45. FLASHBACK (2)

Start from the beginning
                                    

Perubahan raut wajah Nara terlihat oleh kedua sahabatnya itu, Jake dan Jay melirik satu sama lain, tidak tahu harus berbuat apa. Lagian Nara baru saja sembuh dari demam tinggi, jika Jake dan Jay membawa Nara pergi keduanya pasti akan di marahi habis-habisan oleh bunda sampai kuping mereka pengang.

"Nara!"

Seseorang memanggil nama gadis yang saat ini sedang bersama kedua cowok, gadis itu refleks menoleh ketika mendengar namanya di sebut.

Terlihat gadis cantik dengan rambut kuncir dua berlarian kecil ke arah Nara. Nara mengernyit heran, itu Seo na gadis yang tidak mau bermain dengan dirinya. Dengan alasan konyol takut tubuhnya akan tertular bintik-bintik merah yang berada di tubuh Nara.

"Itu Seo na ngapain ke sini?"

Jay mengendikkan bahunya, "Dia manggil Nara." Bisik Jay pelan ketika Seo na hampir mendekat, "Ra, kamu punya utang permen lollipop ke dia?"

Nara menggeleng, membuat Jay dan Jake membulatkan bibirnya. Tunggu saja, apa yang akan di bicarakan si gadis cantik yang sempat menghina fisik Nara secara tidak langsung itu. Jujur saja, Jake dan Jay sedikit tidak suka kepada Seo na.

Ya, hanya sedikit.

"Ada apa Seo na, kenapa manggil aku?"

Seo na berusaha menstabilkan napasnya yang tersengal-sengal akibat berlari tadi, "Kita kekurangan jumlah pemain, kamu mau ikut main sama kita nggak?"

°°°°°

"Nara kenapa senyum-senyum sendiri kaya gitu? Serem ih." Gurau Jay lalu memasukkan kripik singkong ke dalam mulut seraya terkekeh pelan.

Jake mengalihkan pandangannya dari buku komik yang ia baca, lalu ikut menatap Nara ketika celetukan Jay terlontar begitu saja.

Nara tersenyum, "Ya aku senang, akhirnya aku punya temen perempuan di panti ini."

Kedua cowok yang berada di sisi Nara mau tak mau ikut tersenyum. Tangan Jake terulur untuk mengacak rambut Nara, hal itu membuat Nara mengerucutkan bibirnya.

Pandangan Nara jatuh pada keripik singkong yang berada di tangan Jay, "Nara mau itu juga." Tunjuk Nara refleks membuat Jay mengangkat tinggi kripik singkongnya.

"Mau ini?"

Nara mengangguk, "Oke. Sekarang, ayo Nara buka mulut, aaa..." titah Jay sudah seperti seorang ibu.

"Wah, Nara gadis yang pintar. Makan yang banyak ya sayang!"

Kemudian ketiganya tertawa lepas, seakan beban yang berada di pundak mereka terlepas begitu saja. Namun, sepertinya beban yang mereka pikul saat ini belum terlalu berat, mengingat mereka masih bocah yang berumur 8 tahun. Saat ini mereka hanya mengerti apa itu bermain, belajar dan kasih sayang.

°°°°°

Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, ketiga bocah yang berumur 8 tahun itu, kini sudah menginjak remaja. Semua orang tahu, bahwa ketiga remaja yang sedang bercanda gurau di trotoar itu berteman dengan sangat baik. Hingga saat ini.

Seperti biasa, selepas pulang sekolah mereka menyempatkan untuk membeli es krim di kedai yang biasa mereka beli. Menyisihkan sebagian uang jajan untuk di tabung, mereka bertiga mempunyai mimpi yang sama—

—Yaitu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke luar negeri. Itu mimpi dari ketiga remaja yang bernama Jake, Jay dan gadis cantik Nara.

"Ulangan tadi kalian dapat nilai berapa?"

"Biasalah, angka keberuntungan menurut aku!" Balas Jay lantang, percaya diri tingkat galaksi.

"Ha? Berapa? 7?"

GOOD BOY || JAKE ENHYPEN ||Where stories live. Discover now