"wah gila, gak ada rencana ini"jawabnya.

"Pak Bos, masyaallah ganteng banget si buaya. Boleh atuh satu blakcard nya sumbangin buat BBQ besok ya gak"ucapku yang berusaha manis kepada Vano.

"gak ada, loe kan punya An banyakan juga loe"jawabnya dengan berusaha menahan dompetnya.

"menyerahkan diri dengan ikhlas atau secara pemaksaan"ujarku membuat Vano menatapku takut.

"biar Mas ajh sayang"ucap Mas Ali menatapku.

"tuh ada yang mau traktir, boleh lah"

"gak, aku mau uangnya vano. Van loe pelit banget si Van, gua tau kekayaan loe gak akan habis tujuh turunan cuma kartu limit satu doang juga pelit banget loe, oh gua tau loe ada rencana kencan ya besok sama siapa itu gua lupa"ucapku yang membuat Vano panik karna menadapatkan tatapan mematikan dari Aisyah.

"oh iya gua inget loe ada lunch kan besok di cafe moon sama Temen sd loe dulu ya kan"ucapku yang membuat Vano semakin ketar ketir dan para abang hanya tertawa.

"An loe parah si, bohong Yank emang iya ada metting di cafe moon tapi bukan sama cewe yank bener deh kamu jangan percaya sama Andini"ucap Vano menatap Aisyah.

"aku lebih percaya sama Andini dari pada sama kadal kaya kamu"ucap Aisyah membuatku tertawa, yang ikut dalam jailku.

"yaallah sudah tersemat Buaya yang selalu bilang padaku, sekarang kamu manggil aku kadal jahat banget si yankk"

"idih Kadal canda kadal hahaha, yaudah Ayah semuanya aku ke atas duluan Mas mau ikut? "

"iya"

"permisi selamat malam semuanya, Fiks besok pake duitnya Vano Wicaksono"ucapku sebelum pergi.

..

Sampainya di kamar Mas langsung duduk di ranjang menatapku yang berjalan menuju ruang wordrobe, diruang wordrobe aku membersihkan make up tipis yang ku pakai menjadikan wajah ku natural setelah itu aku keluar kamar dengan rambut yang ku gerai.

Mata Mas Ali tidak berpaling dariku membuat diriku salting di tatap seperti itu, aku duduk di dekat Mas Ali yang masih menatapku.
"rambut kamu Mas suka, jangan perlihatkan sama orang lain selain Mas ya sayang"ucapnya membuat ku tersenyum dan menganggukan kepalaku.

"jangan tertawa seperti itu lagi didepan banyak orang ya sayang dan boleh gak Mas minta satu hal"ucapnya menatapku.

"apa Mas? "

"jaga jarak ya dengan Vano walaupun Mas tau dia sahabat kecilmu tapi dia tetap bukan mahrom bagimu, Mas pun cemburu melihatmu yang selalu ngeledek Vano, yang selalu bercanda dan tertawa sama Vano"ucap Mas Ali seraya memainkan rambutku.

"iya Mas,  aku coba perlahan-lahan ya karna gak mudah untuk bersikap biasa ajh"

"gak bukan bersikap biasa ajh, boleh bercanda tapi gak boleh seperti tadi Mas cemburu liatnya"ucap nya dan selalu merengek dan kata cemburu.

"iya Mas, maaf ya"

"gapapa dek, oh ya besok lusa kita ke Jogja ya Aku ingin mengenalkan kamu ke seluruh penjuru pesantren bahwa sekarang Gusnya sudah punya Ning"ucap Mas Ali membuatku tersenyum.

"bisa gak jangan paling ning juga? "

"gak bisa sayang, kamu anak abah setelah menikah dengan Mas maka Ning pun tersemat pada dirimu belajar memantaskan diri ya walaupun aku tau pasti kamu bisa beradaptasi di lingkungan pesantren"jawabnya membuatku menganggukan kepala.

"trus Anha media gimana? Kita gak tinggal di Jogja kan?"tanyaku.

"Mas akan boyong adek ke Jogja bersama Mas, tapi nanti kita bicarakan lagi ya jangan difikirin kita cari jalan keluarnya sama-sama mungkin sampai pernikahan Galang dan Kirana selesai baru Mas tetapkan kita akan tinggal dimana karna gak mungkin juga Mas ninggalin kamu disini sedangkan pekerjaan Mas ada semua nya di Jogja"ucap Mas Ali membuat terdiam dan berfikir.

"kan aku sudah bilang jangan difikirin, kita lihat kedepannya ajh bagaimana Mas gak mau kamu sakit dek"lanjutnya seraya menepuk pelan pipiku.

"iya Mas, tapi Mas masih bolehin aku kerja kan? Kuliyahku juga gimana?"

"adek semester berapa emang?"

"aku baru ajh menyelesaikan semester 2 sekarang masuk semester 3 masih lama untuk wisuda"ucapku seraya cemberut.

"gapapa dong jalani kan sekarang ada Mas, tapi Mas minta kamu kurangi jadwal ya kata Vano kegiatan kamu gak teratur. Sekarang ada Mas kamu harus bisa mengatur waktu apalagi saat bersama Mas, Mas gak mau saat kita bersama ada yang tlp kamu atau ada yang ganggu kebersamaan kita tugas utama adek adalah menjadi seorang istri bukan tulang punggung"jawab Mas Ali membuatku menganggukan kepalaku.

"iya Mas, mungkin aku akan lebih menyerahkan semuanya kepada Hani dan Satya untuk masalah Anha media dan aku hanya tinggal menerima laporan dari mereka ajh"

"bagus kalau gitu"

Kami saling diam Mas memainkan rambutku sedangkan tangan kanannya digenggam olehnya, aku memejamkan mata sangat tenang saat ada lantunan ayat suci Al-Qur'an yang langsung dari suara suami sendiri.

"adek sunnah yuk"ucap Mas menatapku membuat aku menundukan kepalaku malu.

"jawab dong sayang, mau kan? "tanya Mas dan aku hanya menganggukan kepalaku.

Aku tidak ingin di laknat oleh Malaikat karna menolak menunaikan hasrat suamiku, mengetahui jawabanku Mas Langsung menatapku dan langsung mengajakku sholat sunnah terlebih dahulu setelah itu Mas menggendongku dan meniduri tubuhku diranjang dengan perlahan.

"Bismillahi Allahumma Jannibnasy syaithaana wajannibis syaithaana maa rozaqtanaa, dihafal ya sayang karna kita akan sesering mungkin melafalkan nya"ucap Mas Ali membacakan doa setelah itu biarkan kami saja yang mengetahuinya. Maaf ya jomblo wkwkwk.

❤❤❤

Jangan Tinggalkan Aku, Ibu! ( ON GOING )Onde as histórias ganham vida. Descobre agora