14. Sama-Sama Cemburu

Comenzar desde el principio
                                    

"Aku emang belum pernah main basket tapi aku pasti bisa kok lawan Kak Frank dan Kak Edgar," balas Hazel penuh percaya diri.

"Kalau gitu lo jangan main, udah pasti kalah." Elang tampak menyepelekan Hazel.

"Huh, Kak Elang sok tau! Aku emang nggak jago tapi aku bakal berusaha buat menang!" ucapnya menggebu.

"Gue suka sama semangat lo, Zel!" sahut Frank menatap bangga pada Hazel.

"Gimana? Lo jadi ikut atau enggak, Lang?" tanya Edgar sekali lagi.

"Gak." Elang tetap menolak, tidak tahu apa alasan cowok itu menolak pertandingan.

"Oke, lo jadi wasit aja, ya," suruh Edgar. Elang mengangguk setuju.

"Biar pertandingan ini makin seru gimana kalau kita buat hukuman untuk yang kalahnya aja?" usul Frank.

"Aku sih yes. Terus untuk yang menang dapat apa?" tanya Hazel.

"Yang menang boleh kasih hukuman apa aja buat yang kalah, gimana?" usul Frank kembali.

"Boleh deh," setuju Edgar.

"Sip. Tapi udah keliatan sih yang bakalan kalah siapa, hahaha." Frank tertawa seraya melirik Hazel.

"Pastinya bukan aku dong!" Hazel menolak fakta.

Mereka pun memulai pertandingan dengan satu lawan dua. Terlihat tidak adil tapi hal tersebut tidak membuat Hazel putus asa. Dia akan melakukan sebisanya.

Di awal permainan dimulai, Frank dan Edgar membiarkan Hazel mencoba untuk memasukkan bola ke dalam ring. Tetapi yang namanya tidak bisa sudah pasti akan gagal.

"Yahhhh, kenapa nggak masuk sih!" gumam Hazel. "Kalau kayak gini aku udah pasti kalah," ucap Hazel menghela napas pasrah.

Permainan sudah berlangsung selama 20 menit. Tetapi, sejak tadi Hazel belum berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Edgar dan Frank sudah terhitung lima kali memasukkan bola ke ring.

"Gimana, Zel? Masih mau lanjut atau main lagi sampai lo bisa nyetak poin? Gue sama Edgar bakal kasih satu kesempatan lagi buat lo, kalau lo berhasil, lo bakal bebas dari hukuman. Tapi kalau lo tetep gagal, kita bakal langsung kasih lo hukuman." Frank memberi keringanan untuk Hazel. Meski endingnya akan tetap kalah.

Elang yang melihat itu jadi tidak tega dengan Hazel. Sepertinya dia harus turun tangan agar Hazel tidak mendapatkan hukuman.

"Gue ikut main," ucap Elang menghampiri mereka.

Hazel, Frank dan Edgar menoleh ke arah Elang yang sudah memegang bola basket.

"Lah, kenapa nggak dari tadi?" heran Frank.

"Gue minatnya baru sekarang," balas Elang santai.

"Hm, harus mulai dari awal lagi nih. Kali ini lawan kita agak berat, Gar. Si Elang udah turun tangan soalnya," bisik Frank.

"Kita harus menang, Kak," kata Hazel menepuk pelan pundak Elang.

"Hm, gue bakal buat lo menang hari ini. Tapi, lo harus kasih gue hadiah nantinya, gimana?"

ternyata Elang ada maunya makanya ingin membantu Hazel. Tap tidak apa-apa, lebih baik memberikan hadiah daripada harus menerima hukuman.

"Hadiah? Boleh deh tapi hadiahnya jangan yang mahal-mahal, ya, hehe," balas Hazel.

"Terserah lo mau kasih apa aja yang penting dari lo," kata Elang.

Kak Elang: ELAZEL (segera terbit, 25 Juni)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora