Part 4: Kenangan penuh luka

1.2K 44 1
                                    

Perusahaan 2nd H Group

Abelle duduk manis di kursi kerja miliknya, sembari menatap layar laptop yang terus menyala di hadapannya. Saat sedang fokus menghadap layar laptop, seseorang mengetuk pintu dan muncullah Dariel dari balik pintu tersebut.

"Selamat siang, Tuan Dariel," ucap Abelle menyambut kedatangan Dariel.

"Untukmu," ucap Dariel dengan wajah tersenyum, sembari meletakan segelas coklat panas di atas meja kerja Abelle.

"Terima kasih, Tuan." Abelle pun menyeruput coklat tersebut. Saat itu Abelle merasakan, bahwa ia sangat menyukai minuman tersebut.

"Hari ini aku khusus memeriksa seluruh absen dan lainnya. Temui aku, saat kau telah menyelesaikan pekerjaanmu." Ucap Dariel lalu melangkah pergi, tak lupa sebuah paper bag ia letakan di sana, isinya ialah roti panggang untuk Abelle.

Abelle kembali duduk sembari menyantap roti panggang tersebut.

"Ini sangat enak!" Ucap Abelle, menatap brand roti tersebut.

"Rasanya ini cukup familiar untukku," ucap Abelle lalu menghabiskan segelas coklat panas miliknya.

Segelas coklat panas dan roti panggang ialah minuman dan makanan wajib yang selalu Abelle santap saat ia bekerja. Tentu saja ia sangat menyukainya, walaupun terlalu banyak memory penting yang sudah ia lupakan.

~ ~ ~

"Kau bajingan, Dariel!" Mizou menggebrak meja dengan raut wajah yang sangat kesal.

Dariel duduk santai di hadapan meja kerja Mizou. "Aku ingin kau menjaganya untukku, aku tahu kau tidak akan bertindak lebih dari yang kuminta." Balas Dariel santai.

"Tidak seharusnya kau memperlakukan Abelle seperti ini! kau memanfaatkan kekurangannya, hanya untuk menyiksanya!"

"Menyiksa? Sejak kapan aku berniat menyiksanya? Aku hanya ingin Abelle tetap berada di sisiku, apapun itu." Tegas Dariel.

"Kaulah yang telah merenggut semua ingatannya! Kelak, ketika Abelle sudah dapat mengingat segalanya, apakah kau akan kembali mencelakainya!—"

"Mizou, stop! Kau tidak seharusnya ikut campur urusanku, ingatlah baik akan posisimu di perusahaan ini!" Tegas Dariel.

"Sungguh malang nasibmu, Abelle Dorothy.." gumam Mizou kesal, menahan rasa amarahnya pada Dariel siang hari ini.

Dariel melangkah pergi dari ruangan Direk. Mizou.

Dariel pergi menuju ruangan CEO miliknya, dan setibanya di sana, Abelle sudah duduk menanti kehadirannya.

"Tuan," ucap Abelle ramah.

"Kau menyukai pekerjaanmu?" Tanya Dariel, lalu duduk menghadap Abelle.

"Yah, Tuan. Aku cukup menikmati pekerjaanku." Ucap Abelle ramah.

"Apakah ada pria yang mengganggumu?"

"Tidak ada, Tuan. Semua sangat baik padaku." Ucap Abelle.

"Baiklah. Hari ini pergilah bersamaku ke sebuah tempat."

"Aku akan menghadap Direktur untuk memohon ijin."

"Ya, aku akan menunggumu di dalam mobil.

Abelle bergegas mengambil tas selempang miliknya dan meminta ijin untuk pergi bersama Dariel.

"Tuan Mizou, Tuan Dariel mengajakku untuk pergi bersamanya, apakah aku boleh pergi?" Tanya Abelle sopan.

"Pergilah, dan tidak perlu kembali ke kantor untuk hari ini." Balas Mizou acuh, sembari sibuk dengan segala berkas miliknya.

Terjerat NAFSU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang