CP 2

150 23 10
                                    

Warning! Typo!!
Bahasa Campuran!

Happy Reading....
––––––––––––––––––––

Di siang hari yang panas, seorang namja yang diberi gelar 'sweet papa' itu sedang duduk santai disofa ruang tengah bersama dengan bayi mungil yang tengah bermain di karpet bahan bulu. Namja itu, Jimin sedang menonton TV. Ini adalah hari Minggu jadi dia tidak berangkat ke kantor.

"Papa Shin pup," ujar jungshin sambil menarik-narik celana Jimin.

"Jungshin pup, sayang?" Jimin mengangkat sang anak dan mengecek popok yang jungshin kenakan.

"Pup Shin pup," celoteh jungshin sambil menepuk kepala Jimin.

"Aaaa kau lucu sekali sayang, ayo kita bersihkan ini," Jimin pun membawa anaknya menuju ke kamar untuk mengganti popok jungshin.

Di dalam kamar...

"Kenapa kau membawanya kemari Jimin?!" ucap seulgi tajam sambil menatap jungshin yang kini menyembunyikan kepalanya dibahu Jimin.

"Dia juga anakmu seulgi, aku kemari untuk mengganti popok jungshin," terang Jimin pada sang istri. Ya, seulgi baru pulang tadi pagi setelah Jimin dan jungshin selesai sarapan.

"Aku tidak peduli, bawa dia keluar, aku sedang lelah untuk berdebat dengamu, sialan!" ujar seulgi ketus.

Jimin yang juga malas berdebat memilih membawa jungshin ke kamar mandi dapur setelah sebelumnya ia mengambil popok ganti untuk jungshin.

Skip...

Dari tadi jungshin hanya diam dan murung. Mungkin masih kaget dengan kejadian tadi, Jimin yang peka pun bertanya pada anaknya.

"Jungshin-ie...wae uro?" tanya jm lembut sambil tetap mengganti popoknya.

"....." tidak ada jawaban dari sang anak.

"Sayang...," panggil Jimin sambil menciumi pipi gembil putranya itu.

Tiba-tiba jungshin menangis kencang dan Jimin yang khawatir tangis jungshin terdengar sampai lantai atas dan membuat seulgi marah pun mencoba meredam suara tangis sang anak dengan memeluknya erat dan membenamkan wajah jungshin di dadanya.

"Sstt jangan menangis, sayang...kenapa jungshin menangis heum? Coba sini bilang ke papa," bujuk Jimin.

Tapi yang terjadi malah jungshin yang menangis jauh lebih keras, dan apa yang ditakutkan Jimin terjadi. Seulgi turun dengan tampang marah menuju ke arah mereka.

"Hey..sstt jangan menangis sayang," coba Jimin sekali lagi. Tapi terlambat seulgi sudah sampai duluan.

"Apa kau tidak becus menjaga anak manja ini Jimin?! Aku baru saja tertidur tapi segera terusik dengan suara tangisannya," hardik seulgi.

"Dan kau..." tunjuk seulgi pada jungshin yang ada dalam pelukan Jimin. "...apa kau tidak bisa diam sehari saja?! Kau selalu mengganggu waktu istirahatku, sialan!" teriak seulgi kepada jungshin. Dan jungshin yang menangis lebih keras karena merasa ketakutan.

Plakk!

Kesabaran Jimin sudah habis, tak segan ia menampar kuat pipi kiri seulgi.

"Kau sudah sangat keterlaluan seulgi, dia masih kecil. Kau hanya perlu mengumpatiku tapi tidak untuk anakku, apa kau tidak bisa bersikap baik padanya?!" tanya Jimin dengan tatapan yang memancarkan amarah.

"Untuk apa aku mengasihani anak pungut ini?!" ucap seulgi menggebu. Dan sekali lagi ia mendapatkan tamparan kuat di pipinya.

"Jaga ucapanmu seulgi, dia adalah anak kita!" teriak jimin didepan muka seulgi. Sedangkan jungshin? Ia sudah berhenti menangis saat Jimin menampar seulgi, tapi jungshin merasa ketakutan terlihat dari pelukannya pada Jimin yang semakin erat serta mukanya yang sangat pucat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Want a PAPAWhere stories live. Discover now