01. Trio rusuh

882 70 7
                                    

Happy reading~

Pagi hari yang cerah di sekolah menengah atas yang terkenal elite di kota Bandung. SMA JAYARA, namanya. Terlihat ada tiga orang pemuda sedang berlari-larian di koridor sekolah. Peluh membasahi tubuh mereka, tak membuat mereka lekas berhenti. Seragam yang awalnya rapi sekarang menjadi amburadul akibat berlari.

Tak lama kemudian terdengar suara teriakan dari arah belakang ketiga pemuda tersebut. Membuat mereka berlari lebih laju dari sebelumnya. Untung saja disepanjang koridor tak ada siswa, ya karena sekarang jam pelajaran sedang berlangsung.

"JUAN! GIPTA! RIZKI! JANGAN KABUR, SINI GAK KALIAN!" Teriak seorang guru dengan tubuh yang gemuk, perut bucit dan berkaca mata. Namanya pak Samsul, si guru BK. Tapi anak-anak sering memanggilnya dengan sebutan pak gentong.

Saat ini, ia tengah mengejar 3 orang pemuda nakal yang menjelma menjadi anak didiknya. Pusing dia tuh sama kelakuan mereka, ada aja setiap hari tingkah laku mereka yang bikin naik darah. Pengen resign jadi guru, tapi uang tabungan buat naik haji belum ke kumpul semua:')

"Lari woy lari!" Teriak salah satu dari mereka yang posisinya lebih dulu dari yang lain.

"Ini udah lari cuy, pak gentong tu aja yang larinya cepat banget padahal dia lagi bawa buntelan." Jawab yang satunya lagi seraya memacu kakinya sekuat tenaga demi menghindar dari amukan sang guru.

Mereka bertiga dikejar gara-gara terlambat masuk dan ketauan panjat pagar. Pas banget pak gentong yang lagi ngawas di sekitar pagar sekolah ngeliat aksi mereka bertiga, ya beginilah jadinya.

"Oi ki jangan tinggalin kita dong, mentang-mentang punya kaki panjang."

"Makanya tumbuh itu ke atas bukan kesamping." Sindir seseorang yang dipanggil 'ki' tadi. Nama lengkapnya NINDHI RIZKI NAFASYA, pemuda tampan kebanggaan anak dancer.

"Bicit!"

"Tuh guru gak ada capeknya ya ngejar-ngejar kita." Ucap seseorang yang bernama GIPTA ILMAN sambil memperlambat langkah kakinya dan diikuti kedua temannya. Lemas cuk, belum sempat sarapan.

"Iya njir capek banget, jadi haus nih gue, kantin kuy." Ajak si anak taekwondo yang sering dipanggil Juan, atau biasa dikenal JUANDA RAFARDHAN.

"Gua perhatiin, pak gentong kalo lagi lari lucu juga ya. Perutnya itu loh ikut tergoncang kayak kena gempa." Ucapan Rizki itu sontak bikin keduanya ketawa ngakak.

"Astaghfirullah, berdosa sekali kamu ki."

"Anak murid gak ada akhlak."

"Dih, gak ngaca ye lu."

"Sebelum berangkat gue udah ngaca, ya. lu tuh yang gak ngaca mana rambut diwarnain lagi, kayak jamet tau gak." Oh iya disekolah mereka anak murid nya diperbolehkan untuk mewarnai rambut asal tidak menggunakan warna yang merusak pandangan mata saja.

"Orang kayak lu mana paham ginian, jadi jangan banyak bacot deh.

"Eh, gue tuh-"

"Udah woy gak usah berantem mending baku hantam aja." Ucap Gipta lalu menggeplak mulut kedua temannya yang maju-maju udah kayak bebek aja.

"Njir, sakit goblok." Umpat keduanya, soalnya geplakan Juan gak main-main cuy.

"Kayaknya tuh guru gak ngejar kita lagi, haus nih kuylah kantin. Tapi-" Gipta dengan sengaja menggantung ucapannya.

"Tapi?"

"Tapi Rizki yang traktir." Sambungnya yang membuat Rizki memutar bola matanya dengan malas. Gini nih contoh teman yang halal untuk dibuang ke laut. Emang gak ada akhlak, untung temen:)

Friends||ENHYPENWhere stories live. Discover now