5. Mengapa?

476 45 3
                                    

Setelah makan malam berdua, Gaara rupanya diantar Naruto ke kediaman pribadinya sendiri. Tidak begitu luas, tidak pula begitu sempit. Hanya sederhana.

'Kediamannya ini bisa membuat siapa saja salah paham',pikir Gaara langsung berkomentar, padahal sebelumnya ketika Naruto hendak bertanya, ia inginnya menolak dan sekarang sudah terlambat untuk mengatakannya langsung.

"Apa kau tidak khawatir Sasuke akan datang kemari karena tidak terima dengan putusnya kalian?",tanya Gaara terburu-buru karena khawatir dengan kemungkinan terburuk.

"Yaa.. kau tahu jika berkunjung ke kediaman pasangan akan menyebabkan sesuatu yang lain? Kami selalu bertemu diluar, kami tidak pernah benar-benar singgah di tempat masing-masing",balas Naruto menjelaskan.

"..."

'Jika tidak pernah.. dan aku ada disini, bukankah itu..',pikir Gaara sendiri yang sadar dengan perasaannya.

"Ayo masuk!",ajak Naruto segera berjalan dan membuka pintu.

"..."

Gaara sendiri sebenarnya bingung ingin masuk atau tidak.

Gaara, kau harus ingat ini! Seorang 'pria' bisa menjadi sangat berbahaya di malam hari!!

Naruto pun mendorong pelan punggung Gaara agar masuk lebih dulu.

"..."

"Aku hanya punya satu kamar disini, kau bisa menginap di kamarku malam ini. Aku akan lanjut mengerjakan tugasku sampai larut malam dan itu ruanganku. Kau boleh langsung masuk karena tidak kukunci",ucap Naruto memberikan informasi.

'Aku tidak bisa membiarkannya tidur di ruang kerjaku',pikir Naruto karena Gaara adalah 'bosnya' saat ini.

"Huh? Hu'um",balas Gaara langsung mengangguk lugu.

*****

Bagaimana rasanya berada di kamar gebetan?

Itulah yang Gaara sedang rasakan saat ini dengan gemuruh di dadanya.

"Tok tok tok!"

"Gaara, jika kau lelah dan ingin mandi. Di dalam ada kamar mandi dan sebuah handuk, pilihlah yang paling bersih dan paling putih. Itu milikmu"

Gaara pun segera menoleh ke sekitar,"baiklah" balas Gaara setelah menemukan sesuai instruksi.

Tempat tidur yang terlihat bersih mengkilap itu adalah milik Naruto dan nampak masih baru.

Pada akhirnya, Gaara berniat langsung berbaring disana.

'Aromanya.. tajam dan menusuk. Lalu.. wangi',pikir Gaara dalam hati.

"Hahh..",hela nafas Gaara menghirup aroma yang tertempel disana.

*****

"Dia mungkin sudah tertidur",gumam Naruto pelan. Ia lupa hanya memiliki satu kamar mandi di rumahnya dan sekarang sudah larut malam. Ia merasa ceroboh.

"Gaara?"

"..."

'Bisakah aku langsung masuk? Dia mungkin saja sudah tertidur, lebih baik aku tidak lebih mengganggu dengan menjadi berisik',pikir Naruto menerka-nerka.

Tapi, pintu terbuka dengan perlahan.

"Ada apa?",tanya Gaara sembari menatap ke atas karena Naruto lebih tinggi darinya dengan kedua mata yang terasa berat.

"Apa aku mengganggu? Sebenarnya aku memakai kamar mandi",tanya Naruto hati-hati.

"Tidak",balas Gaara pelan kemudian menyingkir ke belakang.

Naruto pun masuk dan langsung bergegas untuk segera mandi.

"..."

'Aku memakai pakaiannya tapi dia tidak mengatakan apapun',pikir Gaara mendadak bersemu merah.

"Hahh.. aku ingin mencium bibirnya",gumam Gaara tiba-tiba ketika dirinya sudah kembali berbaring menyamping dari ranjang.

'Sasuke pasti sudah pernah merasakannya. Andai di kekasihku. Walaupun mereka sudah berpisah, apakah aku masih ada peluang? Aku bahkan belum pernah benar-benar berusaha mendekatinya dan  menunjukkan perasaanku secara terang-terangan',pikir Gaara menatap ke atas dengan pikiran campur aduk.

Sebaliknya, Naruto terlihat tengah mengeringkan rambut dengan pakaian ganti yang lengkap.

"Aku akan kembali sekarang, kau bisa lanjut beristirahat",ucap Naruto sebelum melangkah pergi.

"..."

"Apa?",tanya Naruto ketika merasakan punggungnya disenderi dan dipeluk oleh seseorang.
























Minggu, 18 Juli 2021
21:49

It's Simple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang