40. Crumble Apart

Mulai dari awal
                                    

"Kenapa?"

"Karena aku nggak mau. Susah untuk kamu mengerti itu?"

Jaehyun mendengus, lalu mundur satu langkah. Padahal Chaeyoung yang meminta Jaehyun untuk tidak mendekat tapi saat hangat tubuh laki-laki itu menghilang, hatinya seakan runtuh perlahan.

"What's wrong with you?" Jaehyun menatap Chaeyoung aneh.

"Nggak ada yang salah denganku. Aku cuma minta kamu untuk nggak bersikap berlebihan setelah kita melakukannya."

"Apanya yang berlebihan?"

"Semua yang kamu lakukan barusan!" sergah Chaeyoung dengan nada yang semakin meninggi.

"..."

"Just kiss me when you want to have sex. Selebihnya jangan lakukan apapun."

"Ini konyol."

"Sekarang aku minta kamu keluar."

Jaehyun menggelengkan kepala sebelum sesaat kemudian melangkah keluar kamar mandi dengan perasaan kesal.

Sepeninggalan Jaehyun, Chaeyoung menarik napas dengan rakus—seakan-akan sejak tadi ia menahan napas. Tangannya memegang dadanya yang terasa sakit. Perasaan asing ini semakin lama semakin membuat Chaeyoung kerepotan.

Ia harus melakukan sesuatu.

***

Setelah kejadian di kamar mandi pagi tadi, sepanjang hari Jaehyun mendiami Chaeyoung. Laki-laki itu hanya akan bersuara kalau Chaeyoung bertanya di depan orang tuanya.

Selebihnya, ia memilih bungkam.

Jaehyun bahkan menjauhkan tangannya yang tak sengaja tersenggol Chaeyoung dan sepanjang perjalan pulang tidak ada yang bersuara di antara mereka kecuali Rion yang tidak berhenti mengoceh.

Bagi Jung Jaehyun, permintaan Chaeyoung sangat absrud dan tidak beralasan. Perasaannya terluka, saat Chaeyoung menuduhnya melakukan lip service. Apa di mata Chaeyoung Jaehyun itu laki-laki brengsek yang mengucapkan kata-kata manis hanya untuk seks? Dan after care. Bukankah semua perempuan menyukainya? Bukankah hal itu membuat partner kita merasa disayang? Bukankah itu hal yang memang harus dilakukan?

Terlebih lagi, Chaeyoung itu bukan perempuan bayaran yang habis dipakai langsung dibuang. Chaeyoung itu ibu dari Rion—anaknya, juga istrinya. Sudah seharusnya Chaeyoung merasa disayang. Tapi, kenapa dia malah menolak?

Hari-hari yang mereka lewati setelah permintaan konyol itu menjadi canggung. Rasanya seperti kembali ke awal—benar-benar awal, bahkan sebelum malam reuni itu. Perbincangan mereka sangat kaku dan tidak jarang mereka menghindari kontak mata.

Bahkan di hari-hari dimana mereka menyiapkan persiapan pernikahan saja, Chaeyoung terlihat tidak bersemangat. Setiap ditanya pendapatnya, ia akan selalu berkata.

"Terserah."

Jaehyun jadi serba salah. Ia merasa seperti telah melakukan sebuah kesalahan besar yang ia sendiri tidak tahu apa dan bagaimana cara memperbaikinya. Ditambah lagi, Chaeyoug terus menerus bungkam.

Setiap malam, Jaehyun memandang wajah Chaeyoung yang tertidur di sebelahnya dan bertanya-tanya, apa yang ada di kepala perempuan itu?

Beritahu aku sedikit isi dari pikiranmu.

***

"You look so pretty." Lisa memuji penampilan Chaeyoung yang terbalut gaun putih panjang dan sebuah mahkota kecil yang terselip di atas kepalanya.

Setelah merencanakan pernikahan selama satu bulan lebih, hari H pernikahan Chaeyoung dan Jaehyun datang. Di sebuah gereja kecil yang ada di pinggir kota Seoul, dan dihadiri oleh beberapa kerabat dan teman, acara pemberkatan itu akan segera berlangsung.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang