memaksa. Ckkk

" ya udah sih mah. Ngapain coba ily di sutuh ke kantor. Kan mamah tahu ily ga ngerti masalah begituan."

" mamah ga tau, td papah cuna bilang km seruh ke kantor. Katanya ada yg mau di omongin. " jawab mamah.

" awww" rintih ku saat mamah mencoba untuk membangunkan ku.

" masih sakit sayang, owh ya ampun mamah minta maaf sayang mamah ga ber maksud___"

" dah mah ga papa, cuma masih sedikit perih saja" potong ku cepat. Jujur ini sangat perih bngt. Mungkin luka goresan ini cukup dalam. Ini gara2 roy. Sialan kau roy. Batin ku.

" ya sudah ily berangkat. " lanjutku. Mamah tersenyum penuh ke menangan saat aku mau menuruti nya.

Setelah berganti pakaian. Simple sih kaos oblong putih, celana jeans dan sepatu cat. Aku segera bergegas ke kantor BB group. Yg setau aku itu adalah kantor om prasetyo.
Jadi maksud papah nyuruh aku ke sana apa?
Sepertinya ada sesuatu yg ga beres ini.
Di jalan menuju kantor tiba2 edrik menghubungiku.

" halo drik ada apa" jawab ku to the point.

" hanya mau memberitahu mu sya. Roy kabur" ucap edrik di sebrang sana.

" apa roy kabur. Bagaimana bisa. " aku berteriak pada edrik. Aku tak percaya kalau roy kabur. Astaga.

" ya sya aku jg blm ke markas, aku banyak kerjaan di kantor. Aku baru tau dari martin td. Lebih lanjutnya nanti aku kabari" jelas edrik.

" ok. Aku tunggu. Dan pastikan roy kembali di tangkap. Karna dari dia kita bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan lie wong cho."

" baik. " jawab edrik sebelum sambungan telfon terputus. Pikiran ku melayang entah kemana. Memikirkan roy yg kabur.
Kurang ajar. Akan aku pecat mereka jika ada salah satu anggota FBI  yg berani berhianat.

Setengah jam berlalu. Akhirnya aku sampai juga di kantor om prasetyo. Kuparkirkan mobil lamborjini hitam milikku. Bergegas menuju ruangan yg sudah papah kasih tau.
Tapi aku kan tidak tahu di mana ruangan itu.

" mf mba, bokeh tanya ga. Ruang raoat sebelah mana ya" tanya ku pada resepsionis yg bernama wulan itu.

" anda mencari siapa? Apa sudah buat janji sebelumnya" dia bertanya balik sambil memperhatikan ku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

" saya mau bertemu papah saya, pak widura. Dia sedang berada di sini" ucapku. Wulan Sepertinya tak percaya dengan apa yg aku ucapkan.

" baik,anda lurus saja dari sini, di ujung sana anda belok kiri. Nah ada pintu coklat. Di situ letak ruangannya" 

Pada akhirnya dia memberitahu ku. Ckkk
Ku percepat langkah ku,setelah menemukan pintu coklat yg di maksud wulan aku bergegas membuka pintu.

" mf saya telat ucapku tak enak. Walau emang sengaja.
Papah menoleh ke arah pintu begitu juga lelaki yg sedang bersama papah. Oh my gosh. Dia lg.

" lohhhh,kamu" tanpa di duga kami mengucapkan kalimat itu bersama.
Dasar ikut2 tidak ada kalimat yg kain apa. Batin ku kesal.

" ada apa papah nyuruh aku ke sini" tanya ku langsung to the point. Aku paling ga suka orang yg bertele tele dan mengulur waktu.

" Prily, jaga bicara km,tidak sopan" tegur papah. Kulirik ali yg tengah tersenyum sinis. Berani seperti itu akan ku hajar dia.

" papah nyuruh km ke  sini itu mau membicarakan pernikahan kalian. Biar gampang ngomong nya kalau km sama calon suami km ada"

" apa, no pah ily blm ke pikiran buat nijah secepat itu. Lagian ada hal yg harus ily selesaikan" tolak ku mentah2.

" ya om ali rasa juga begitu. Ali harus menyelesaikan proyek pembangunan.tahun ini. Lagian ali rasa blm mampu untuk menyukupi krluarga ali nanti." penolakan juga di lontarkan ali.

Yess.. Masih ada harapan buat keluar dari pertunangan ini.

" om rasa, kekayaan om dan papah km mampu untuk mencukupi kalian. Jadi km ga usah bersusah2 untuk bekerja keras" papah memcoba untuk menghasut ali. Semoga dia tidak terhasut. Lagian siapa sih yg mau nikah sama dia.

Aku tak lg mendengarkan percakapan tak penting mereka. Aku hanya sibuk berkutat dengan handphone ku. Sms dari edrik membuat ku terkejut.

" sya,roy sedang bersembunyi di dekat kantor BB GROUP  dia sedang beraksi kembali"

Begitulah sms dari edrik.
Ku telfon edrik supaya lebih jelas.

" halo edrik. Di mana. Ok saya ke sana sekarang. Ya saya jg lg di sekitar sini.ok." ucapku tanpa memperdulikan tatapan tajam dari papah serta tarapan bingung dari ali.

" mf saya ada urusan. " ucapku berlalu. Papah sudah memanggilku dari dalam.
Mf pah tidak bermaksud. Tapi ini ada hal yg lebih penting. Batinku

Gadis BrandalanWhere stories live. Discover now