Angkasa memijat pelipisnya karena kepalanya mulai memberat, lalu tiba-tiba ada motor yang memotong jalur mereka hingga Angkasa tiba-tiba menginjak rem.

"Tiiiiiiinnnnnnn.... " Angkasa menekan panjang tombol klakson, " PUNYA MATA GAK LOOOOOO? " Teriak Angkasa dengan mengacungkan jari tengahnya pada pria sangar yang baru saja memotong jalurnya.

Angkasa kemudian menghantam stir mobil lalu melajukan kembali mobil. Rana sadar ada yang salah dengan kelakuan Angkasa.

"Sa... " Panggil Rana pelan.

Angkasa menoleh dengan tatapan datar yang berusaha menahan emosi yang bisa saja ia lampiaskan ke siapapun sekarang.

Rana tersenyum tulus, " Gue ga mau lo ganti mobil... Tiap liat mobil ini, gue inget awal-awal kita mulai deket... "
Katanya lalu memperhatikan tiap lekuk mobil yang mereka naiki.

"Huh? " Angkasa masih dengan emosi.
Bukan itu masalahnya, dia mau Rana ga deket cowok lain termasuk Geovano.

" Gue suka apapun yang lo suka, " Kata Rana dengan senyuman lebar.

Angkasa sedikit tergoyahkan dengan senyum indah Rana, "Gue cuma suka lo, " Katanya dengan nada dingin.

"Ishhhh kok jutek gitu sih Ang? " Protes Rana.

"Drttt... Drt.... " Ponsel Rana bergetar tanda pesan masuk.

"Siapa? " Angkasa dengan kilat mengambil ponsel yang sedang dinpegang Rana.

Rana berdecak, lalu menghela napas pasrah.

"Glen? " Angkasa membaca nama yang tertera di layar.

"HALO? BISA GAK SIH LO JANGAN GANGGU PACAR GUE? "

"Pacar??? " Rana menoleh spontan, " Dia bilang gue pacarnya??? " Rana ga bisa nahan senyum.

Angkasa mematakinan panggilan itu dan melempar ponselnya ke dashboard.

Rana ternganga, masih ga percaya kalo Angkasa mengaggap Rana pacarnya.

__***__

"Serius Ran? " Gemoy menatap Rana ga percaya. Tangan kananya lalu menarik es teh yang baru dianterin sama bu kantin.

"Jangan lupa bayar ya, " Kata ibuk kantin sebelum beranjak pergi.

Vino mengangguk pelan, berusaha memahami curhatan Rana dan mengabaikan pesan ibu kantin. " Artinya kalian udah sah pacaran? "

Rana mengerucutkan bibirnya dan mengetuk-ngetuk meja kantin.
"Gue belum di tembak sih... "

Gemoy menepuk bahu Rana, " Yang sabar aja deh... Semoga lo cepet nyusul kita, " Kata Gemoy memberi semangat dengan senyum penuh empati.

"kita?? Gue aja kali, lo enggak, " Vino nyolot.

"Eh, gue udah punya ya sekarang... " Kata Gemoy sambil menepuk dadanya, " Gemoy udah ga jomblo yahh, " Ucapnya bangga.

"Ha? Demi apa Moy?? Siapa??? "
Rana ga percaya luar biasa.

"Gildan, " Kata Vino singkat.

Gemoy menoleh cepat, " Lah kok lo tau? "

"Gildan sendiri yang ngaku pas gue main sama Lembayung ke rumah Angkasa... "

"Huwaa Gemoyyy... Pajak lahhhh" Rengek Rana.

"Drttttt.... Drtttt... " Ponsel Rana bergetar menghentikan aktifitas Rana yang sebelumnya narik-narik lengan Gemoy.

"Siapa Ran? " Tanya Vino saat Rana usai membaca nama si penelpon.

Rana menempelkan telunjuk di bibirnya, isyarat agar teman-temannya diam.

Dua orang itu langsung diam, dan sedikit menguping.

"Hallo pah, " Ucap Rana.

Ternyata si penelpon adalah papa Rana.

"Hah? " Rana menganga dan menutup mulutnya tak percaya mendengar berita dari ayahnya.

"Ga... Rana ga pengen apa-apa. Ta... Tapi papa udah di mana? " Rana sedikit memejamkan matanya takut jika jawaban ayahnya bisa menambah ketakutan.

"APAAAA?? BANDARA????" Rana makin kaget, " Kok cepet banget? Kenapa ga minggu depan aja? " Protesnya.

"Ah.. Eh.. Hehehe.. Ga gituuuu... Ta.. Tapi... " Rana malah cengengesan.

"Iya deh... Rana salah, Rana minta maaf.. " Ia menggosok-gosok meja kantin dengan telapak tangannya.

"Iya bye... " Rana mematikan panggilannya.

"Huuuuuuuh... " Rana langsunh membenamkan wajahnya di meja.

"Bokap lo balik? " Tanya Vino.

Rana mengangguk. "Ishhh gue ga bisa sama Angkasa lagi.. " Ia lalu menghentak-hentakan kakinya.

"Masih bisa woyyy" Kata Gemoy.

"Tapi ga sering.... Ga bisa bobo bareng lagiiiii, " Keluh Rana.

"Lo bukannya seneng bokap lo balik,malah kek gini. Anak biadab, " Vino memutar bola matanya enek.

"Ahhhh Angkasaaaaaaa..... " Rana meronta-ronta. Lalu berdiri, " Gue mau ngasih tau Angkasa sekarang... "
Ia lalu pergi dari kantin.

"Eh Ran... Es lo siapa yang bayar,??? "
Teriak Gemoy.

Rana ga peduli, ia lalu berjalan dengan tatapan lesu menelusuri koridor. Tujuan pertamanya adalah kelas Angkasa.

Dari jarak beberapa meter, Galaksi berjalan dan melihat Rana yang tengah berjalan dengan tatapan lesu.

"Ran... " Panggil Galaksi.

Rana mencari-cari suara yang memanggilnya, lalu mendapati Galaksi tengah teresenyum padanya.

"Napa? " Tanyanya dengan nada lesu juga.

"Mau kemana lo? "

"Nyari Angkasa... "

"Gal... Gue denger Angkasa ngundurin diri jadi ketos. Akhirnya gue bisa bebassssss.... " Tiba-tiba teman Galaksi muncul dengan tampang girang.

"APA??? ANGKASA NGUNDURIN DIRI?? " RANA KAGET BUKAN KEPALANG, " LO GA MAIN-MAIN KAN? "

__***___

Mohon maaf ga bisa update banyak2 soalnya tugas sekolah lebih banyak.. Belom. Bikin samsek, ini aja baru balik magang. Capek benget sumpah😩😩


Mr. Angkasa (18++) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें