━ 𝟎𝟏 , 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐧𝐚𝐦𝐞

3.7K 326 14
                                    

SEORANG guru wanita meminta untuk berbicara kepadaku sepulang sekolah. Beliau adalah walikelasku. Aku tahu apa yang akan beliau katakan. Pasti tentang ...

"Kamu teman baiknya Manjirō, kan? Saya minta tolong sama kamu untuk menegur dia agar dia menghilangkan sifat suka membolosnya itu. Kamu tahu kan apa yang akan terjadi kalau Manjirō tetap seperti itu? Dia tidak akan lulus."

Aku menenggak ludah mendengar perkataan beliau. Aku juga geregetan sama yang namanya Manjirō atau yang biasa aku sebut dengan Mikey. Bisa-bisanya dia menyusahkanku seperti ini. Aku sudah berkali-kali menegur dia, tapi yang namanya Mikey, ucapanku kepadanya hanya dianggap angin belaka.

Kayaknya kali ini aku harus memukul kepalanya dengan keras. Biar dia tahu rasa!

Aku mengangguk sopan pada guru di hadapanku, "Baik, Bu. Saya akan menegur Manjirō."

"Oh ya ... ," Bu Guru menahan kepergianku. Kemudian beliau menyodorkan sebuah amplop, "Tolong berikan ini juga kepada orang tua Manjirō."

Aku menerima amplop itu seraya aku mengangguk sekali lagi, "Baik, Bu."

Aku pun melangkah keluar dari ruang guru sambil berdecak kesal. Tujuanku kali ini adalah tempat tinggal Mikey. Dan aku akan memukul kepalanya hari ini.

━─━────༺༻────━─━

Suasana kota Tokyo hari ini cukup panas. Bahkan aku tidak betah saat berada di dalam Shinkansen. Banyaknya orang di dalam sana membuat keringatku mengucur deras. Sepertinya mesin pendingin tidak bisa bekerja dengan maksimal di musim panas. Aku pun mampir ke mesin penjual minuman otomatis dan membeli sebuah jus jeruk untuk melepas dahagaku. Buliran jeruk yang memasuki kerongkonganku terasa sangat menyegarkan.

Terima kasih kepada jus jeruk yang membuat kepalaku mendingin.

Aku kembali melangkah ke kediaman Sano. Siang ini, rumah itu terlihat sepi. Seorang gadis cantik berambut agak panjang menyambutku. Dia Sano Ema, adik dari Mikey.

"Ah, Kak [name]! Masuklah!"

Dia tersenyum ramah dan aku pun masuk ke halaman rumah tersebut.

"Apa Mikey ada di dalam?" tanyaku padanya.

Ema mengangguk, "Dia sedang ada di bengkel."

Aku ber-oh ria. Ema mengantarku ke bengkel yang ada di kediamannya itu. Mataku langsung menyorot ke tempat Mikey yang sedang berkutat dengan motor di hadapannya.

"Ema, terima kasih sudah mengantarku," aku tersenyum sopan kepada satu-satunya anak perempuan di rumah ini.

Ema membalas senyumanku dan menyipitkan matanya, sangat manis. Kemudian ia menjawab, "Tidak masalah, Kak. Aku akan membuatkanmu minuman."

Aku mengangguk mendengar ucapan Ema. Setelah gadis itu masuk ke dalam rumah, aku memasuki area bengkel tersebut. Rupanya Mikey tidak menyadari kedatanganku. Aku mengangkat tanganku kemudian memukul kepala Mikey dengan keras.

Mikey mengaduh kesakitan seraya ia mengumpat, "Anjing!" kemudian Mikey menoleh ke arahku, "Sakit goblok!"

Aku yang geram lantas mencubit pipinya gemas, "Salah sendiri lo suka bolos! Gue udah bilang berapa kali sama lo supaya nggak bolos kayak gini?!"

𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃,shin'ichirō ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang