It's Simple ✔️

7. Kesungguhan Gaara

"Gaara?",panggil Naruto menggumam.

Gaara pun tersenyum lembut mendengar suara yang dirindukannya.

"Aku berharap kau bisa memilihku setelah melepaskannya"

"..."

"Hehe.. tapi aku juga harus siap melepaskan, saat kau mungkin memilih orang lain, aku harus siap"

Naruto memejamkan mata kemudian melirik ke samping,"apa kau akan merasa malu saat menyampaikan itu langsung di depanku?"

"Hehe.. hm..",kekeh Gaara kemudian tersenyum kecut.

"Kalau kukatakan itu, kau mungkin menjauh, aku tidak memiliki kesempatan apapun... Bahkan jika aku tidak mendapatkan apapun selamanya"

"Hahh..",Naruto menghela nafas, nyatanya ia sama sekali tidak merasa terganggu dengan itu.

"Baiklah, lalu ada lagi?",tanya Naruto, mumpung dia tidak bisa pergi dengan posisi seperti ini, Gaara yang masih berada di atasnya.

"Aku ingin memilikimu, tidak hanya memintamu untuk tetap disisiku",ucap Gaara lesu kemudian mengecup singkat bibir Naruto.

Ia mungkin tidak akan memiliki keberanian untuk melakukan itu langsung, tapi ini hanya mimpi, ia bisa mengungkapkan semuanya, kan?

"Aku ingin menggapaimu, memelukmu, menjagamu agar tetap disisiku"

"...",Naruto diam dalam keheningan.

"Biarlah dia menyia-nyiakan perasaanmu, disini ada aku yang terus menunggu untuk kau balas perasaannya"

"...",Naruto mengerucutkan bibirnya tapi tetap diam.

Sebenarnya itu adalah pose tanpa sadar Naruto ketika ia merasa terhanyut dalam kata-kata Gaara, meskipun orangnya sendiri tidak menyadari ucapannya itu nyata, yang ia ucapkan langsung ke orang yang ingin ia sampaikan.

Naruto pun membuang nafas pelan, ia menaruh tangannya di atas pinggang Gaara.

"Kau sudah bekerja keras",ucap Naruto sementara tangannya yang lain menepuk pelan kepala Gaara.

"Hm..",gumam Gaara.

Naruto segera beranjak, ia menutup pintu setelah melirik Gaara yang nampak sudah tertidur lelap lagi.

'Aku akan memikirkannya, Gaara. Aku tidak pernah bermaksud membuatmu jatuh cinta padaku',pikir Naruto berbalik, berjalan pergi.

*****

Gaara menguap lebar kemudian berjalan ke kamar mandi untuk berbenah.

Disisi lain, Naruto terlihat menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dan Gaara sebagai tamunya.

"..."

"Naruto? Ohayou",sapa Gaara sembari berjalan mendekat.

"Ohayou",balas Naruto singkat kemudian duduk di tempatnya sendiri.

"...?",Gaara hanya menatap Naruto heran.

"Apa kau sudah menemukan sesuatu kemarin?"

'Nampaknya dia kembali seperti biasa lagi',pikir Naruto kemudian menjawab,"ya."

Gaara hanya mengangguk kemudian melahap sarapannya sendiri.

"..."

"Ngomong-ngomong, kemarin kau terlihat ingin mengatakan sesuatu",ucap Naruto berusaha memancing.

Gaara kemudian teringat dengan kejadian kemarin,"aku senang karena kau membawaku kesini, tapi sebenarnya aku berniat untuk pulang ke rumahku. Aku tidak sempat mengatakannya kemarin."

"Begitu..",gumam Naruto, padahal bukan itu yang ia maksudkan.

Setelah memakan sarapannya beberapa suap, Naruto berdiri dan menghampiri Gaara di seberang meja.

"...?"

"Apa?",tanya Gaara bingung, ia pun ikut berdiri.

"Cup!"

"...?!"

"Hmphh!",Gaara terbelalak, tidak menyangka Naruto akan melakukan itu terhadapnya.

"Na-ru..to?",panggil Gaara tidak mengerti apa maksud Naruto dengan melakukan itu.

Naruto memegang kepala Gaara dengan kedua tangannya, ia hanya menjilat bibir Gaara untuk meminta izin agar bisa menjelajah lebih dalam.

Gaara sendiri, tidak hanya kebingungan, ia bahkan tidak siap.

"Mm..",gumam Gaara dengan tubuh bergetar, matanya melototi tingkah Naruto terhadapnya.

'Apa dia menganggapku pelariannya sekarang?',pikir Gaara menggepalkan erat tangannya.

"Ngh?",lenguh Gaara ketika tiba-tiba menyentuh titik sensitif di dalam sana.

Ia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri karena ini benar-benar pertama kalinya baginya.

Dirinya bahkan membiarkan tubuhnya terdorong ke belakang.

'Apa yang akan terjadi padaku sekarang? Naruto, apa kau sengaja melakukan ini untuk mendorongku menjauh? Mengapa...?',pikir Gaara bertanya dengan pikiran kalut.

Jumat, 5 Agustus 2021
22:13