"Gini aja?! Rez, selama ini, aku sudah cukup tersakiti dengan pernikahan ini. Aku menerima segala kekurangan dan kelebihan Aufar. Semuanya! Tapi, tidak untuk menyakiti perempuan." Jawabku tegas.

Farez mengacak rambutnya gusar.

"Gue gak paham lagi, deh sama tu anak—"

DRRRTTDRTTT

Aku meraih ponselku yang berdering. Panggilan masuk dari Aufar. Sudah ada 10 panggilan tidak terjawab. Farez melirik kearah ponselku.

"Aufar gak tau Lo disini?" Aku menggeleng.

"Dia mana tau tentangku. Selama ini, cuman aku yang tau tentang dia." Farez menghela nafas.

"Lo cepet pulang. Gue mau ada urusan sebentar. Pulang! Lo gak lihat langitnya mendung?" Aku mengangguk mendengar perintah Farez.

"Gue pergi dulu. Pulang!" Peringat Farez sebelum benar-benar pergi. Aku menatap langit yang sudah berubah menjadi abu-abu dipenuhi awan.

Apa langit juga sedang bersedih?

***

POV Alfarez :

Gue mengendarai motor kencang sore itu. Gue ajak Aufar bertemu di suatu kedai kopi. Pria itu lama-lama menjadi seenak jidatnya. Setelah beberapa saat, akhirnya motor terparkir didepan kedai itu.

Aufar sudah duduk disana dengan rambut acak-acakan. Gue datang dan—

Buk

Sebuah pukulan melayang tepat di pipinya. Perhatian orang-orang di kedai itu langsung tertuju ke arah kami. Aufar mengaduh, sorot matanya langsung menunjukkan kebingungan.

"Masalah Lo apa, woi! Dateng-dateng—"

"Lo yang masalah!" Potong gue langsung duduk dihadapannya. Orang-orang tadi masih memperhatikan kami.

"Gue lagi frustasi ya. Lo gak usah nambah-nambahin!" Kata pria itu lalu mengacak rambutnya. Sesekali meminum kopi yang berada dihadapannya.

"Frustasi kenapa? Lo gak mikirin perasaannya Maida? Hah?"

"Justru gue frustasi mikirin dia, tolol! Gue gak tau kenapa Nanda tiba-tiba Dateng, dan bilang dia hamil anak gue. Gue-gue gak pernah tuh ngerasa—"

"Tapi Lo sering mabuk." Potong gue kesal. Anak itu memang tidak pernah merasa berdosa. Harus gue tempeleng dulu baru sadar.

"Gue mabuk juga sadar kali, rez. Emang Lo pernah lihat gue sama Nanda—"

"Ya emang Lo mau gituan dihadapan gue?! Enggak, kan?! Sekarang, kalo emang Lo gak merasa hamilin dia, Lo berani tes DNA dong!"

"Tes DNA itu bisa dilakukan kalau usia kehamilan udah mencapai 10 Minggu. Lah gue gak tau Nanda udah hamil berapa Minggu." Gue menghela nafas.

"Lo tau gak? Maida juga hamil, dan gue yakin, dia pasti hamil anak Lo." Aufar membulatkan matanya menatap gue dengan tatapan terkejutnya.

"Ha-hamil? Zayna? Hamil?!" Bibirnya bergetar. Gue baru pertama kali melihat dia kayak gitu. Matanya berkaca-kaca ingin menangis. Gue mengangguk.

"Iya. Tadi gue gak sengaja ketemu dia di taman. Dia kasih bukti test-pack ke gue. Lo gak tau kan? Lo suaminya apa bukan, sih? Goblok banget!"

"Gue emang suaminya. Tapi gue bukan bidan, bego! Gue baru pulang perdin, mana tau dia hamil!" Aufar mengacak rambutnya. Dia mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang berkali-kali.

"Ya Lo lihat lah, dari tampangnya."

"Emang kalo orang hamil tampangnya gimana?! Bagi gue dia tetep cantik dan gak berubah sedikitpun!" Gue menganga mendengar kalimatnya. Daebak! Seorang Aufar bisa memuji perempuan seperti tadi.

Gue menghela nafas.

"Gue jadi ngerasa bersalah banget sama dia." Pria itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ya memang seharusnya Lo ngerasa bersalah,"

"Harusnya gue temenin Lo perdin kemarin. Biar gue tau, Nanda bohong atau gak." Aufar menghela nafas.

"Gue berani sumpah didepan Al-Qur'an, gue gak bohong, Alfarez. Gue jujur. Selama perdin, gue cuman ngurusin urusan kerjaan aja!"

"Terus Nanda hamil anak siapa?"

"Ya mana gue tau. Gue bukan paranormal, Alfarez. Udah deh, sekarang, kasih gue solusi. Gue harus gimana?!" Gue menatap wajahnya.

"Lo harus ngelakuin apa yang barusan Lo bilang," Aufar mengerutkan kening.

"Sumpah didepan Al-Qur'an!" Lanjut gue membuat Aufar membelalakkan matanya. Gue tau, sumpah bukanlah hal main-main, dengan sumpah didepan Al-Qur'an dia sudah harus mempertanggungjawabkan perihal kebohongan atau kejujurannya kepada Tuhan, bukan lagi kepada manusia.

***

Alhamdulillah bisa up hari ini ❤️

Makasih doanya temen-temen 🥰

Semoga sukaa, Aamiin Aamiin Aamiin!

Makasih buat yang udah baca <3
Semoga kalian sehat-sehat aamiin!

Jangan lupa bersyukur hari ini ❤️

FARWhere stories live. Discover now