BAB 7: Jebakan

279 43 3
                                    

_________________________________

Sebelumnya:

"Wah semakin berani saja kau ini ya. Tidak diajari sopan santun oleh orang tuamu?" Kini lelaki yang menghampiri Chanyeol tampak tersinggung.

"Sepertinya tidak. Makanya dia tidak sopan. Ayo kita ajari dia sopan santun pada yang lebih tua." Teman lelaki itu menyahuti setelah menghisap rokoknya.

Chanyeol masih tetap melihat keluar bibir gang. Dia menghela nafas panjang. Tampaknya Chanyeol tidak bisa menghindar. Dia akan terlibat adegan kekerasan setelah ini. Lagi lagi dia merutuki kenapa Taeyong meninggalkannya.

________________________________

Chanyeol berdiri tegak di bibir gang. Kini dia terpaksa harus menghadapi para preman preman itu. Meski dia tidak yakin bisa menang. Mengingat kini dia kalah jumlah. Saat Chanyeol tengah mempersiapkan mental dan fisiknya untuk berkelahi, tanpa dia sadari tiga orang yang dia tunggu sedari tadi tengah berdiri di atap bangunan 3 lantai yang ada di samping gang itu. Yuta, Taeyong dan Jaehyun. Keduanya memperhatikan adu mulut antara Chanyeol dan sekelompok Preman itu tanpa berniat turun dan membantu Chanyeol. Mereka memang sengaja menjebak Chanyeol di gang itu. Hingga ketiganya membuat skenario yang berujung meninggalkan Chanyeol sendirian di sana.

"Menurutmu apa anak itu bisa bertahan?" Tanya Jaehyun pada Taeyong yang berdiri diantara dirinya dan Yuta.

"Sejak awal kita melihat saja sudah bisa kita tebak akhirnya." Jawab Taeyong dengan seringaian tipis di bibirnya.

Ketiganya memutuskan untuk fokus memperhatikan saat melihat salah satu dari kawanan preman itu mulai melayangkan pukulan kearah mulut Chanyeol. Namun secara cepat Chanyeol memiringkan kepalanya ke sisi kiri lalu merendahkan tubuhnya dan menabrakkan lengan atasnya pada perut pria itu. Membuatnya terdorong mundur sambil meringis pelan. Gerakan itu mengejutkan yang lainnya. Termasuk Taeyong, Yuta dan Jaehyun. Preman yang lain tampak menghampiri temannya. Namun tiba tiba dia melayangkan serangan mendadak dengan menendang kearah perut Chanyeol dengan kaki kanannya. Serangan itu di luar perkiraan Chanyeol hingga membuat Chanyeol tak sempat menghindarinya. Tubuhnya terdorong ke belakang. Suara tendangan yang cukup keras menandakan serangan itu cukup kuat.

"Makanya jangan sok hebat bocah." Tegur lelaki itu dengan senyuman mengejek. Chanyeol masih membungkuk sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Dengan cepat Chanyeol mengayunkan kaki kanannya kearah betis lelaki yang menendangnya membuatnya limbung ke belakang dan nyaris terjatuh. Merasa tidak cukup, selang waktu satu detik Chanyeol mengangkat kaki kanannya lebih tinggi dan menendang kepala lelaki yang terjatuh tadi hingga tubuhnya tersungkur ke lantai semen.

Menyadari bocah SMA yang mereka hadapi bukan bocah yang biasa saja, preman yang lain langsung bereaksi dan menerjang Chanyeol bersamaan. Tapi sungguh Chanyeol merasa semua gerakan mereka mudah terbaca hingga Chanyeol bisa membacanya dan menghindarinya dengan cepat. Bahkan Chanyeol sempat melawan lelaki yang berusaha menendangnya dengan balas menendang kaki yang terayun padanya.

Yuta, Taeyong dan Jaehyun tak berhenti tercengang melihat semua itu. Bahkan sekarang Chanyeol sudah nyaris menghabisi semuanya. Namun tampaknya tiga preman yang tersisa mendadak ciut nyalinya menyadari siapa lawan mereka. Membuat mereka memilih untuk membantu yang lain untuk bangun dan melarikan diri.

"Mau kemana kalian hah?!!!" Bentak Chanyeol. Dia bahkan nyaris menerjang para preman itu namun urung dia lakukan. Penampilannya sudah berantakan. Seragam kotor dibeberapa bagian dan kancingnya terbuka sebagian. Rambutnya pun berantakan karena ada preman yang sempat menjambak rambutnya untuk melakukan penyerangan.

"Ayo turun." Perintah Taeyong lalu dia berbalik dan berlari kearah pintu masuk gedung di atap itu. Yuta dan Jaehyun yang masih tak percaya dengan kemampuan Chanyeol ikut berbalik dan menyusul Taeyong. Mereka harus melanjutkan skenario mereka meski hasilnya diluar perkiraan mereka.

Sang DewaWhere stories live. Discover now