"Saya lapar, kamu masak apa?"

***

Keifani menatap lekat Darius yang makan dengan lahap, sarapan sederhana dan simple. Melihat wajah lelaki itu sudah kelaparan hal yang dipikirannya hanya membuat telur mata sapi dengan kecap, Mami akan menangis kalau tahu putra kesayangannya dikasih makan seperti ini.

"Kamu nggak makan?" tanya Darius seraya mengangkat kepalanya.

Keifani menggeleng. "Mas aja yang makan, aku nggak lapar."

Darius membagi setengah telurnya lalu mendorongnya pada Keifani. "Ini makan! Saya tahu kamu juga lapar."

Mungkin sebagaian orang akan melihat adegan ini romantis, telur yang dibagi dua. Kenapa tidak sekalian makan di piring yang sama juga sambil saling menyuapi satu sama lainnya lalu Darius akan membersihkan bibirnya yang terkena kecap, terus mata mereka bertemu dan tak butuh waktu lama saling mendekatkan wajah, hembusan napas Darius menyapu wajahnya hingga tak sadar Keifani akan menutup matanya seiring Darius mendekat. Sedetik kemudian bibirnya disentuh oleh benda kenyal yang....

Keifani menghentikan pikirannya yang mulai piknik ke mana-mana, tanpa sadar dia memukul kepalanya pelan.

"Kamu kenapa? Sakit juga?"

"Eh, nggak kok, Mas."

"Terus ngapain kamu pukulin kepala? Jangan bilang kalau kamu lag---"

Keifani beranjak membawa piring ke wastafel. "Aku mau siap-siap ke kantor."

Darius mengikuti dengan tatapan. "Piringnya nggak usah dicuci, kamu siap-siap sekarang."

Wajah Keifani sudah memerah menahan malu, jantungnya pun ikut bertalu saking gugupnya. Bagaimana dia membayangkan sesuatu yang iya-iya di depan Darius? Jika tahu lelaki menjadi objek fantasinya, mau ditaruh di mana mukanya.

"Mas sebaiknya istirahat di rumah aja hari ini," pesan Keifani sudah siap dengan setelan kantornya.

"Iya, saya sudah kabari Taufik." Keifani mengangguk.

"Aku berangkat ya, Mas. Bahan makanan sudah habis di kulkas, jadi kemungkinan pulang kantor aku mampir ke supermarket belanja."

"Iya, saya bisa pesan makanan untuk siang nanti. Saya akan tranfer uang belanjanya sekarang." Baru saja akan mengambil ponselnya di kamar, Keifani menghentikan gerakannya.

"Nggak usah, Mas. Uang bulanan dari kamu masih cukup untuk dipakai belanja." Keifani melangkah ke arah pintu. "Baik-baik ya di rumah, kalau ada apa-apa kabarin aku secepatnya." Tanpa menunggu jawaban Darius, Keifani menghilang di balik pintu apartemen.

Darius hanya menatap dalam diam, sudah hampir empat bulan mereka satu atap. Banyak perhatian yang diberikan Keifani sebagai istri baik di depan orangtua masing-masing juga saat sedang berdua di apartemen. Dan semuanya sangat tulus, Darius bisa merasakannya.

Istri kontraknya itu sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik, padahal dalam kontrak itu tidak ada pasal yang menyatakan jika Keifani harus melayani Darius sebagai suami terutama dalam hal makanan kecuali saat di rumah orangtua mereka. Darius biasa makan diluar, tetapi hampir empat bulan sejak Keifani tinggal di apartemen, lelaki itu sering makan di rumah.

Bahkan tak bisa Darius pungkiri jika semua masakan Keifani bisa memanjakan perutnya, rasanya enak seperti masakan Mami. Dan juga rata-rata masakan Keifani khas masakan rumah. Bahkan telur mata sapi kecap yang tadi dimakannya sangat enak, katakanlah dia lebay. Tetapi itu yang dirasakan Darius, lidahnya sangat cocok dengan semua masakan istri kontraknya.

Ah, seandainya Bella juga bisa masak seperti Keifani. Jangankan masak masakan rumah, Bella masak indomie saja bisa overcook. Darius saja tidak bisa bedakan mana garam dan mana gula tanpa mencobanya, itu salah satu kesamaan mereka, sama-sama tidak bisa masak, itu namanya jodoh, kan?

Eh, ngomong-ngomong Darius belum sempat minta maaf pada Keifani karena insiden teh buatannya sudah pasti asin itu. Lelaki sebenarnya sudah mau membuang teh buatannya untuk Keifani tetapi perempuan bermata kelam itu sudah keluar kamar duluan, mau mengaku bilamana teh itu asin, malah yang keluar dari bibirnya berbeda.

Mau jujur juga sudah kelapang tanggung, malu dan gengsi.

Namun, Darius sudah bertekad untuk meminta maaf nanti.

***

BERSAMBUNG...

Mas Us-Us kembali, adakah yang kangen? Atau biasa aja wkwk

Jangan dong, kasihan Mas Us-Us kesayangan Kei hehe

Btw, aku udah nulis di draft sampai part 20 lho, klo mau aku cepat up, bisalah pake target. Gak banyak2 kok, hanya untuk vote 50+ dan komen 20+ gimana bisa kan? Bisa dong 😜😂

Yuk vote dan komen banyak2, klo sampai target aku up lagi besok ya tapi aku gak ... ya dilihat nanti deh 🤔

See you next part.

See you next part

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Loveable Ties (TAMAT) Where stories live. Discover now