15 | Sekali Saja

Comincia dall'inizio
                                    

Keifani duduk di hadapan ibu dan anak ini dengan tatapan takjub. "Rambut Mami?"

Shalu mengibaskan rambutnya. "Gimana dengan rambut baru Mami? Cantik, kan?" tanyanya mengerling sedangkan Deana memutar bola matanya bosan.

Keifani tertawa. "Cantik, Mi." Dia memang tak berbohong, mami memang terlihat cantik dengan rambut di ombre seperti punya Deana. Mereka berdua seperti anak kembar. "Mami jauh lebih muda dua puluh tahun." Shalu tersipu.

"Dih! Peres banget Kakak ipar gue," cibir Deana yang dibalas kekehan kecil Keifani.

"Mami butuh perjuangan bujuk Papi biar Mami bisa cat rambut juga." Shalu memberi informasi.

"Berjuang apanya? Mengancam kali lebih tepatnya," seru Deana.

Shalu mendelik sedangkan Keifani makin tertawa, sepertinya dia tahu apa ancaman Mami pada Papi.

***

Darius pulang ke apartemen dengan kepala pusing, berkali-kali dia mengerjabkan matanya untuk menghalau rasa tak nyaman di kepalanya. Rasanya seperti dihantam batu besar, tubuhnya hampir limbung sebelum sebuah tangan menahannya.

"Mas Darius kenapa?" Darius mengerjabkan matanya untuk menyesuaikan penglihatan lebih jelas. "Mas, bisa jalan, kan?" Jangankan untuk berdiri, berbicara saja dirinya sudah tak sanggup. Jadi dia hanya menggelengkan kepalanya.

Keifani menatap khawatir melihat tubuh Darius yang lemas, berusaha keras menahan bobot berat badan Darius yang lebih besar darinya. Pelan-pelan dia menuntun hingga sampai di depan apartemen, beruntung posisi ditemukannya Darius sudah tidak jauh dari unitnya.

Keifani berhasil membawa Darius sampai ke sofa ruang tengah, napasnya memburu, dirinya menyeka keringat yang jatuh di kening.

"Huhh!" Keifani menghembuskan napasnya, matanya melirik pintu kamar utama dan Darius secara bergantian. Dia tidak mungkin membiarkan suami kontraknya tidur di sofa yang sempit ini, tetapi membawa masuk ke dalam kamar Darius akan berisiko dimarahi lelaki itu.

Ah bodoh amat!

Memang Darius punya tenaga untuk marah, toh kalaupun nanti Keifani kena marah dia akan marah balik.

"Mas, maaf aku terpaksa masuk kamar kamu. Kalau mau marah, nanti ya. Tunda dulu."

Darius membuka matanya, bayangan Keifani menjadi dua. Lelaki itu memegang kepalanya menahan rasa sakit.

"Mas, kita ke kamar ya," ajak Keifani sembari membantu Darius berdiri.

Setelah mengambil napas, Keifani kembali memapah Darius sampai ke dalam kamar. Dirinya menahan tubuhnya agar tak limbung, dua langkah lagi dia berhasil membawa Darius ke ranjang.

Bukk.

"Huussh." Keifani kembali menyeka keringatnya. Dia juga sudah memperbaiki posisi tidur Darius agar lebih nyaman, membuka sepatu dan kaos kakinya juga mengganti kemeja dengan kaos rumahan yang biasa yang dipakai tidur. Untuk celana Keifani tidak berani melakukannya, walau sudah menikah dia harus punya batas. Lagipula belum juga Keifani membuka celana Darius, dia sudah salah tingkah duluan.

Astaga, jangan bilang pikiran polosnya mulai membayangkan hal yang mantap-mantap.

Keifani menepuk pipinya seraya menggelengkan kepala, efek mengantuk membuatnya otaknya melantur. Dia harus kembali ke kamarnya sebelum terjadi sesuatu yang dia inginkan.

Eh!

Siapa yang tidak tergoda coba? Darius itu lelaki yang sangat dicintainya, berada satu atap hampir tiga bulan bersama membuat rasanya semakin berkembang tanpa bisa dihindari. Bertemu dan komunikasi setiap hari, hingga Keifani mulai egois ingin memiliki suami kontraknya seutuhnya.

Tetapi dia sadar diri, Darius tidak akan pernah melihatnya sebagai istri yang dicintai melainkan sebagai menantu kesayangan Mami dan Papi.

Keifani melirik Darius yang nampak tidur dengan nyenyak, napasnya begitu teratur dan matanya terpejam erat. Dia memberanikan mendekat ke ranjang, menatap lekat lelakinya dengan bebas. Biarlah Keifani tinggal lebih lama, biarlah setelah Darius membuka mata besok dia akan mendapat kemarahan lelaki itu. Dia rela, kalau bayarannya adalah bisa melihat wajah tampan Darius dari dekat, merasakan napasnya yang lembut menyapa wajahnya.

Nikmatilah, Kei, sebab kesempatan ini tidak datang dua kali.

***

BERSAMBUNG...

Fuad tukang nguntit, kok seram ya? 😣

Kira2 ada yang tahu gak ancaman mami ke papi? Wkwk


Vote dan komen banyak2 ya teman2, spam next juga udah girang banget 😉

See you next part

See you next part

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Loveable Ties (TAMAT) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora