Kali ini ia mengambil langkah yang menurutnya akan membawanya pada hadiah yang berada di dalam kotak undian di depan sana. Ia melepaskan heels nya dan berdiri di atas kursi hingga posisinya lebih tinggi dari orang lain di depannya. MC mulai membalik kertas yang dibawanya dan mengangkat Mic nya untuk memulai pertanyaan selanjutnya.

"Siapa nama lengkap Pak Arga?"

"SAYAAAAAA!" Teriak Naura dengan kencang. Ha! Jangankan nama lengkap Arga, makanan kesukaan, minuman favorit, bahkan sampai cara Arga merokok saja Naura tahu.

"Yah. Mbak yang naik ke kursi, boleh naik ke panggung mbak!" ucap MC dengan antusias. Semua orang melirik ke arahnya, membuat Naura cepat-cepat turun dari kursi dan memakai sepatunya lalu berjalan ke atas panggung. Beberapa orang yang memperhatikannya mendapatkan senyuman dari Naura disertai sebuah anggukan, meminta mereka untuk memakluminya.

"Semangat banget ya Mbak sampai naik ke atas kursi," kata MC begitu Naura sampai di atas panggung.

Naura terkekeh, salah tingkah, namun ia dengan cepat mengatasi dirinya dan berkata, "Saya pendek banget soalnya mbak. Lihat aja ini sepatu saya sampe delapan centi. Hadiahnya oke-oke sih, jadi saya excited banget."

Benar. Naura sudah dibutakan oleh hadiah, makanya ia melupakan rasa malunya sendiri. Masa bodoh dengan yang lain. Oh tapi tidak, Naura melupakan satu hal. ARGA! Dimana dia?

Seketika Naura menelusuri penjuru ruangan dan ia malah mendapati Arga berada di sisi panggung sedang menertawakan dirinya. Ah. Sial sekalii.

"Jadi lanjut ke pertanyaan tadi. Siapa nama lengkap Pak Arga?"

Naura melirik Arga sekilas untuk mendelik kemudian menatap MC dan tersenyum, "Bapak Galang Arga Mandala," sahutnya.

"Kalau wakil direktur Mandala Production?" tambah MC lagi.

Naura tersenyum puas. Untung saja ia memutar video tadi berkali-kali sehingga ia hapal struktur organisasi di perusahaan ini.

"Bapak Bayu Santoso Pratama," ucapnya yang mendapatkan sorakan meriah dari para tamu yang berada di sana. Pertanyaan Naura benar dan ia berhak mendapatkan hadiahnya. Yeay!

Naura melirik Arga yang masih berada di sisi panggung dan pria itu mengacungkan jempol untuknya seraya menggumamkan "Good job!" kepadanya.

"Hadiah kita bervariasi ya mbak. Mbak boleh berdo'a dulu semoga dapet apa yang mbak pengen. Ngomong-ngomong mbak pengen hadiahnya apa nih mbak kira-kira?"

Naura mengaduk-aduk kotak hadiah seraya berkata, "Pengen motor mbak," candanya. Dijawab oleh semua orang dengan tawa dan beberapa orang menimpali ucapannya dengan berkata bahwa mereka juga menginginkan hadiah yang sama.

"Dapet!" kata Naura saat berhasil mendapatkan gulungan kertas di dalam kotak dan mengangkatnya tinggi-tinggi pada MC.

"Saya yang buka ya mbak," kata MC padanya.

Naura mengangguk. Ia menantikan hadiah yang diumumkan MC padanya dengan penuh penantian.

"Selamat! Mbak mendapatkan voucher Junior Suite Room include Breakfast dan Dinner di Hilton hotel selama tiga hari dua malam!"

Tepukan serta sorakan meriah terdengar di segala penjuru namun Naura... ekspresi wajahnya berubah, bukannya senang, ia malah terlihat resah.

"Vouchernya berlaku malam ini ya mbak. Kalau hari ini mbak mau pulang, maka voucher akan hangus dan dianggap tidak berlaku lagi."

Mendengar syarat dari voucher yang diberikan oleh MC membuat semua orang meminta Naura untuk langsung check in hari ini. Katanya anggap saja stay cation. Yah, stay cation sih stay cation, tapi kalau stay cation nya diketahui oleh Arga...

Ah.

Naura.

"Pak Arga. Sini Pak, karena ini hadiah utama, boleh dibantu untuk penyerahannya?"

Naura masih terkejut dengan hadiah yang didapatkannya dan sekarang mendengar nama Arga lalu melihat pria itu mendekat ke arahnya semakin membuat Naura tidak karuan. Oh tidak. Tamatlah riwayatnya!

Arga menyerahkan amplop bertuliskan Hilton kepadanya dan berkata, "Selamat ya Mbak karena berhasil mendapatkan hadiah utama."

Naura tersenyum. Ia mengambil amplop yang Arga berikan kepadanya namun matanya terbelalak saat merasakan tangan Arga menyentuhnya dibawah amplop. Sial! Super sialan!

****

"ANJIR!"

Dita berteriak dengan keras begitu membaca pesan yang dikirimkan oleh Naura kepadanya yang membuat Raga berlari kepanikan ke arahnya, "Kenapa Dit?" tanyanya.

"Gila! Semesta mendukung banget si Naura di unboxing," katanya.

Ia menatap Raga kemudian menunjukkan isi chat Naura yang mengatakan bahwa dia mendapatkan voucher menginap selama tiga hari dua malam di hotel tapi hanya berlaku jika Naura menggunakannya malam ini.

"Anjir. Tiga malem Junior Suite di sana bisa dapet motor itu," sahut Raga.

"Nih ya. Gue kan penasaran tuh ya sama room nya, jadi gue cari dah tuh. Lo bakal tercengang Ga."

"Gimana emang?"

"Kamarnya ada di lantai atas, lo bayangin sedahsyat apa view nya. Kasurnya udah jelas yang extra large sih Naura ama Arga mau muter-muter di sana juga nggak akan jatoh. Udah gitu ada dining room, living room, TV nya segede gaban, ada dapur juga, dan yang lebih oke tuh kamar mandinya. Mana luas, mana ada bath tub. Anjir! Bego nih si Naura kalau nggak mau pake kamarnya. Ga. Kalau si Naura nggak mau pake kamarnya. Buat kita aja apa ya?"

Pertanyaan terakhir Dita membuat Raga menatapnya tak menyangka.

"Y—ya ngapain kita check in?" tanyanya gelagapan.

Dita masih sibuk menatap ponselnya, "Yah santuy aja lah Ga. Check in ya check in aja. Lagian gue bingung juga sama siapa pake kamarnya. Kalau sama lo kan lo bisa tidur di sofa, kalau sama orang lain... gue lagi males ngewi ah," ucapnya.

Raga berdehem. Oh. Maksud Dita, mereka check in lalu ia tidur di sofa. Raga kira apa. 







To Be Continue

******

3 SOMETHING ABOUT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang