Bab 2.2

32 20 7
                                    

🥀

"Bukan maksudku menyakiti dirimu.
Namun keadaan memaksaku,
Hingga tanpa sadar hatimu terluka olehku."
- Viandra -

~ Author POV ~

Ditempat Vian berada, saat Arin berkata bahwa hari ini dirinya ada keperluan rapat di kampus. Vian dan Rezki sedang berada di cafe.

Vian sibuk menghitung barang pesanan yang datang dan keluar. minggu ini, orderan sedang membanjiri toko pakaian onlinenya.

Rezki membantu Vian mengecek barang dan data agar sesuai. Merapihkannya dalam kardus-kardus besar.

"Aduh, gila banyak banget ini barang." Rutuk Rezki, menggaruk kepala. Sebagian besar pesanan dan barang yang datang keluar itu sudah selesai ia cek.

"Done!" Ujar Vian, tubuhnya ambruk disandaran kursi. Hari ini cukup menguras isi kepala dan tenaganya didepan komputer seharian.

"Bantuin ini dikit lagi" pinta Rezki sembari Menatap Vian.

"Do it by ur self, buddy." Ucap Vian "sini, gue bantu. Duit bayaran Lo gue potong tapi ya, gimana?" Lanjutnya sambil memainkan ponselnya, mengirimkan pesan WhatsApp pada Arin.

Arin belum onlen dari tadi? Pesan gue juga belum dibales, ucap Vian dalam hati.

Rezki hanya mendengus kesal dan berkata lirih, Nye nye nye!!

kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya yang belum selesai.

Ting!!
Pesan dari WhatsApp grup teman-teman Vian.

MABAR SQUADS

Dito :
Daks, kumpul kuy.

Ryan :
Kuy gass, kemana?

Yan, dah kelar blm kerjaan Lo?

Dito :
Kedai temen gue.

Yan, Ki, kalian datang jg. Ada temen gue yang mau bahas soal bisnis.

Vian :
Kalem, baru kelar kerjaan.

Dito :
Oke santuy.

"Ki, udah kelar belum?" Tanya Vian pada Rezki "Anak-anak ngajak kumpul." Lanjutnya.

"Udah nih udah kelar pak bos." Ujar Rezki, menyimpan buku catatan pesanan lalu mengeluarkan handphone, memeriksa pesan grup.

Vian menatap jam digital pada ponselnya, pukul 6 sore kurang 10 menit.

"Yan, mau ikut ga? Lumayan tuh ada yang nanyain bisnis, kali aja penting." Ujar Rezki.

Vian berdehem dan menimbang-nimbang. Apakah ia akan ikut atau tidak.

Karena setelah ini Vian harus bersiap-siap menjemput Arin, tapi mendapatkan responnya saja belum.

"Haaaaaaa, pegel banget." Gerutu Rezki mereganggkan otot-otot supaya tidak kaku.

Setelah beberapa saat, Vian membuka suara. "Yaudahlah ayok."

Sekarang pukul 6 sore dan kemungkinan besar Arin akan selesai pada pukul 8 malam nanti atau bahkan lebih -dilihat dari waktu yang biasa Vian gunakan untuk menjemput Arin-.

Andai KAMU Jadi AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang