Part 1

17 1 3
                                    

"Bukannya itu kak Fhia?" tanya cowok berkulit putih pucat itu menunjuk cewek yang ada didepan drugstore.

"Sama siapa itu?"

"Anjir itu bang Jay bukan sih?"

Daniel berkata heboh, untungnya saat ini mereka tidak lagi berada ditempat yang ramai sehingga tidak begitu memalukan. Kalau jalan sama Daniel emang harus siap mental bantin sih.

Jungwon, cowok berwajah imut itu menolehkan kepalanya melihat kearah yang ditunjuk oleh temannya. Bibirnya tersenyum kecil saat matanya melihat pemandangan didepan sana, kepalanya secara alami langsung menoleh kearah lain mengalihkan perhatiannya.

"Bukannya kata lo ka Fhia lagi rapat osis?"

"Rapat apaan anjir"

"Rapat buat merancang masa depan, anjay" sahut Daniel yang emang manusia paling engga tau kondisi.

"Si goblok"

Sunoo menggeplak kepala temannya yang isi otaknya cuma cewek-cewek cantik itu gemas, heran bisa-bisanya dia ngomong seperti itu disaat seperti ini padahal temannya lagi enggak baik-baik.

Daniel mengusap kepalanya, Sunoo tuh walaupun kelihatannya lemes tapi kalau udah mukul rasanya tidak engga main-main. Pedes sekali everybody sampai menjalar ke sekujur tubuhnya, bisa dibayangin kan sekencang apa.

"Sakit goblok"

"Makannya pinteran dikit"

"Lo sama gue masih pinteran gue nih ya"

"Beda satu peringkat aja bangga lu bambang"

"Setidaknya lebih tinggi"

Berbeda dengan kedua temannya yang sibuk bertengkar, Jungwon memilih buat jalan duluan meninggalkan mereka dari sana. Sebelum melangkah keluar matanya melirik kearah kakak kelasnya itu sebentar, setelah itu beranjak menjauh dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

Kak, Jungwon pusing
Bisa mampir ke rumah?
Read

Ka Fhia.
Iya
Mlm gue kesitu
Gue rapat dulu


Hati-hati ka

Setelah kembalinya mereka dari Mall, Jungwon mendadak menjadi pendiam. Salah!

Maksudnya menjadi lebih pendiam dari sebelumnya, matanya hanya menatap kosong kearah jalanan yang dilewati tanpa mengatakan apapun. Hingga, mobil Daniel terparkir didepan rumah bernuansa minimalis putih, Jungwon membuka pintu setelah mengucapkan terimakasih ke teman-temannya itu.

Baru saja kakinya menginjak tanah, ucapan yang dilontarkan Sunoo mendadak membuatnya menegang. Seakan mengetahui apa yang akan dilakukan oleh dirinya setelah ini, Jungwon menoleh kearah Sunoo.

"Jangan sakitin diri lo lagi"

Jungwon tersenyum,

"Engga, Sunoo tenang aja"

"Kalo besok gue liat tuh tangan diplester, gue aduin ke bang Heesung"

Setelah mengatakan kalimat itu, mobil yang dikendarai oleh Daniel melesat meninggalkan perkarangan rumahnya. Jungwon masuk kedalam rumahnya yang hanya ada keheningan didalamnya, matanya melihat kesekitar berharap bukan hanya dirinya yang berada disini. Namun, lagi-lagi itu hanya sebuah harapan pupus baginya.

Tangannya membuka klop pintu kamarnya, menaruh asal tas sekolahnya diatas tempat tidur. Matanya melirik kearah nakas meja, lalu tangannya meraih benda yang ia sembunyikan dibawah lampu LED. Benda yang selalu menjadi kebutuhannya disaat seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Choose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang