Theana mengalihkan pandangannya pada sahabatnya. "Dih, bahasa lo berat juga."

Keifani mulai mengunyah kentang goreng bersama McFlurry Matcha, Theana meringis jijik.

"Lo aneh banget, di mana-mana orang makan kentang goreng temannya saos sambel atau saos tomat, lo malah celupin kentang lo ke ice cream!"

Keifani memberikan kentang gorengnya yang sudah dicocolin McFlurry. "Ini enak tahu, lo harus cobain."

"Ogah!" tolak Theana. "Eh, eh, bentar. Kei, itu bukannya Bella, ya?"

Keifani menolehkan kepalanya pada sosok yang ditunjuk Theana, matanya membulat ketika matanya menangkap sosok yang dimaksud sahabatnya.

Arbella---kekasih dari suami kontraknya.

Benar-benar Bella!

"Sama siapa tuh?"

Keifani menyipitkan matanya, ingin memastikan siapa lelaki paruh baya itu yang bersama Bella saat ini. "Gue nggak tahu."

"Jangan-jangan...."

Keifani menoleh kembali pada Theana. "Jangan-jangan apa?"

"Itu sugar daddy-nya Bella."

***

Keifani pulang setelah mendapat kado yang cocok untuk anak kedua Salwa, sebuah stroller berwarna biru dengan harga yang lumayan. Mereka akhirnya sepakat patungan, bukannya karena pelit hanya saja ketiganya memikirkan kado yang bisa dipakai Sabil sampai berusia lima tahun dan pilihannya jatuh pada stroller.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.09 ketika sampai di apartemen, langkahnya terhenti ketika dia melihat Darius duduk di sofa depan TV dengan botol bir di tangannya. Matanya menyapu ke atas karpet yang berantakan penuh dengan kaleng bir bekas lelaki itu minum.

Ada apa dengan Darius? Tumben lelaki itu minum di apartemennya? Karena sejak mereka tinggal bersama, Darius membuang semua kaleng birnya di kulkas. Lelaki itu selalu melampiaskan pada belasan kaleng bir ketimbang merokok ketika ditimpa masalah.

"Mas, ada apa?" Keifani mendekat tetapi tetap menjaga jarak ketika mata Darius menatapnya.

"Bella, Kei. Dia nggak ada kabar sama sekali." Darius sepertinya setengah sadar, karena meski menjawab matanya sudah hilang fokus.

Ngomong-ngomong soal Bella, yang dilihat di PIM itu benar-benar kekasih dari suami kontraknya. Dan apa lelaki itu bilang? Bella tidak ada kabar, sedangkan Bella terlihat santai dengan berjalan-jalan di mal bersama....

"Saya ngerti kalau dia sibuk tapi nggak biasanya dia menghilang selama ini. Seminggu, Kei, seminggu saya nggak bisa hubungin dia!"

Lamunan Keifani buyar, dia menatap Darius yang terus mengoceh tak jelas. Sebaiknya dia membawa lelaki itu ke dalam kamarnya untuk istirahat, karena percuma mengajak Darius bicara sekarang juga, lelaki itu tidak dalam keadaan sadar 100%.

Besok sajalah.

Maka dari itu dia kembali memapah tubuh besar Darius dengan susah payah membawa ke kamar lelaki itu, kedua kali menopang tubuh Darius tetap membuatnya kewalahan.

Napas Keifani ngos-ngosan, dia memperbaiki letak tubuh Darius agar lebih nyaman. Beruntung lelaki itu sudah mengganti kemeja yang biasa dipakai ke kantor dengan kaos rumahnya.

Baru saja Keifani berbalik, suara Darius menahan langkahnya.

"Bella, kamu di mana?"

Keifani menatap lekat lelaki itu yang terus saja menyebut nama kekasihnya dengan mata tertutup, dia duduk di pinggir ranjang tanpa melepas tatapannya. Tangannya bergerak mengelus dahi Darius lembut seolah takut membangunkannya, sadar yang dia lakukan segera saja menarik tangannya. Keifani menarik selimut untuk menutup tubuh Darius, sebelum beranjak meninggalkan kamarnya.

"Selamat tidur, Mas." Keifani mematikan lampu kemudian menutup pintu.

Dia bergerak cepat membersihkan kekacauan yang dibuat suami kontraknya, dengan memungut kaleng bir yang sudah kosong lalu membuangnya ke tong sampah di dapur. Setelah menyelesaikan tugasnya Keifani beranjak masuk ke kamarnya mengganti baju.

Dia termenung seraya menatap langit kamar dengan pandangan kosong, banyak pikiran yang menyerang kepalanya hingga membuatnya pusing. Jujur saja, dirinya tidak akan percaya jika tidak melihatnya tadi.

Bella selingkuh. Dua kata itu yang berputar terus di kepalanya.

Yang lebih parahnya dengan lelaki yang seumur dengan ayah dan papi.

Pemandangan di mal tadi jelas bukan kedekatan orangtua dan anak, juga bukan om dan keponakan.

Tetapi apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya pada Darius atau memilih diam saja, tetapi jika dia mengatakan tentang Bella. Apa Darius akan mempercayainya?

Keifani semakin bimbang. Namun, jika dia biarkan maka Darius akan semakin terluka.

***

BERSAMBUNG....

Untuk lanjutnya silakan vote dan komen banyak2 ya hehe

See you next part

Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now