"Gak tau, neng. Neng terima aja, deh. Karna amanahnya buat neng Maida." Kata pak Odap membuatku mengangguk. Setelah itu aku memasuki rumah itu dengan membawa bingkisan itu. Entah bingkisan dari siapa dan apa isinya.

Aku membawanya kedalam kamar. Setelah mengambil gunting, aku segera membuka bingkisan yang dibungkus menggunakan plastik berwarna abu-abu itu.

Setelah plastik itu terbuka, isi bingkisan tertutup kardus kecil. Dipojok kardus itu ada kertas kecil yang berisi tulisan. Aku mengambilnya.

"WOI, GAK MAU TAU. NANTI MALEM LO PAKE SEMUA YANG ADA DIDALEM KARDUS INI. TEMENIN GUE MEETING SAMA KLIEN. AWAS AJA GUE PULANG LO BELOM SIAP. AWAS YA, ZAY!"

Aku tersenyum membacanya. Ternyata dari si tengil, Aufar. Aku membuka kardus itu. Disitu berisi baju gamis berwarna pink beserta kerudungnya. Lalu sepatu berhak tidak terlalu tinggi berwarna senada.

Apakah Aufar menjadi pecinta warna pink? Aku mengambil gamis itu lalu mengukurnya didepan cermin. Darimana dia tau ukuranku? Gamis itu benar-benar pas dengan badanku. Gamis sederhana yang aku pikir harganya pasti mahal itu tidak terlihat glamor, sama seperti tipe gamis-gamis ku yang lain.

Kerudung berbentuk segiempat pink itu juga cocok untukku. Dan juga sepatu high heels yang berwarna pink muda. Apakah nanti malam aku akan menjadi pinky woman? Padahal warna ini tidak terlalu aku sukai karena terlalu feminin.

Dan satu lagi, tas berwarna coklat berukuran lumayan besar. Darimana dia bisa berbelanja satu set pakaian wanita seperti ini?

Ting..

Ponselku berbunyi ketika aku sedang melipat kembali baju itu. Aku segera mengambilnya. Pesan baru dari pria yang mengirimiku bingkisan ini.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala membacanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala membacanya. Dia tidak memberiku ruang untuk membalas pesannya, jadi, kubiarkan saja pesannya itu. Dia bisa menyebalkan dan menyenangkan dalam satu waktu.

***
Setelah selesai sholat Isya', akupun segera bersiap. Pria bernama Aufar itu belum juga tiba padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 lebih 5 menit.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FARWhere stories live. Discover now