Part 11

24.5K 1.3K 29
                                    

Hey hey, ada yang masih nunggu ini? kkkkk~~ maaf kalo apdetnya gak tentu waktu gini ya. sawry, kerjaan aku gak bisa di tinggal belakangan ini. hihii.. pokonya terima kasih buat yang voment selama ini. yang baca tanpa ngasih suara juga gak masalah kok. whehehee.... jadi ini dia lanjutannya ya...

Happy Reading ^^

***

Tawa riang ketiga sahabat mengalun bagai musik pop yang sudah lama tidak di dengar. Candaan ketiganya begitu sempurna untuk mengawali sebuah kebahagiaan. Naemi melipat kakinya di atas sofa duduk bersilah sambil memeluk bantal cokelat kecil dengan rumbai-rumbai halus yang mengelilingi jahitan di pinggiran bantal tersebut. Sementara Hye Rin berada di bawahnya duduk di atas permadani putih yang tampak mahal dengan beberapa rajutan benang berwarna emas yang membentuk pola melingkar di tengah permadani tersebut. Tangannya sedang memegang botol cola, ia hendak membasahi kerongkongannya dengan minuman bersoda tersebut namun rupanya tawa itu masih terus menguar dari bibirnya.

Bahkan Naemi pun refleks memegangi perutnya semenjak tadi. Yeon Joo sedang memperagakan sebuah pertunjukkan heboh di hadapan mereka. Rambut Jiyeon terbakar saat sedang di luruskan oleh salah seorang staff di studio Donghae untuk melakukan sesi pemotretan disana.

“Hentikan, Yeon…” Hye Rin nyaris terisak karena tak bisa menghentikan tawanya. “—aku tak ingin mati karena tertawa terus… hahaa…”

Naemi menghapus sudut matanya yang berair akibat tawa yang berlebihan semenjak tadi. “Demi Tuhan..!!” pekiknya geli. “Aku benar-benar ingin melihat Jiyeon langsung saat ini.” Hye Rin menyodorkan air putih pada Naemi, hingga untuk beberapa saat wanita itu memilih menghabiskan minumannya. Tenggorokannya juga kering. “Bagaimana bisa hairstyle-nya melakukan kesalahan?” ia kembali menyodorkan gelas yang telah kosong pada Hye Rin yang bersilah di bawa sana. “Jadi rambutnya benar-benar terbakar?”

Yeon Joo mengangguk mantap. Kemudian mereka kembali tertawa. Yeon Joo berguling di atas permadani mahal milik Kyuhyun. Tangannya meraih tumpukkan bantal besar yang berada di sebelah kiri Hye Rin. Kemudian ia menggunakan bantal-bantal itu untuk menyangga kepalanya menjadi lebih tinggi. Jadi walau dalam keadaan berbaring sekalipun ia masih bisa menatap teman-temannya.

“Benar. Rambutnya benar-benar terbakar.” Kata Yeon Joo dengan nada geli. “Dan aku juga melihat Donghae malah memekik girang saat Jiyeon membatalkan pemotretannya.” Sambungnya sembari mengingat kembali bagaimana peristiwa kemarin. “Kau tahu, fotoghrafer sinting itu malah sibuk mengajak Jonghyun tos setelah Jiyeon keluar dengan segala kehebohannya dengan rambut yang berbau hangus.”

            Mereka sedang menertawakan insiden kecil yang di alami salah seorang model ketika pemotretan. Lebih tepatnya sebelum pemotretan. Park Jiyeon model yang sekarang di kontrak sebuah produk kecantikan untuk menggantikan Naemi selama masa rehatnya.

       Seperti yang kita tahu, model  selalu identik dengan kesan angkuh.  Tapi bagi Jiyeon sepertinya keangkuhan sudah menjadi nama tengahnya semenjak ia menggeluti dunia modeling. Selalu berupaya menjadi yang terhebat, hingga ‘menyebalkan’ pun turut menjadi nama belakang dari model tersebut. Selalu mengupayakan menyisihkan Naemi dari panggung modeling. Wanita cantik itu tampaknya telah menandai Naemi sebagai saingan terberatnya sebagai seorang model.

JUST ONE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang