Bab 4: Tanpa Sengaja Menciumnya

Start from the beginning
                                    

Chu He yang masih setengah sadar bahkan ikut terkejut melihat mayat di sana. Xiao Jinyu meminta Xiao Jinli untuk membantunya membawa mayat itu ke dalam rumah. Chuchu menawarkan untuk mengotopsi mayat itu. Sedangkan Chu He masih dibiarkan duduk di luar sendirian.

Xiao Jinli kembali ke luar untuk memapah Chu He masuk ke dalam rumah gubuk milik si dukun. Sesampainya di sana, semua orang mengambil bagiannya masing-masing. Kecuali Chu He tentu saja. Tidak ada yang bisa dilakukan orang mabuk.

Xiao Jinli setelah melalui banyak penyelidikan tentang ayah mereka berdua, Xiao Heng, akhirnya petunjuk mengarah ke sini. Dan ditambah dengan kesaksian Chuchu, dia sangat yakin bahwa dukun yang dekat dengan Chuchu itu adalah ayah mereka.

Apalagi bukti diperkuat dengan tanda pertunangan milik ayah mereka yang sama dengan milik ibu mereka. Yaitu berupa dua buah batu yang dijadikan ukiran sepasang berwarna hijau tua dan cantik. Dan hanya ada sepasang itu di seluruh dunia. Itu karena ukiran yang ditorehkan adalah adalah hasil karya Xiao Heng dan bahkan batu yang digunakan bukan batu dengan kualitas tinggi. Akan tetapi batu-batu itu dambil dari kolam di kediaman Xiao. Ayah mereka memang unik.

Singkat cerita, akhirnya Chuchu berhasil mengidentifikasi mayat yang ternyata adalah seorang kasim. Dan juga Xiao Jinyu yang dibantu oleh Chuchu berhasil mengidentifikasi penyebab kematian kasim itu. Dan ketika mereka sedang mempraktekan bagian terakhir adegan kematisan di kasim, Chuchu yang sedang memperagakan bagian si kasim akhirnya mati dan akan jatuh ke atas tanah, secara refleks Xiao Jinyu menangkap Chuchu dengan kedua tangannya.

Chu He yang melihatnya seketika membelalakkan mata. Dia segera menarik Chuchu dan mendorong Xiao Jinyu menjauh.

"Apa yang kau lakukan? Dilarang mengambil kesempatan dari adikku. Dasar pria mesum! Pergi! Pergi!" Chu He dengan geram memelototi Xiao Jinyu dengan marah.

Melihat adik kesayangannya di dorong, Xiao Jinli segera berada di depan adiknya dan menghadang setiap umpatan dari mulut Chu He dan dia juga membalas dengan memeluk Chu He.

Chu He yang lagi-lagi melihat tingkah Xiao Jinli semakin marah. "Apa yang sedang coba kau lakukan? Aku belum membuat perhitungan dengan adikmu karena berani menyentuh adikku."

"Aku juga belum membuat perhitungan karena adikmu juga menyentuh adikku. Kau kira adikku bisa disentuh seenaknya. Kau..."

"Gege, bisakah gege tidak melanjutkan hal ini? Kali ini aku juga yang menyinggung Chu He. Ini terlihat sangat memalukan. Sudah, ayo kita pergi dulu." Xiao Jinyu memarahi kakak laki-lakinya itu dan dia memandang Chuchu. "Maafkan kakakku."

"Maafkan kakak ku juga. Dia terlihat sangat mabuk berat. Kurasa dia perlu pulang dulu dan beristirahat." Chuchu menambahkan.

"Aku akan mengantarnya pulang." Xiao Jinli menawarkan diri ketika dia melihat bahwa adiknya ingin mengantar dan juga mengambil kesempatan untuk lebih dekat dengan Chuchu. Dan Xiao Jinli hanya bisa membantu dengan cara membawa pulang Chu He.

"Baik."

"Ke sini!" Xiao Jinli merapatkan pelukannya atas Chu He. Dan dia segera membawa keluar pria mabuk itu.

Karena efek anggur dan juga hari yang mulai malam, kepala Chu He mulai terasa sangat berat. Dan bisa dipastikan dia tidak mengetahui tanah dan udara saat ini. Jadi ketika Xiao Jinli menariknya, dia sama sekali tidak tahu dan tidak sadar. Bahkan ketika Xiao Jinli memapahnya, pria itu sama sekali tidak melawan.

Ketika Xiao Jinli dan Chu He masih setengah jalan menuju ke rumah keluarga Chu, tiba-tiba Chu He ambruk dan berat tubuh pria itu sepenuhnya menimpa Xiao Jinli. Dan tidak perlu ditanya lagi apa yang terjadi selanjutnya, tentu saja Chu He jatuh menimpa Xiao Jinli.

Dan hal yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak Xiao Jinli terjadi. Bibir Chu He menyentuh bibir Xiao Jinli. Chu He tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sedangkan Xiao Jinli sadar sepenuhnya.

Dia mengalami shock sesaat. Chu He mabuk serta berbuat konyol, dan dia tidak sengaja mencium bibir pria itu. Akan tetapi dia sama sekali tidak merasa aneh atau jijik dengan ciuman sesama pria itu. Bahkan dia merasa ada rasa manis bercampur dengan bau alkohol. Dia sudah merasa aneh ketika dia pertama kali berdebat dengan pria yang sedang jatuh di atasnya ini.

Xiao Jinli bukanlah orang yang suka bertele-tele dan memperumit sebuah perasaan. Dan kali ini dengan kejadian yang baru saja terjadi, yang menurutnya dewa merestui perasaannya, yang tidak terduga ini, dia yakin dengan apa yang sedang dia rasakan terhadap pria ini.

Dia jatuh cinta. Sama seperti adiknya yang sedang memperjuangkan Chuchu. Dan kali ini dengan cepat dan tidak masuk akal dia akan mulai mengejar pria ini.

Setelah meyakinkan diri sendiri dan memeluk Chu He, Xiao Jinli sudah memutuskan dengan cepat. Bahkan ciuman itu belum selesai. Hati Xiao Jinli terasa lega setelah mengakui perasaannya. Keputusan ini mungkin salah dan aneh dimata orang-orang. Akan tetapi dia akan mengambil resiko.

Xiao Jinli memperdalam sendiri ciuman yang berawal dari ketidak sengajaan. Sedangkan Chu He hanya mengikuti alur diantara ketidaksadaraannya. Jika dia tahu apa yang terjadi malam ini, mungkin dia akan membunuh Xiao Jinli dan kemudian bunuh diri.

****************

[BL] The General and His ForensicsWhere stories live. Discover now