"Sayna ak—"

"Ka Skala"

Keduanya saling melirik saat tak sengaja keduanya berbicara bersamaan. Sayna kembali menunduk, membiarkan Skala berbicara duluan.

"Aku minta maaf atas kejadian di sekolah dan,,, tadi" Skala menunduk menyesal. "Maaf aku tak bisa mengontrol emosi ku dan hendak memaksa mu lagi. Maaf kan aku juga yang telah membuat mu malu di sekolah. Aku hanya ingin orang lain tahu kalau kau adalah istriku"

"Sayna juga minta maaf" ucap gadis itu masih dengan sisa tangisnya.

"Sudah yah jangan menangis" Skala mengusap lembut kedua pipi Sayna. "Kau malu yah menikah dengan om-om seperti ku?" Tanya Skala. Pria itu tersenyum getir mengingat ucapan Sayna kepada Arthur jika dirinya malu.

Sayna lantas menggeleng cepat. "Enggak ka, maafin Sayna. Sayna cuma malu kalo disangka menikah karna,,,,,, hamil diluar nikah" cicitnya pelan di akhir kalimat.

Skala terdiam sejenak. "Jadi, kau tak malu menikah dengan om-om seperti ku?"

Sayna menggeleng. "Justru Sayna seneng bisa nikah sama kaka. Makasih udah ngeluarin Sayna dari kehidupan yang kelam sebelumnya"

Skala mendekap tubuh mungil Sayna kedalam pelukannya, mengelus rambut panjang gadis itu dengan lembut. "Bagaimana jika kita mengadakan resepsi pernikahan besar-besaran?"

"Hah?" Sayna mendongak, menatap pria itu.

"Kita akan mengadakan resepsi lagi, tapi kali ini aku akan mengundang semua orang"

"Banyak yang belum tau tentang pernikahan kita Sayna, kau tidak mau kan orang lain berbicara yang tidak-tidak tentangmu. Maka dari itu aku akan mengundang semua orang di acara resepsi kita nanti. Biar mereka tau kalau kau adalah istri sah dari Skala Mahendra" lanjut Skala panjang lebar.

Sayna mengangguk setuju setelah lamanya terdiam. Tak ada salahnya juga mengadakan resepsi lagi.

"Sebentar, aku akan menelpon seseorang"

Sayna melepaskan pelukannya, membiarkan Skala merogoh ponselnya yang berada di kantung celana. Pria itu mendial nomor asistennya, berbicara tentang acara resepsi pernikahan yang akan berlangsung malam ini.

"Hm, baik Roy. Aku ingin malam ini juga"

"Ka—" Sayna hendak protes, namun Skala menaruh jari telunjuknya di bibir, seolah menyuruhnya untuk diam.

"Ya, keluarkan uang berapapun yang mereka minta. Pastikan acara malam ini berjalan lancar"

Tut

Skala mematikan sambungan telpon sepihak. "Kenapa hm?" Tanyanya pada Sayna yang masih menatapnya.

"Resepsi nya malam ini?" Skala mengangguk santai. "Kaka yang bener aja. Kenapa mendadak?"

"Lebih cepat lebih baik sayang. Sudah kau mandi dulu, sebentar lagi perias akan datang"

Cup

Skala mengecup pucuk kepala Sayna sebelum melangkah keluar kamar. Sedangkan Sayna, gadis itu masih menganga melihat kelakuanku suaminya yang begitu santai.

•••••

Tepat pukul 19.15 acara dimulai. Skala menyewa gedung untuk keberlangsungan acara. Semua rekan bisnis maupun pegawai kantor, diundang. Di luar gedung sudah ada beberapa bodyguard yang berjaga.

Sayna memakai gaun berwarna putih, sedangkan Skala, pria itu memakai jas hitam. Keduanya tengah duduk berdampingan layaknya pengantin baru.

"Kau sangat cantik Sayna" bisik Skala, tak henti-hentinya pria itu menatap wajah istrinya.

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now