"Lalu soal...penyakitmu bagaimana?"

"Penyakitku?"

🧤🔥🧤

*Shigaraki POV*

Aku sudah dengar semuanya dari si Ujiko.

Penyakutmu, semuanya.

Aku penyebab penyakit itu!

Tidak hanya satu warna kelopak bunga, melainkan dua!

"Maksudmu?"

"Jangan berpura-pura bodoh [y/n]!", sialaj dia masih mau menyembunyikannya?! "Hanahaki, kau pikir aku bodoh tidak mengetahui itu?"

Dia tidak mau menjawab dan tidak mu menatapku setelah aku mengatakan ini.

"Aku ti--"

"Kau masih mau menyangkal?"

Merepotkan.

Kenapa aku mau repot-repot mengkhawatirkannya?

Kenapa ada perasaan bodoh ini?

Kenapa juga aku harus menglami ini?

"Operasi sa--"

"Aku tidak mau"

"Nani? Nande da!?"

Itu satu-satunya cara agar kau masih hidup bodoh!

Itu satu-satunya cara agar ku bertahan!

"Aku tidak mau jadi orang tak berperasaan...kalau aku begitu, mungkin aku tidak akan peduli padamu Tomura"

"Jika kau peduli padaku..."

"Maaf, aku tidak mau...ada jalan lain selain itu"

"Menghindarimu? Menjauhimu? Aku tidak mau hal itu!"

Aneh aku mengatakan ini.

Sangt aneh.

"Apa maumu [y/n]?"

Senyummu itu membuat dadaku sesak! "Maa ne..."

Hah, aku tidak mengerti jalan pikirnya sama sekali!

"Jangan!"

Ck, dia berusaha menyentuh tanganku.

"Apa yang kau takutkan Tomura?"

"Tidak ada"

"Tapi kau gemetaran"

"Mustahil! Jangan mengada-ngada!"

"Kau mau main game? Kau suka game kan?"

Cih, dia mengalihkan pembicaraan!

"[Y/n], saat kau pulih aku akan jemput! Pokoknya kau harus operasi! Harus!"

🧤🔥🧤

*Reader POV*

Dia pergi, kemapa sih selalu marah-marah padaku?

Kenapa dia begitu ketakutan?

Apa yang dia takutkan?

Tahu dari mana dia aku kena hanahaki?

Padahal waktu ketahuan, dia cuma panik dan aku tahu dia tidak tahu apa yang kuderita.

Hanya tahu kalau aku punya pneumonia.

"Tadaima"

Untung Hawks baru kembali. "Lama sekali"

"Biasa, ada urusan dulu, urusan orang ganteng"

"Jijik aku lihat tingkahmu"

"Haha! Ayo makan!"

Pasti dia bertemu Dabi dulu.

Aku memakan sup krimku lebih dulu.

Lihat dia, mendekap ember penuh ayam goreng.

Kanibal fix.

"Kau bertemu Dabi?"

"Yap, dia duluan yang menghampiriku"

"Bisnis?"

"Yah, kau tahu soal...yah, kau"

"Kenapa tidak kemari saja?"

"Mana kutahu, dia saja tadi hampir membunuhku saat aku bilang, aku tidur denganmu"

"Kejahilanmu itu keterlaluan, tapi terus kan"

"Akan kuteruskan mengerjainya~"

UntouchableWhere stories live. Discover now