THE MOON - 4

1.7K 285 121
                                    

THE MOON - 4

setelah banyaknya tangisan dan juga pelukan penuh dengan rindu dari kedua orang tua kandung jeno kini jeno sudah berpindah ke sebuah ruangan VVIP dengan pelayanan kelas 1 dan juga alat pendukung kelas 1 juga tentu dengan uang papanya yang tidak memiliki seri itu.

kini jeno di tempatkan di sebuah kamar besar dengan ranjang nyaman dan juga tempat yang memiliki privasi penuh untuk keluarga pasien. ada kursi dan meja tamu juga kasur lain tempat dimana jongin bisa beristirahat.

sehun memandangi jeno yang terlihat tenang di dalam tidurnya. jongin sedang keluar untuk membeli sesuatu jadi sehun berada di dalam kamar bersama dengan jeno saja. sehun mengusap tangan jeno pelan dan merasakan tangan hangat jeno di bawah kulit telapak tangannya.

jeno sangat tampan, berkulit pucat sama dengannya lalu rambut hitam legam seperti rambut jongin, hanya 3 hal itu yang bisa sehun lihat. sehun sebenarnya penasaran dengan bagaimana jeno akan tertawa, bagaimana suara jeno, bagaimana bentuk matanya dan bagaimana reaksinya saat mereka akan bertemu nanti.

tapi semua itu harus sehun tahan karena jeno sedang terbaring dengan keadaan koma dengan alasan yang tidak diketahui membuat sehun marah. sehun merasa semakin marah saja karena melihat beberapa bagian di lengan jeno yang terlihat seperti luka sayatan yang membuat sehun yakin jika putranya terluka bukan karena sebuah kecelakaan.

sehun yakin jongin tak punya kekuasaan ataupun uang yang membuatnya rela merendahkan dirinya dan menelpon sehun terlebih dahulu. sekeras apa kehidupan mereka? seterbatas apa kehidupan yang dijalani jongin dan juga jeno?

begitu banyak pertanyaan yang tiba-tiba ada didalam kepala sehun, hingga dering ponsel membangunkan sehun dari lamunannya. sehun menarik ponselnya dari dalam saku celana yang dia kenakan dan sedikit terkejut saat caller id ibu hadir.

sehun lupa memberi kabar ibunya dan kini pasti sang ibu sedang mencarinya yang tidak kunjung pulang. sehun segera menggeser ikon hijau dan mendekatkan ponselnya ketelinga kirinya.

"kemana kau oh sehun hingga lupa dimana rumahmu berada?" tanya suara sang ibu yang melengking membuat sehun menjauhkan ponselnya dari telinganya sendiri. demi apapun suara ibunya benar-benar luar biasa melengking.

"aku ada disuatu tempat yang tidak bisa ibu tebak. aku tidak bisa pulang sekarang ibu. ada hal yang harus aku bereskan segera dan tidak bisa di tunda-tunda lagi." jawab sehun masih dengan melihat wajah jeno dan tersenyum membayangkan bagaimana reaksi sang ibu jika tahu bahwa dia sudah punya cucu dan cucunya sudah berusia 17 tahun, yang sangat tampan, pasti ibunya  akan sangat terkejut.

"katakan oh sehun" ucap ibu sehun dengan tidak sabaran.

"aku bertemu dengan putraku bu" jawab sehun sambil tersenyum. sehun seperti sedang mengakui kesalahan juga membanggakan dirinya.

mengakui kesalahannya bersama dengan jongin yang terlalu terburu-buru dalam menjalani hubungan mereka. juga membanggakan dirinya karena secara tidak langsung sehun adalah seorang papa sekarang. meski sehun juga harus mengakui bahwa pertemuan mereka bukan pertemuan yang menyenangkan. tapi setidaknya sehun tahu jika dia memiliki putra dari orang yang sangat dia cintai.

"jangan bercanda, bagaimana kamu punya anak jika kamu bahkan belum menikah" ucap ibu sehun dengan nada malas sebelum tertawa membuat sehun mendengus. mendengus karena kesal. ibunya benar-benar menyebalkan sekali.

"ibu ingat jongin? kim jongin yang dulu itu?" kata sehun sambil menyebutkan sebuah nama yang begitu membekas di kepalanya. satu nama yang membuatnya jatuh dan tahu apa itu cinta dan juga satu nama yang membuatnya merasakan indahnya cinta juga sakitnya cinta.

"pacarmu saat sma yang begitu kamu cintai hingga gagal move on sampai hari ini?" ucap ibu sehun membuat sehun sedikit kaget dan tidak menyangka juga jika ibunya masih mengenal jongin dan mengingat nama itu dengan baik.

"ya dia, ibu ingatkan?"

"tentu saja ibu ingat. kim jongin, hanya dia satu-satunya teman dekat yang kamu punya. sebelum dia menghilang entah kemana dan membuatmu nyaris gila karena terlalu mencintainya. bagaimana ibu bisa melupakan itu?" canda ibu sehun dengan tawa.

"dia tiba-tiba menelponku hari ini bu dan sebuah kenyataan memukulku tepat diwajahku" sehun menghela nafasnya panjang. ketik amengingat alasan jongin menelponnya.

"apa maksudmu?"

"jongin, dia pergi bersama dengan putra kami. dia bilang aku punya banyak kesempatan gemilang dan seharusnya dia tidak menutup jalanku meski dia harus berjalan dengan tertatih. membesarkan putra kami sendirian"

"kamu brengsek"

"Aku tahu bu, dan aku terbang kesini hanya untuk tahu jika putraku terbaring koma karena alasan yang tidak jelas. apa yang harus kau lakukan bu? aku beberapa jam yang lalu bahkan tidak tahu jika dia ada dan kini dia disini terbaring dan aku tidak bisa berbuat apapun ibu" ucap sehun sambil melihat kearah lain mencoba menghalau air matanya yang tiba-tiba ingin mengalir.

"jika jongin yang bahkan sudah mengorbankan semuanya untuk putra kami saja menyebut dirinya sebagai orang tua yang tidak becus lalu aku apa bu?" tanya sehun dengan suara bergetar.

"di tangan jeno ada luka sayatan dan aku yakin itu semua bukan sebuah hal yang tidak disengaja bu. dia terluka dan bahkan tidak ada yang tahu hingga akhirnya dia kini koma. aku, aku tidak sanggup ibu" keluh sehun dengan suara bergetar menahan sakit dan juga air matanya.

"kita bereskan ini bersama sehun. mereka harus menanggung apa yang mereka perbuat meski itu harus menentang negara sekalipun ibu akan membantumu mencari pelakunya dan menghukumnya dengan berat. tunggu ibu. ibu akan datang. kuatkan dirimu dan jaga jongin, rawat putra kalian dengan benar oh sehun. kita akan menghukum seseorang setelah ini jadi jangan lemah" ucap ibu sehun panjang sebelum telpon keduanya tertutup.

sehun menghela nafasnya panjang sebelum menghapus air matanya yang mengalir sebelum kembali berdiri tegak, benar apa yang ibunya katakan sehun harus kuat untuk bisa berdiri dengan benar dan menuntut keadilan untuk putranya.

sehun mengusap rambut hitam jeno pelan sebelum mendekatkan wajahnya dan mencium dahi jeno dalam.

"bangun jeno, papa disini dan kita harus bertemu oh jeno. ada banyak hal yang harus kamu ceritakan pada papa. papa ingin tahu bagaimana kamu tumbuh, papa ingin dengar kamu memanggil papa, papa ingin kamu dengar bahwa papa sangat mencintaimu oh jeno. maaf papa sangat terlambat datang. jangan tinggalkan papa, jangan tinggalkan mama atau kami akan sangat hancur jeno" bisik sehun sambil melihat wajah tampan jeno dari samping.

"papa akan balaskan ketidak adilan yang membuatmu terluka seperti ini jeno. papa akan hukum semua orang yang sudah melukaimu dan membuat mama menangis, papa berjanji oh jeno, jadi bangunlah" ucap sehun lagi sambil mengusap pipi jeno pelan.

tbc

Yuuuu to the hoooo yuhooooo 😆😆😆

Up secepat mungkin untuk merayakan hal baik yang terjadi di hatiku hari ini aseeek 🤣🤣🤣🤣

Intinya i have a great-great day hihihi 😆😆😆

Yah meski rada sedih juga karena bang umin positif, kyungsuu juga lagi terapi dan uri jonini harus isoman. But let's pray for they health..

Dah ah see yaaaaa

THE MOON (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang