💑Gak jadi beli yupi💑

Depuis le début
                                    

Fia melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam empat sore.

"Dio, masih lama gak?" tanya Fia sambil menoleh pada Dio.

"Sebentar lagi, Fi." Dio menjawab tanpa menoleh pada Fia karena sedang sibuk mengetik di laptop milik Rora. Sedangkan gadis itu sedang mendikte tulisannya untuk memudahkan Dio mengetik. Rora sempat menoleh pada Fia, namun dibalas sinis oleh Fia.

"Gue tunggu di mobil aja, ya." Fia tanpa basa-basi langsung beranjak dari duduknya. Namun Dio sama sekali tak membalasnya. Bahkan menahannya pun tidak.

Saat sampai di ambang pintu, Fia menoleh ke belakang. Menatap Dio yang masih fokus mengetik. Fia mengerucutkan bibirnya kesal. Lantas berbalik dan berlari ke arah mobil Dio dan masuk ke sana. Lebih baik dia tidur. Pikirnya.

***

Dio merenggangkan otot-otot jarinya yang terasa pegal. Lalu memijat belakang lehernya yang terasa pegal juga.

"Akhirnya selesai juga. Tinggal diprint sama dijilid. Kalo itu nanti biar gue aja," kata Rora sambil memasukkan laptop ke dalam tasnya. Dio hanya berdehem membalas ucapan Rora.

Dio mengambil gelas minumannya yang sudah tidak terasa dingin lagi, dan menyeruputnya hingga habis. Sedetik kemudian, Dio merasa ada yang kurang.

Dio hampir tersedak minumannya saat menyadari kalau Fia tidak ada di tempatnya. "Fia ke mana?" tanyanya dengan nada panik.

"Fia bilang katanya mau tunggu di mobil. Emang lo gak denger?"

"Di mobil? Ya ampun! Enggak. Gue gak denger." Dio buru-buru menyandang tasnya. "Gue duluan, ya." Lalu pergi keluar kafe. Membuat Rora tak sempat untuk mengatakan sesuatu.

Saat sudah sampai di mobilnya, Dio langsung masuk. Dio tertegun saat melihat Fia yang sedang tertidur dengan posisi kepala yang bersandar pada pintu mobil.

"Ya ampun, Fi." Dio beranjak merapihkan rambut Fia yang menutupi wajah cantiknya. "Harusnya lo gak ikut tadi." Dio memperhatikan wajah tenang Fia yang tengah tertidur.

Setelah itu, Dio memasangkan sabuk pengaman pada Fia dan membenarkan posisi tidurnya agar Fia nyaman. Dio menjauhkan kepalanya dari Fia dan memasang seatbeltnya juga. Lalu mengemudikan mobilnya untuk pulang ke rumah.

***

Mobil Dio berhenti tepat di depan rumah Fia. Dio mematikan mesin mobilnya, lalu menoleh pada Fia. Gadis itu masih tertidur. Sangat pulas. Terbukti dari dengkuran halus yang keluar dari mulutnya. Dio jadi tidak tega untuk membangunkannya.

Dio pun berinisiatif untuk membawa Fia masuk ke rumah dengan menggendongnya. Dio keluar dari mobilnya dan berjalan ke sisi pintu Fia. Membuka pintu dan melepas seatbelt yang membelit tubuh Fia.

Dio langsung menyelipkan tangan kanan pada punggung Fia dan tangan kiri pada lutut Fia. Dio mengangkatnya perlahan, supaya tidur Fia tidak terganggu. Berjalan perlahan menuju pintu rumah Fia.

Namun mata Fia langsung terbuka saat menyadari tubuhnya seperti melayang.

"Dio?"

Dio sontak berhenti dan menunduk. "Eh, udah bangun, Fi?"

"Turun," kata Fia dengan suara khas orang bangun tidur. Dio pun segera menurunkan Fia.

"Maaf, Fi, tadi lo tidurnya pules banget, gue gak tega buat bangunin, makanya gue gendong lo." Dio menjelaskan supaya Fia tidak salah paham. Fia hanya berdehem membalas ucapan Dio, lalu melanjutkan langkahnya untuk masuk ke rumah.

Saat ingin membuka pintu, Fia menyadari kalau Dio mengikutinya, Fia pun langsung berbalik dan menatap Dio.

"Ngapain ngikut?" tanya Fia.

"Gak boleh emang?" tanya balik Dio.

Fia mendengkus sebal. "Denger ya! Gue masih marah sama lo gara-gara gak jadi beliin gue permen yupi. Sana! Lo pulang aja."

Fia langsung membuka pintu rumahnya dan masuk, kemudian menutupnya kembali, meninggalkan Dio yang tidak diberikan kesempatan untuk berbicara.

Fia bersandar di pintu sambil menghela napasnya. Sebenarnya dia marah bukan karena tidak jadi dibelikan permen yupi, tapi karena hal lain. Tentunya ada kaitannya dengan Rora.

***

Tbc...

Salam,Daww🌸

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Salam,
Daww🌸

The Couple✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant