13 ⚡ Rencana Lucas

Mulai dari awal
                                    

🌺🌺🌺

"Ini benar kah?" tanya Marie menganga.

Lucas terkekeh melihat reaksi wanitanya yang berlebihan.

"Ayo, jangan bengong saja." Lucas menarik pergelangan tangan Marie ke dalam pesawat pribadi.

"Kita sebenarnya mau ke mana, sampai naik pesawat segala?" Meski bertanya, tapi Marie sibuk dengan dirinya menatap keluar jendela melihat pemandangan segar dan indah.

"Ke suatu tempat yang pasti kamu suka, sweetie."

Marie bingung, kenapa buru-buru dan mendadak? Segala pemikiran buruk muncul di otak Marie.

"Jangan-jangan kau mau menjualku ya?" tanya Marie bergedik ngeri melihat ke samping dimana Lucas duduk. 

Kening Lucas mengernyit. Dia pun menyentil jidat mulus milik Marie. "Di balik wajah cantikmu ini, isinya apa saja sih. Negatif melulu." 

Marie memukul lengan Lucas yang berani mengejeknya. "Sialan! Habisnya tingkahmu sangat mencurigakan." 

"Daripada aku memberikanmu ke orang lain, mending aku menikmati sendiri bukan?" goda Lucas dengan memainkan salah satu alisnya.

Marie memalingkan wajahnya. Tak ingin membalas candaan Lucas. 

Waktu yang ditempuh ternyata cukup lama, sampai Marie ketiduran. Lucas menyadarinya langsung menggendong wanita itu masuk ke bilik kamar agar Marie dapat tidur lebih nyenyak. 

Dibelai surai Marie dengan sayang kemudian mendaratkan ciuman ke bibir ranum Marie. Tidak ada lumatan, hanya berdiam di sana. Lama. 

"Aku akan melindungimu," bisiknya tepat di telinga Marie. 

Marie menggeliat dan membalikkan badan. Memunggungi Lucas. Kelopak mata Marie perlahan terbuka, sejak Lucas menciumnya ia sudah sadar. 

Tanpa disadari, kedua sudut Marie mengembang ke atas. Entah gimana mau menggambarkan perasaanya sekarang. Marie sendiri juga bingung. 

Marie merasakan ranjang di belakang tersebut bergerak, Lucas ikut membaringkan tubuhnya. Lalu memeluk erat perut Marie, tak lupa menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Marie. Menghirup dalam-dalam aroma wanitanya. Seolah tiada lagi besok hari. 

🌺🌺🌺

Marie tidak sangka bahwa Lucas akan membawanya ke tempat jauh dan cukup terpencil dari negara-negara lain. 

"Kamu pasti belum pernah mengunjungi sini kan?" tanya Lucas kepada Marie, tangannya sambil menggenggam tangan mungil Marie.

Ya jelas! Marie berasal dari kalangan sederhana. Apalagi negara ini tidak memiliki banyak populasi. Tak perlu menjawab pun Lucas sudah menduganya.

"Sewot," gumam Marie kecil.

Lucas mengajak Marie berkeliling terlebih dahulu. Barang bawaan seperti koper sudah diantar oleh pelayan pribadinya ke hotel.

"Jadi, kenapa ke sini dari sekian banyak negara?" Marie tidak bisa menampikkan pertanyaan yang terus menerus mengganggu otaknya.

"Jalan-jalan lah, ngapain lagi?" ledek Lucas sambil fokus menyetir mobil mengikuti navigasi ponselnya.

"Tapi—"

"Apa kamu tak suka ke sini? Ada negara yang ingin kamu kunjungi?" sela Lucas.

"Bukan begitu ...."

Marie mendadak gugup, semalam di kamar pesawat mendengar omongan Lucas membuat Marie entah kenapa merasa Lucas menyembunyikan sesuatu darinya.

Melindungi dirinya? Dari apa? Bahaya kah?

"Terus apa hm?"

"Aku suka kok cuma saja ... aku penasaran sama hal lain," desis Marie pelan.

Lucas melirik dari ekor matanya. Tak ada lagi yang bersuara di dalam keheningan ini.

Keduanya saling terhanyut pada aktivitas masing-masing. Lucas fokus setir menuju suatu tempat, sedangkan Marie sibuk beradu perang dengan pikirannya.

Hingga mobil berlaju pelan dan akhirnya berhenti di sebuah pantai jernih. Pemandangan alam yang sangat memanjakan mata.

"Kita sampai," kata Lucas membuyarkan lamunan Marie.

Mata Marie spontan berbinar-binar melihat keindahan alam di depannya.

"Wuaaah! Pantai!" seru Marie senang.

Lucas diam-diam ikut tersenyum, wanitanya itu terlihat begitu menikmati.

"Macem tidak pernah nampak pantai saja," goda Lucas yang berhasil membuat Marie melemparkan tatapan tajam ke arahnya.

Lucas langsung mengubah kata-katanya. "Tampaknya kamu sangat menyukainya, baiklah kita akan sering berkunjung, gimana?"

"Boleh?" tanya Marie tak percaya.

"Akan kukabulkan semua  keinginanmu, biar kamu selalu berada di sisiku selamanya, Marie," bisik Lucas di telinga Marie.

Marie terdiam sejenak sebelum menolehkan pandangannya menuju Lucas "Eh?"

Cup!

Lucas menarik dagu Marie untuk mendalami ciuman mereka. Perlahan tapi pasti, Marie menutup kedua matanya.

Jantung Marie berdegup lebih cepat dari biasanya. Hal itu membuat kedua pipi Marie memanas.

Apakah ini karena efek berdiri di bawah sinar matahari? batin Marie.

🌺🌺🌺

Filthy Side of Mr. White (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang