2. Pemilik Senyum Indah

Start from the beginning
                                    

Ponpes Ar-Rahman

Suasana di ponpes Ar-Rahman sedang ramai akan persiapan menyambut bulan suci Ramadhan yang akan jatuh besok. Serta ramai membicarakan kepulangan anak pondok pesantren yang dikenal dengan panggilan "Gus Fatih"

Masing-masing santri putra maupun putri sedang sibuk akan pekerjaan mereka di ponpes. Dari yang membersihkan Masjid, membeli peralatan dapur dll.

Serta Bisikan-bisikan yang dilontarkan para santri putri tentang anak pemilik ponpes Ar-rahman. Mereka tengah membicarakankan tentang ketampanan, serta kepintaran gus Fatih. Lelaki yang sudah menghapal 30 juz ini. Membuat santri putri kagum akan sosok gus Fatih.

"Anak dari ponpes ini akan pulang lho." Ucap salah satu santri putri.

"Hah? Gus Fatih maksud kamu?" Tanya santri putri lainnya.

"Iyalah Gus Fatih, siapa lagi coba anak dari kyai Abizar dan nyai Azizah, kan cuma gus Fatih." Ucapnya lagi.

"Ya Allah jantungku, serasa mau copot." Ucap gadis berkerudung coklat.

"Gak sabar aku bertemu gus Fatih.

Al-Fatih, yang dikenal akan ketampanannya serta memiliki sebuah senyum manis. Membuat siapa saja akan luluh terhadapnya, terlebih kaum hawa tentunya.

****

Suara riuh dari banyaknya santri membuat ponpes Ar-Rahman ramai, sekarang jam menunjukan pukul 19.45 malam, tiga puluh menit lagi orang yang ditunggu-tunggu akan datang.

Semuanya sudah berbaris layaknya pasukan Raja yang menunggu kedatangan Raja yang terhormat.

Semuanya sudah siap untuk menyambut kedatangan Gus Fatih. Dengan seulas senyum yang tak luput dari masing-masing santri putri.

Selang menunggu sekitar 30 menit, akhirnya yang di tunggu-tunggu telah tiba. Dengan memakai gamis biru dan kopiya hitam serta senyum yang tampak jelas membuatnya menjadi pusat perhatian santri yang lainnya.

"Masyaallah, itu gus Fatih kan ya? G-ganteng banget gusti..." Ucap gadis bernama Anna

"Terakhir saya lihat masih orok, eh sudah makin tinggi aja" Sambung salah satu wanita setengah baya ini.

"Bi, gus Fatih makin ganteng ya bi" Ucapanya sambil sesekali terkekeh.

"Ingat ya, kalau muji orang pakai kata Masyaallah. Takutnya gus Fatih kena Ain lho neng." Jelas wanita yang di panggil bibi ini.

"Eh iya Astagfirullah, maaf ya bi hehe"

----

Turunlah gus Fatih dari dalam mobil pribadi Sang ayah, dengan didampingi Ibu tercinta. Gus Fatih sesekali menggandeng tangan yang telah lama ini ia rindukan. Membuat santri putri lainnya sontak berteriak.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, seperti yang sudah saya sampaikan ke kalian. Kenalin ini anak saya, Muhammad Al-Fatih. Dia ini memang baru pertama datang ke Indonesia sejak 10 tahun lamanya," jelas nyai Azizah, Ibunda dari Gus Fatih.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." Salam Fatih tanpa mengurangi senyum di bibirnya membuat matanya nyaris tak terlihat.

****

Azizah dan juga Gus Fatih tengah merapikan kamar serta menata baju-baju gus Fatih di lemari. Hari ini ia dan juga sang Ibu harus ngobrol banyak serta melepas rindu sekian lamanya tak berjumpa.

"Fatih" ucap Azizah menatap sendu anak tunggalnya ini.

Gus Fatih mengubah posisinya menghadap sang Ibu sambari mengelus singkat tangan yang lama tak ia genggam.
"Iya umik, kenapa?" tanya gus Fatih

"Sebelum kakek kamu meninggal, sempat kakek menyampaikan amanah sama umi dan abi. Ini tentang kamu," jeda Azizah

"Tentang apa mi?" tanya gus Fatih

Azizah menghela napas panjang dan memegang tangan sang putra lamat-lamat "Pesantren Al-Hidayah atau Ar-Rahman, kedua ponpes yang kakek kamu mau kamu yang meneruskan."

"Jadi kamu memilih di ponpes yang mana?" sambung Azizah

"Insyaallah aku milih Ar-Rahman. Karena aku tahu, Ar-Rahman yang sadari dulu kakek mau aku nerusin di sini. Sebelum aku ke Yaman dulu,"

"Selesai," ucap umi dan gus Fatih bersamaan, kala pakaian serta kamar gus Fatih sudah bersih.

"Ya-sudah umi keluar dulu ya, kamu tidur. Mata kamu kelihatan cukup lelah hari ini, jangan begadang! dikit lagi Qiyamul Lail "

Tanpa mengurangi senyum di bibir, gus Fatih terkekeh melihat omelan sang ibu. Lucu, katanya.

"Iya umi, iya," ucapnya gus Fatih

Setelah kepergian umi, gus Fatih memutuskan berwudhu lebih dulu sebelum ia tidur. Karena itu sudah menjadi kebiasaan gus Fatih. Juga Karna nasihat sang Ayah tentang baiknya tidur dalam keadaan bersuci.

"Barang siapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya didalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampuni-lah hambamu si Fulan karena tidur dalam keadaan suci." (HR.Ibn Hibban 3/329)

°°°°

Assalamualaikum, gimana part kali ini tentang seorang gus Fatih?

Jangan lupa tersenyum guys:)
Next?
___________,,___________

~sampai bertemu di Jum'at depan🌻

Thsunder Seorang Gus!Where stories live. Discover now