empat

24 5 108
                                    

Hari yang ditunggu Gala tiba juga, setelah menunggu kedatangan Ruri selama beberapa hari ini, orang yang ditunggu muncul. Gala melihat ke arah jam di dinding kafe, sudah menunjukkan pukul 7 malam. Semenjak sahabat yang sering mengajak Ruri ke kafe tidak lagi bekerja, Ruri tidak pernah lagi ke kafe saat siang hari. Ia selalu datang ke kafe sepulangnya dari kantor untuk bersantai mendinginkan otaknya setelah seharian diperas mengerjakan pekerjaan kantor.

Langkah Gala lebar menyambut Ruri yang baru saja masuk kafe. Tidak lupa dengan senyumnya yang tak kalah lebar, mengikuti langkah kaki Gala mendekati Ruri.

"Biasa saja siy, Mas, senyumnya gak usah lebar-lebar gitu," Ruri langsung menohok Gala saat jarak mereka sudah dekat.

"Gimana senyum gue gak lebar, kalau liat cecan masuk kafe," goda Gala.

"Yaaah mulai keluar neh jurus mautnya," kata Ruri. Gala tertawa mendengarnya diikuti juga oleh Ruri.

"Silahkan duduk," Gala menarik kursi mempersilakan Ruri duduk dengan gaya pelayan.

Ruri duduk dengan anggun mengalahkan keanggunan Ratu Inggris, tak lupa dengan memasang raut muka sedingin wanita berdarah biru.

"Pesanan segera datang, silakan menunggu beberapa saat," lanjut Gala

"Jangan membuat saya menunggu terlalu lama," balas Ruri dingin, seakan-akan ia memang seorang ratu.

Gala tidak bisa menahan rasa gemasnya melihat tingkah Ruri, ia mengacak rambut Ruri sambil tertawa lalu berlari ke dalam menyiapkan minuman untuk Ruri. Tangan Ruri reflek memukul Gala tapi tidak kena karena Gala sudah lebih dulu berlari. Ruri merapikan kembali rambutnya yang diacak-acak Gala sambil misuh-misuh.

"Ceria banget Lo, hari ini. Any something spesial, huh?" tanya Gala ketika sudah duduk. Dihadapan mereka terhidang minuman dan beberapa cemilan yang menemani.

Ruri menatap Gala kesal, "Iya, tadinya gue happy, tapi sekarang jadi bad karena Elo udah ngerusak rambut gue,"

"Ya elah, gitu doang. Ntar gue beliin rambut yang bagus kalo rambut Lo rusak," kata Gala asal yang jelas menambah kekesalan Ruri.

"Bodo amat ah," Ruri meminum kopi latte kesukaannya untuk meredakan kekesalannya.

"Yaaah beneran marah dia," goda Gala sambil memainkan alisnya.

Ruri tersenyum melihat Gala, sebenarnya ia juga tidak benar-benar kesal. Kadang ada desiran aneh jika Gala mengacak-acak rambutnya. Sebelumnya tidak ada yang pernah menyentuhnya. Ruri membiarkan Gala menyentuh rambutnya karena dilihatnya Gala tidak ada maksud lain selain bercanda. Gala adalah pria satu-satunya yang membuatnya nyaman dalam pertemanan antara pria dan wanita.

Ruri bukan orang yang mudah berteman dengan seseorang, lingkaran pertemanannya sedikit. Sifatnya yang keras dan agak jutek membuat hanya segelintir orang saja yang mau berteman dengannya. Ruri pun tidak mempermasalahkan hal itu, ia juga tidak terlalu suka berteman dengan orang yang hanya suka bergosip. Keadaan ekonomi yang kurang membuatnya harus melakukan segala hal dengan maksimal agar hasilnya baik. Misalnya untuk biaya sekolah, karena ibunya tidak sanggup membiayai, maka ia harus belajar maksimal agar nilainya baik dan bisa terus dapat beasiswa dari sekolah. Saat kuliah juga seperti itu, di samping belajar maksimal agar beasiswa nya terus berlanjut, ia juga harus bekerja untuk bisa membiayai hidupnya. Tidak ada waktu untuk berleha-leha agar hidupnya terus maju.

Pertama kali ia datang ke kafe bersama sahabatnya, ia tidak suka dengan Gala. ia melihat Gala adalah seorang cowok yang suka tebar pesona dengan pelanggannya. Walaupun akhirnya pandangan tentang Gala berubah karena sebenarnya Gala orang yang supel dan sering bercanda dengan pelanggannya dan bukannya tebar pesona. Dulu ia selalu malas jika sahabatnya itu mengajaknya ke kafe ini, tapi karena dipaksa akhirnya ia mengalah. Candaan Gala yang terkadang narsis, sering membuat Ruri jengkel. Berjalannya waktu semakin sering ia ke kafe bersama sahabatnya, ia semakin mengenal Gala dan merasa nyaman berteman dengannya. Ketika sahabatnya itu resign karena berkeluarga dan diboyong suaminya ke lain kota, Ruri masih sering mengunjungi kafe itu. Hubungannya dengan Gala pun semakin dekat.

Tentang HatiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora