{Happy reading}
>>>_________________________<<<
Nayra tersentak dengan ucapan Mark, hingga tak sadar gadis itu menghentikan langkahnya.
"Salah gue apa Mark, sampe bikin lo sebenci ini sama gue?" Tanya Nayra, menatap Mark yang belum membalikkan tubuhnya.
"Salah lo? Lo nanya apa salah lo? Dan...apa kata lo tadi?" Mark pun membalikkan tubuhnya, berhadapan dengan Nayra. Mendekati gadis itu, terus melangkah maju hingga membuat jarak mereka hanya sejengkal.
"Gue? Benci sama lo?" Mark meringis, senyumnya mengembang. Nayra menatap pria itu dengan wajah yang takut.
"Denger baik-baik ya, gadis angkuh. Kesalahan lo itu jelas karena lo nolak cinta gue! Lo nolak buat jadi milik gue, lo nolak seorang Mark!!" Nada Mark meninggi membuat jantung Nayra berdebar, nafasnya seperti tertahan, ia takut, takut Mark akan melakukan sesuatu yang lebih buruk dari biasanya.
"Dan lo pikir gue ngelakuin ini karena gue benci sama lo? Ngga, Nayra. Justru karena gue cinta sama lo! Gue cinta sampe gue harus melakukan hal yang bikin lo selalu inget sama gue! Agar gue selalu ada di pikiran lo, agar gue ga akan terlepas dari ingatan lo, meski itu ingatan yang buruk."
Mata Nayra berkaca-kaca, jelas sekali ia bisa melihat bahwa apa yang Mark katakan bukan hanya bualan semata, kata-kata yang tak hanya ditujukan untuk meluluhkan gadis itu, namun ia menekankan di setiap kalimat nya bahwa pria itu telah jatuh pada Nayra.
"Mark..." lirih Nayra, ia tak tau bahwa apa yang Mark katakan dahulu adalah hal yang serius. Ia mengira Mark adalah anak nakal yang hanya menjadikan kata-kata cinta sebagai bahan candaan.
"Berhenti natap gue dengan tatapan itu, gue benci dikasianin." Mark baru saja ingin melenggang pergi, namun Nayra menarik pergelangan tangan Mark
"Apasih?!" Ujarnya tak suka, namun tidak menepis tangan Nayra yang menggenggam erat pergelangan tangan nya.
"Cintai aku lagi, kali ini kita lakukan berdua." Nayra menatap lekat netra Mark, memberi keyakinan pada pria itu.
Mark tersenyum, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Nayra, menatap intens setiap bagian wajah gadis itu.
"Sayang sekali, gue udah terlanjur menikmati wajah lo yang tersiksa karena gue. Gue jatuh cinta, sama rintihan lo." Ujarnya, lalu mengangkat tangan nya hingga genggaman Nayra terlepas, setelah itu Mark benar-benar pergi, menjauh dari Nayra.
Nayra menatap kepergian Mark dengan nanar. Menatap punggung pria itu yang semakin menjauh darinya, hingga Mark tertelan dari pandangan nya.
Sesak. Hanya itu yang dirasakan oleh Nayra, tanpa sadar air matanya mengalir. Bahunya bergetar hebat. Nayra tak benar-benar mencintai Mark, ia hanya berfikir jika dia berhasil menjalin hubungan dengan Mark, maka kehidupan sekolahnya akan sedikit membaik. Itulah mengapa rasanya seperti sebuah kaca yang dipecahkan, harapan yang sempat ia bangun langsung hancur begitu saja.
Pikiran gadis itu tak dapat teralihkan, selain memikirkan bahwa dirinya harus memiliki Mark.
Sejenak gadis itu tampak berfikir, lalu senyumnya mengembang, ia mengusap kasar air matanya lalu berlari di koridor yang sepi.
***
Seorang laki-laki dengan balutan kaos hitam polos dan celana pendek, serta tangan kanan nya yang menggenggam ice cream cone dan tangan kirinya memegang sekantong plastik berisi belanjaan miliknya.
Ia tengah berjalan sendirian, di malam yang tenang dan sepi karena perumahan nya memang tidak ramai dilalui. Terlebih ini sudah larut malam.
Baru saja kakinya melangkah masuk ke gerbang rumah, Mark di hadapi pandangan yang membuatnya bingung, bahkan enggan masuk ke dalam rumah.
"Wtf, ada hantu? Jangan-jangan yang gentayangin Nayra di gudang" gumam nya, ia mencoba menajamkan mata nya namun tak mendapati pandangan yang jelas.
Hingga mau tak mau, pria itu melangkah maju, masuk ke pekarangan rumahnya, sosok yang ia lihat berjenis kelamin perempuan, dengan balutan dress warna putih dan rambut hitam legam.
Mark rabun jauh, namun ia tak pernah memakai kacamata, alasan nya karena tidak ingin membebankan telinga nya.
Saat sedang melangkah semakin dekat, sosok itu bangkit dari duduknya, lalu berjalan ke arah Mark.
"Heh!? Setan gila mau apa lo!!!" Mark melempar ice cream nya ke wajah sosok yang ada di hadapan nya, hingga membuat sosok itu menjerit.
"Mark Lee lo apa-apa an!?!?" Mark menyengrit, ia langsung mendekati gadis yang baru saja berteriak padanya.
"Nayra?" Ujarnya, melihat gadis itu membersihkan wajahnya dari ice cream yang Mark lempar padanya.
"Lo ngapain sih ngelempar ice cream!? Kan jadi kotor!" Nayra kembali berteriak menatap Mark dengan tatapan kesal.
"Salah lo sendiri kenapa duduk di tempat gelap pake dress putih! Mana rambut lo panjang banget uda mirip tau ga!" Mark membela dirinya, tak ingin dimaki oleh Nayra lagi.
"Ya ga ngelempar ice cream juga kali!" Timpal Nayra, tetap tak ingin kalah.
"Daripada muka lo gue lempar sendal gue, mau lo?"
"Ya ngga"
"Ya yaudah!"
"Nyebelin!"
"Lo juga!"
"Lo lebih!"
"Udah ah, ngapain lo kerumah gue larut malem begini?" Tanya Mark, mengalihkan topik yang sebenarnya ingin ia tanyakan.
"Jadi pacar gue." Balas Nayra, langsung kepada intinya.
"Hah? Gawaras ya lo?" Mark tertawa, menatap remeh ke arah Nayra.
"Saat ini, gue belom jatuh cinta sama lo, dan lo juga ngerasain hal yang sama kan? Gimana kalo kita taruhan?"
"Taruhan?" Mark tidak mengerti, ia semakin percaya bahwa Nayra tidak waras.
"Yang jatuh cinta duluan, dia kalah"
"Keuntungan nya jadi pemenang? Dan kerugian nya jadi yang kalah?"
"Keuntungan nya bakal dikasih tiga permintaan sama pihak yang kalah, kerugian nya lo gaboleh nolak permintaan si pemenang" kalimat Nayra membuat Mark tersenyum, ia menatap lekat ke arah gadis itu.
"Lo yakin sama apa yang lo ucap sekarang?" Tanya Mark, memastikan gadis itu masih dalam keadaan sadar.
"Tentu, gue udah pikirin ini matang-matang" balas Nayra, menunjukan wajah nya yang angkuh.
"Tapi gimana....kalo yang gue minta tubuh lo?" Kalimat Mark berhasil membuat Nayra tercekat, gadis itu membeku, perubahan ekspresinya sangat drastis.
"Of course , deal." Meski dengan tubuh yang gemetar, kalimat itu berhasil keluar dari bibir Nayra yang semula kelu.
Mark tersenyum begitu mendengar persetujuan dari Nayra, "Jangan bikin gue kalah di awal permainan, Nayra."
"Lo akan selalu kalah, Mark."
{To Be Continued}
>>>_________________________<<<
DU LIEST GERADE
Hide And Seek -Na Jaemin
Horror[ Revisi 📌 ] "Aku selalu ada, dimanapun kamu berada. Itu sumpahku untukmu"
