Permintaan

369 38 1
                                    

Sudah dua hari berlalu, semenjak itu Kyo tidak pernah lagi menjaga Hinata di rumah sakit.
Kyo menyerahkan semua nya pada Kageyama. Hinata pun tidak masalah, ia paham bagaimana perasaan Kyo. Kyo juga bermaksud memberi waktu untuk Hinata dan Kageyama. Kageyama juga dengan senang hati menjaga, walau ia pun kadang merasa sulit.

Keadaan Hinata yang sekarang semakin buruk, kini ia sudah tidak bisa berjalan. Bahkan duduk pun sedikit sulit bagi nya Makan saja sudah susah untuk nya mengunyah. Dia yang biasanya bersemangat jika Kageyama membelikan nya sebuah coklat dan susu. Kali ini makanan itu hanya tergeletak di atas nakas di samping tempat tidur Hinata. Sudah dua hari Hinata tidak menyentuh makanan nya, ia hanya terus meringis kesakitan dan sesekali meminta air untuk minum.
Bahkan obat-obatan pun sulit untuk ia telan. Dokter hanya memberi nya obat melalui infusan. Itupun tidak ada reaksi. Setiap obat yang ada seperti di tolak mentah oleh tubuh Hinata.

Pagi ini, adalah hari ketiga dimana Kageyama menjaga Hinata 24 jam penuh. Kageyama terus terjaga setiap malam. Yang biasanya ia tidur di atas sofa. Kini Kageyama tidur dalam keadaan duduk di samping tempat tidur Hinata. Saat malam, setiap satu jam sekali Kageyama terbangun. Hanya untuk memastikan keadaan Hinata.

"T-tobio....a-aku ingin air" pinta Hinata dengan suara serak nya, pada Kageyama yang ada di samping nya tengah mengupas sebuah buah untuk Kageyama makan.

"Ah sebentar," Kageyama langsung mengambil gelas kaca kecil berisi air yang ada di nakas. Lalu memberikan nya pada Hinata. Hinata menyambut gelas itu dengan perlahan dan meminum nya dengan perlahan juga.

"Jika kau ingin sesuatu, gunakan tangan mu saja untuk menunjuk. Jangan paksa bicara" jelas Kageyama sambil membantu Hinata meminum air nya. Setelah di rasa cukup, Hinata memberi kan gelas itu kembali pada Kageyama.

Penjelasan Kageyama tadi hanya mendapat anggukan kecil dari Hinata. Tidak lupa dengan senyuman khas dari Hinata. Kageyama yang melihat nya ikut tersenyum juga. Keheningan kembali menimpa kedua nya. Kini Kageyama tengah asik memakan buah yang telah ia potong tadi sambil menatap serius layar tv yang ada di meja sebrang tempat tidur Hinata.

"Tobio, apa kau tidak latihan lagi?" Pertanyaan Hinata itu seketika memecah keheningan yang ada. Kageyama yang tengah asik memakan buah sambil nonton tv. Ia alihkan, menatap Hinata lekat sambil masih mengunyah buah nya.

"Tidak, aku berhenti" jawaban Kageyama kali ini membuat Hinata merasa bersalah. Ia berpikir bahwa karena nya lah, ia harus berhenti bermain volly. Kageyama terus menjaga Hinata.

"Maaf, karena ku. Kau jadi berhenti" ucapan Hinata seketika membuat Kageyama diam. Ia berhenti memakan buah nya, lalu meletakannya di atas nakas. Ia geser sedikit kursi nya agar lebih dekat dengan Hinata. Ia raih tangan kecil itu yang kini terasa sangat dingin dan sungguh pucat . Ia tatap lekat wajah pucat seorang bersurai orange di depan nya.

"Hey, kenapa kau minta maaf? Aku berhenti karena keinginan ku sendiri. Semua nya bukan salah mu, jangan pernah merasa bersalah. Dan juga jangan bikin  aku merasa salah dalam mengambil keputusan ini"

"Aku ingin disini, biarkan aku menjaga mu disini, Shoyo. Aku tidak mau pergi meninggalkan mu lagi." Ucapan halus dari Kageyama berhasil membuat tangis Hinata pecah. Ia meremas kuat tangan Kageyama.

Melihat Hinata yang menangis seperti itu, ia naik perlahan ke atas tempat tidur Hinata. Ia tarik tubuh kecil yang ada di hadapan nya ke dalam dekapan nya. Hinata merasa senang di peluk seperti itu, ia tenggelamkan wajah nya di bidang dada Kageyama. Membiarkan tangisan nya lepas, ia tidak ingin Kageyama pergi.

Merasa Hinata semakin mengeratkan pelukan nya, Kageyama langsung menarik kuat tubuh Hinata. Ia peluk kuat tubuh kecil yang ada di hadapan nya ini. Ia biarkan baju nya basah karena air mata dari Hinata. Ia biarkan Hinata melepaskan segalanya yang ia bendung selama ini.

Deep Inside Me || KageHina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang