-10-

162 51 42
                                    

Braak

Pintu uks didobrak oleh sekelompok siswa yang membawa satu teman mereka dengan luka-luka serta darah di sudut bibirnya. Membuat Javas dan Reyna mengalihkan atensi mereka.

"KAK AYU DIMANA?!" teriak salah satu siswa dari rombongan tersebut.

Reyna yang terakhir kali melihat Ayu pergi itu hendak angkat bicara untuk memberitahu. Namun ia sangat terkejut ketika netranya memandang siswa yang tadi babak belur. Dia Setya.

Reyna merasa agak bodoh saat ini, ia sudah tahu bahwa Setya jauh dari kata baik-baik saja. Tetapi dirinya refleks menghampiri Setya untuk memeriksa keadaannya.

Untuk menutupi rasa malu, Reyna menyuruh beberapa siswa agar kembali ke kelasnya. Ia sudah memberitahu bahwa Ayu yang bertugas sedang pergi keluar, dan ia juga mengatakan bahwa Setya akan diobati oleh dirinya.

Kini di ruangan serba putih itu hanya tersisa Reyna, Javas, Setya dan dua teman Setya yang Reyna lihat ketika ia menghindari Setya.

"Katanya lo mau ngobatin temen gue, ko malah bengong?"

"Kalo gabisa mending gue panggil dokter aja deh."

Iya, itu suara kedua teman Setya. Segera saja Reyna mengambil kotak p3k dan mendudukan bokongnya disamping ranjang Setya. Dengan telaten ia mengobati dan membersikan luka-luka di wajah Setya, melupakan perih di perutnya.

Selama diobati, Setya hanya diam memperhatikan Reyna yang hati-hati membersikan lukanya. Bukan hanya saat diobati, bahkan saat memasuki uks pun netra Setya langsung menemukan Reyna. Namun entah mengapa batinnya agak kesal mendapati Reyna bersama laki-laki yang Setya tahu bernama Javas.

Sedikit informasi, Javas memang dikenal oleh seluruh penghuni sekolah. Alasanya sederhana, dari awal masuk sekolah hingga sekarang dia selalu membuat banyak prestasi, mengikuti banyak perlombaan dan olimpiade. Selain itu dia juga dikenal sebagai anak dari pengusaha yang berdiri sebagai S.Group. Mustahil tidak dikenal bukan?

Sejujurnya Setya kurang menyukai Javas. Alasanya? Tidak ada yang tahu, karena Setya selalu menyimpan alasan itu untuk diri sendiri. Lagipula tidak ada untungnya jika ia memberi tahu banyak orang. Begitu pikirnya.

"Lo gak penasaran kak?" suara parau Setya memecah keheningan yang tercipta di ruang persegi panjang itu.

"Penasaran soal apa?" jawab Reyna bingung mendapati pertanyaan dari Setya.

"Ya soal dia babak belur gini lah, masa gitu aja lo gak ngerti," bukan Setya yang menjawab, melainkan salah satu temannya yang berdiri di belakang Reyna dengan nametag 'Jafar Kemalun'.

Hal itu sukses membuat Reyna kesal, berani-berani nya adik kelas yang satu ini membuat Reyna terlihat seperti orang bodoh. Karena malas berdebat akhirnya Reyna diamkan saja.

"Gimana? Penasaran gak?" tanya Setya lagi masih dengan suara parau nya.

Daripada terus-terusan dihujam pertanyaan Reyna mengganguk tanda ingin tahu. Tapi jujur saja, ia juga penasaran. Pasalnya saat jam istirahat tadi semuanya baik-baik saja.

"Ini semua gara-gara si Jeffrey sialan itu," ujar teman Setya yang satunya. Yang jika Reyna tidak salah dengar ia dipanggil dengan sebutan Jay.

Tunggu. Apa? Tolong, Reyna sudah lelah dengan breaking news tentang Jeffrey yang membuat onar kesana kemari. Reyna juga heran kenapa Jeffrey sangat suka membuat masalah? Mentang-mentang dia atlet bela diri yang mengharumkan nama sekolah? Tck angkuh.

Karena teratarik dengan kelanjutan perkara yang menimpa Setya, Reyna meminta kedua teman Setya agar menceritakan detail kejadian dari awal sampai akhir.

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang