Prolog

14 1 3
                                    

"Jungwon lo ngapain sih!"

"Berenti gue bilang!"

"Jungwonn!!"

Gadis berambut sebahu itu memekik panik saat melihat pemandangan didepannya. Dimana ia melihat lelaki yang sudah dikenalnya hampir 5 tahun lamanya itu sedang menggoreskan pergelangan tangannya dengan silet.

Gila.

Memang, namun itu bukanlah hal yang biasa bagi seorang Yang Jungwon. Karena bukan hanya sesekali cowok itu melakukan hal tersebut, sudah seringkali ia mendapati pergelangan tangannya yang terluka meskipun sudah ditutupi dengan plester.

Fhia merampas silet yang dipegang oleh Jungwon, menjauhkan benda tajam itu dari jangkauannya. Tangannya menarik pergelangan cowok itu mencoba untuk menghentikan darah yang mengalir dari tangannya. Menekan luka tersebut dengan jari-jarinya berharap darahnya tidak mengalir terlalu banyak yang akan berakibat fatal pada cowok itu.

"Lo mau mati hah?!!"

"Harus berapa kali gue bilang jangan ngelakuin hal kayak gini"

"Jangan sakitin diri lo Jungwon. Gue mohon"

Tangannya mengusap bekas goresan tersebut, menatapnya dengan perasaan sesak yang teramat sangat terasa. Fhia membersihkan darah yang keluar dari tangan cowok itu lalu menutupinya dengan plester yang ia ambil dari dalam kotak P3K.

Jungwon menatap kosong kearah Fhia yang sekarang sedang mengobati pergelangan tangannya. Matanya meneliti bagaimana telatennya Fhia membaluti lukanya dengan sangat hati-hati, seakan-akan lukanya akan bertambah jika salah sedikit saja.

"Jungwon baik-baik aja kak"

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Jungwon baik-baik aja kak"

"Ini yang lo bilang baik-baik aja?"

"Kak.."

"Lo nggak sayang sama gue ya Won?"

"Kakk.."

"Sampe lo berkali-kali mau bunuh diri disaat masih ada gue disisi lo?"

Fhia menatap nanar cowok dihadapannya, menatap dalam kearah matanya mencari sebuah penjelasan dari pertanyaanya. Meskipun tau kalau ia tidak akan pernah menemukan sebuah jawaban atas pertanyaannya tersebut, karena ketidaksadaran tentang apa yang dilakukan oleh cowok itu cukup untuk menyadarkannya.

Jungwon menundukkan kepalanya, meremas pergelangan tangannya yang terluka membuat Fhia langsung menahan pergerakannya. Fhia menarik tubuh cowok itu kedalam dekapannya, memeluknya dengan erat mencoba menyalurkan sebuah ketenangan untuknya. Diusapnya pelan punggung cowok itu dengan tangannya hingga dirinya merasakan bahunya basah karena air mata Jungwon.

"Lo nggak perlu takut karena lo masih punya gue"

"Lo harus inget itu"

"Iyaa"

*****







Gimana gais??
Ini baru permulaan yaa hehehehe.
Ini part pertengahan sebenarnya, sengaja aku taruh diawal karena inti dari permasalahannya itu bersangkutan sama apa yang barusan kalian baca.

Tunggu kelanjutannya yaaa❤️❤️❤️❤️

Choose Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum