45. FLASHBACK (2)

Start from the beginning
                                    

Jay mengangguk, "Kalo kamu berapa, Ra?"

Nara tersenyum tipis, "Nggak banyak kok." Jawab Nara menjilat es krim yang sudah mulai mencair.

Jake berdecak, "Jangan merendah untuk meroket, Ra. 'nggak banyak' menurut persepsi Nara tuh gede nilainya." Ucap Jake.

Nara terkekeh, "Lalu kamu berapa, Jake?"

"Ck, masih nanya juga? Kalian berdua itu sama, kenapa masih nggak ngerti sih? Sama-sama mendapat nilai sempurna, kalo gua sih seperti biasa. Tetep setia sama angka 7.' Ucap Jay memberikan wink kepada Nara, membuat Nara merinding di tempat.

"Ayo dong Jay, masa mau di angka 7 terus sih?"

"Gapapa dong, gue 'kan setia orangnya. Sama angka aja setia, apalagi sama cewek coba?"

°°°°°

Nara duduk bersender di dinding kamarnya, bersama anak perempuan panti lainnya. Bedanya teman-teman Nara sudah memasuki alam mimpi, sedangkan Nara masih duduk dengan buku diary di pangkuannya.

Pena yang berada di tangan kanannya ia ketukkan di dagu, otaknya sedang berpikir keras bagaimana cara menuangkan perasannya lewat coretan pena di atas kertas putih.

Nara menghela napas.

Sedikit demi sedikit, kertas putih yang awalnya kosong kini sudah tercoret tinta hitam. Pena itu dengan lincah menari di atas kertas, layaknya seperti penari balet yang atletis.

Dear kedua sahabatku :')

Terimakasih, kata pertama yang akan aku ucapkan kepada kalian. Berkat kalian aku bisa tau apa makna hidup yang sesungguhnya. Kalian yang mengajarkanku betapa pentingnya untuk tetap tersenyum. Kalian berdua merupakan sahabat terbaikku, sahabat pertama dan terakhirku.
Terimakasih, tanpa kehadiran kalian aku tidak punya sahabat dan tidak tau arti dari kata sahabat. Mungkin disini aku yang beruntung, mendapatkan kedua sahabat baik dan tangguh yang selalu sedia menjagaku. Disini aku hanya gadis buruk rupa yang beruntung mendapatkan kebaikan kalian. Terimakasih.

Nara beralih membuka lembar berikutnya, helaan napas kembali terdengar. Kemudian pena bertinta hitam mulai menari lagi.

Dear kamu, cwo baik^^

Aku tau, bahwa aku tidak seharusnya menuliskan ini. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak tahu dengan siapa aku harus bercerita perihal perasaanku.

Kamu baik, mungkin kata baik melekat pada semua orang. Tapi, kebaikanmu tentu berbeda dari yang lain.
Apa aku salah, jika aku mulai menaruh perasaan kepadamu?
Apa aku salah, jika aku menyukai salah satu di antara sahabatku, yaitu kamu?
Apa aku salah, jika aku berharap lebih kepadamu suatu saat nanti?
Ternyata perkataan orang ada benarnya, perasaan tidak bisa di prediksi kapan ia akan datang dan dimana ia akan singgah.

Jika ada orang yang mengetahui perihal perasaanku, apakah aku bisa di sebut gadis bodoh? Tentu, sudah jelas bahwa status sahabat sudah melekat sejak lama, tapi bodohnya lagi... aku berharap bahwa status itu hilang digantikan oleh status 'lebih dari seorang sahabat".  Bodoh! Benar-benar bodoh.

Aku menyukaimu karena kamu baik kepadaku, itu sebuah perasaan layaknya remaja pada umumnya atau hanya sekedar kagum atas kebaikanmu?

Aku menyukaimu, Jake. Maaf, sudah menyukaimu dengan lancang, maaf...

°°°°°°

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Where stories live. Discover now