BAB 8: Identitas Sebenarnya

272 34 3
                                    

_______________________________________

Sebelumnya:

"Bukan begitu, Nana. Aku hanya..." Jeno tidak melanjutkan ucapannya karena dia terkejut saat melihat Jongin bisa membelokkan air yang Yuta tuangkan. Jaemin ikut terkejut melihat Yuta gagal menyiram Sehun dan malah wakil kepala sekolah yang tersiram. Keduanya beralih saat melihat Yuta berlari kearah jembatan penghubung menuju ke gedung B dan menghampiri keduanya. Yuta menatap Jeno dan Jaemin mengisyaratkan keduanya untuk membantunya.

Jeno dan Jaemin mengangguk secara bersamaan. "Aku akan mengurus saksinya. Jaemin akan pastikan kau lolos hyung." Jeno menoleh kearah Jaemin. "Aku pergi dulu ya." Pamitnya pada Jaemin sebelum akhirnya Jeno mendekat dan mengecup bibir tipis Jaemin. Lalu Jeno beranjak dari sana sambil merangkul Jisung yang kebetulan berjalan di lorong itu. Misi itu dijelaskan secara singkat pada Jisung hingga akhirnya keduanya berjalan menghampiri Jongin dan menahannya agar tidak mengadukan hal itu pada Pak Sehun dan Yuta lolos dari hukuman.

_________________________________________

"Aku yakin Kim Jongin adalah Demigod. Aku bisa memastikannya saat mengobrol dengannya di perpustakaan. Lelaki itu memakai kalung perkemahan."

"Kalau begitu sudah jelas bukan? Bagaimana ia bisa membelokkan air itu."

"Keturunan Poseidon. Siapa lagi yang berhubungan dengan air selain dewa itu."

"Jika Jongin adalah demigod, lalu lelaki yang menempel padanya itu apakah dia demigod juga?"

"Chanyeol? Entahlah. Aku tidak menemukan tanda apapun selama aku bersamanya."

"Tapi, dia bisa menghabisi sekelompok preman. Kau ingat kan?"

"Dia menghabisi sekelompok preman sendirian?"

"Ya, itu terjadi sepulang sekolah."

"Berarti dia demigod juga?"

"Belum bisa dipastikan. Kita masih harus mengawasi anak itu. Besok kita buat rencana untuk menjebak Chanyeol lagi."

"Baiklah. Tapi bagaimana dengan rencana awal kita menyingkirkan Sehun? Kenapa kita malah jadi mengurusi demigod?"

"Kita bisa melakukannya sekaligus menyingkirkan Sehun. Kita permainkan saja ketiga orang itu. Aku sudah punya rencana tenang saja."

_________________________________________

Pagi pagi, Chanyeol sudah diculik oleh ketiga dayang kesayangannya. Jongin sih tidak ambil pusing. Biarkan saja Chanyeol menjauh dan suara tenor para wanita itu tidak akan mengganggunya. Pagi Jongin terasa damai sekarang. Hingga netra coklat gelapnya menangkap sosok Yuta, Taeyong dan Jaehyun yang baru masuk ke kelas. Ketiganya berjalan kearah bangku masing masing sambil mengobrol. Saat mereka tiba di mejanya, Jaehyun menoleh kearah bangku dimana Jongin duduk. Tidak lama karena dia kembali melihat kearah teman temannya dan berbicara sesuatu. Jongin tebak Jaehyun mencari Chanyeol. Chanyeol tidak berbohong soal dia yang berteman dengan ketiga orang itu.

Jongin tak ambil pusing masalah itu. Dia melihat kearah lain. Ke arah sosok Yuta yang tampak bergurau ringan dengan Taeyong. Jongin jadi teringat masalah penyiraman kemarin. Jongin belum mengadukan Yuta pada Sehun. Mungkin saat jam istirahat, Jongin akan menemui Sehun. Lelaki jepang itu tidak akan lolos kali ini.

_________________________________________

"Pelaku penyiraman sudah diskors?"

Jongin saat itu tengah berdiri di depan Sehun. Jongin kebetulan berpapasan dengan Sehun saat jam istirahat. Sekalian Jongin adukan saja. Tapi saat Jongin menyinggung soal insiden penyiraman kemarin, Sehun mengatakan bahwa pelaku sudah ditemukan. Pelaku sudah di hukum, tapi Yuta masih bisa masuk seperti biasa. Lalu siapa yang diskors? Sehun mengangguk saja saat Jongin menanyakan ulang penyataannya.

Sang DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang