"Emmphh" erangan Sayna tertahan kala Skala mendaratkan ciumannya lagi pada bibir nya.

Oh shit! Skala ketagihan dengan bibir itu. Ia menginginkan sesuatu yang lebih, namun hatinya mengingatkan nya pada kenyataan bahwa Sayna belum lulus.

Dengan nafsu yang sudah menjalar, Skala menghentikan aksinya. Pria itu berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.

•••••

"Aku akan kekantor sebentar" ujar Skala sambil mengancingkan kemejanya.

Tadi pada saat makan siang, ponselnya berdering dan menunjukkan nama asistennya lah yang menelpon. Roy memberi tahu jika ada rekan bisnis yang datang ingin menemuinya hari ini juga untuk membahas kerjasama. Dengan berat hati, Skala harus ke kantor dan meninggalkan istri tercintanya itu.

"Jangan kemana-mana, aku akan segera pulang"
Kecupan mendaratkan di kening gadis itu dengan usapan gemas di pucuk rambut nya.

Skala melangkah menuju mobilnya yang sudah di panaskan. Sedangkan Sayna, gadis itu mengantarnya hingga pintu utama.

"Hati-hati" ujar Sayna melambaikan tangan saat mobil hitam Skala keluar gerbang.

Dirasa mobil Skala sudah menjauh, Sayna melangkah masuk kembali kedalam mansion. Gadis itu membuka kulkas untuk mengambil air dan beberapa cemilan. Ia akan berdiam diri dikamar membaca novel sambil menunggu Skala yang katanya hanya 'sebentar' di kantor.

Dengan langkah malasnya, ia duduk bersandar di kepala ranjang, membuka buku yang sedikit tebal dan mengambil kacamata bacanya.

Sayna membaca buku itu hingga rasa kantuk menyerang, sampai akhirnya ia tertidur masih menggunakan kacamata.

••••

Sayna terbangun saat jam menunjukkan pukul 18.54 , cepat-cepat gadis itu mandi dan bersiap-siap memakai baju. Melihat tidak ada jas Skala yang biasanya pria itu taruh di sofa jika pulang kerja, sudah pasti suaminya itu belum pulang.

Sayna menuruni tangga, menyapa beberapa pelayan yang sedang sibuk memasak. Ia sebenarnya ingin membantu, namun mengingat perkataan Skala waktu itu, membuat Sayna mengurungkan niatnya.

Dengan rasa bosannya, gadis itu mendudukkan diri di sofa, mencoba menghubungi nomor Skala. Namun panggilan darinya, satu pun tak ada yang di angkat oleh pria itu. Sayna memaklumi, mungkin Skala sedang sibuk.

Akhirnya ia mengirim beberapa pesan, berharap jika Skala sudah tak sibuk, suaminya itu bisa membalas pesannya.

My Husband♡♡

Masih sibuk yah?
Katanya cuma sebentar di kantor:(

Pesan itu hanya di baca oleh Skala tanpa ada tanda-tanda akan di balas. Menghela nafas kasar, Sayna memejamkan matanya sesaat.

"Nyonya, makan malam sudah siap" ujar salah satu pelayan perempuan dengan sopan. Lantas Sayna membuka matanya.

"Iyah bi, nanti Sayna makannya bareng ka Skala aja"

"Tapi ini sudah jam delapan malam nyonya, anda belum makan apa pun dari siang"

"Nanti jika sejam lagi ka Skala belum juga pulang, Sayna makan ko"

"Baik nyonya jika begitu, jangan lupa makan"

Sayna tersenyum hangat seraya mengangguk kecil. Setelah pelayan tadi sudah kembali kebelakang, Sayna mengecek ponselnya, siapa tau pria itu sudah membalas. Dan benar saja, ada satu notifikasi pesan dari Skala.

My Husband♡♡

Atfshsuwiejndbxkxkushvbxnkd

Sayna mengerutkan keningnya saat melihat balasan tersebut, memakai bahasa apa pria itu sampai ia tak bisa membacanya.

Dengan ragu ragu, ia kembali menghubungi nomor Skala kembali. Kali ini panggilan itu tersambung, pertanda diangkat oleh suaminya.

"Halo ka?"

"..."

Tak ada jawaban, tapi Sayna bisa mendengar suara musik yang keras dan beberapa suara pria sedang tertawa. Ia kembali melihat nama yang tertera di layar, takut salah menelpon orang. Tapi layarnya menunjukkan 'My Husband♡♡'

Sedang dimana sebenarnya Skala? Dan tunggu, kenapa ia juga mendengar suara seorang....wanita?

"Ka, hallo??"

"Kaaaaa"

Tut

Panggilan dimatikan sepihak oleh Skala, namun pria itu mengirim pesan setelah nya.

My Husband♡♡

Jangan mengganggu, aku sedang sibuk

•••••

Sayna mencoba memejamkan matanya saat jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Dan sampai saat ini, pria itu belum juga pulang. Entah sesibuk apa suaminya itu sampai menyebutnya pengganggu. Tak biasanya Skala begitu.

Sayna mencoba memejamkan matanya kembali, berusaha menghilangkan pikiran negatif di kepalanya. Namun baru saja dirinya akan menutup mata, suara pintu di buka membuatnya mengurungkan nita itu.

Terlihat Skala yang tengah di papah oleh Roy dengan keadaan acak-acakan. Kemeja yang sudah kusut dengan dua kancing atas yang terbuka. Cepat-cepat Sayna menghampiri suaminya itu.

"Ka Skala, pak Roy ini kenapa?" Belum sempat Roy menjawab, Skala sudah menerjang tubuh Sayna dengan memojokkan nya di tembok.

Pria itu mencium kasar bibir mungil Sayna, seolah menyalurkan hasrat besar yang ada dalam dirinya. Ciuman turun ke leher jenjangnya, memberikan tanda kemerahan di sana.

"Akssss" Sayna meringis kala Skala menggigit lehernya.

"Selamat bersenang-senang nyonya" ucap Roy, menutup pintu rapat-rapat. Sayna membulatkan matanya kala mendengar itu, hei apa maksudnya bersenang-senang!

Skala membuka pakaian yang menutupi tubuhnya, pria itu hanya meninggalkan boxer untuk menutupi miliknya. Ia kembali melumat habis bibir Sayna penuh nafsu, jari-jarinya sibuk membuka baju tidur yang Sayna kenakan.

"Kaaa" Sayna memukul-mukul dada bidang Skala keras, mencoba menyadarkan pria itu. Namun Skala malah mengunci lengan kecil Sayna dengan sekali genggaman tangan kekarnya. Pria itu menjatuhkan Sayna di atas ranjang, menindih tubuh mungil itu.

Dan berakhirlah dengan malam yang panjang.

🍁🍁🍁

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now