prolog

341 74 4
                                    

prolog

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

prolog

"Maaf, Tuan, Anda tidak bisa bekerja di rumah ini lagi." Ucapan pelayan tua bernama Robert itu menohok Jim sampai ke tulang. Mengabdi dan terus melindungi keluarga bangsawan Hellington, Jim pikir, dia akan jadi kesayangan mereka. Oke, kesayangan mungkin akan berlebihan, tapi dipecat tanpa hormat seperti ini? Robert memasang wajah masam. "Maafkan kami, Nak."

"Tunggu dulu! Aku harus bicara dengan mereka."

Robert langsung menahan langkah Jim, membuat pria tinggi itu melotot. "Tidak jangan. Mereka akan kirimkan pesangon-mu dalam waktu cepat. Sekarang, sebaiknya kau pergi, kumohon," ujarnya dengan nada frustrasi. "Ini yang terbaik."

Jim meninju gerbang besi itu, tapi diurungkan. Bertahun-tahun bertahan dengan pekerjaan sebagai pengawal bangsawan, terus menghandiri pesta sosialita kelas atas, diberikan jas-jas mahal dengan kepercayaan penuh mengawal mereka dari satu acara ke acara penting lain—Jim dibuang? Sebegitu mudahnya? Jim tidak habis pikir. Bahkan umpatan saja tidak cukup untuk dilontarkan sekarang. Dia sangat marah! Yah, bahkan dia ingin merobohkan gerbang meliuk dengan ukiran khas keluarga Hellington yang terus jadi kerajaan di New Alley. Tidak, Jim ingin berteriak sampai keluarga kaya itu terbangun dari ranjang mewah mereka, melongok lewat jendela, dan menyesal karena sudah membuang orang terbaik mereka.

"Sialan! Sangat sialan!" pekiknya.

Robert menunduk dalam seraya memandang iba. "Pergi."

"Apa salahku?"

"Kau tahu sendiri, mereka benci skandal. Kedekatanmu dengan Gabriella menjadi incaran banyak media sekarang. Kalau sampai ada berita Gabriella menolak dijodohkan dengan Duke Alexio karenamu, itu malah akan jadi bencana untuk kita semua. Jadi, aku mohon." Robert berucap sendu. "Aku sangat menyayangkan semuanya, tapi kau masih muda dan bugar. Aku yakin, ada banyak bangsawan yang rela memperkerjakanmu dengan bayaran tinggi!"

Jim mendengus kasar. "Ini tidak masuk akal! Aku dan Nona Gabriella tidak punya hubungan lebih daripada majikan dan pengawal!" pekiknya, tidak habis pikir.

"Tetap saja, mereka tidak akan mau dengar. Orang kecil seperti kita, tidak pernah punya hak untuk memprotes, Tuan."

Pria itu mengembuskan napas kasar. Dengan langkah berat, Jim pun akhirnya mundur dari hadapan gerbang raksaka itu. Tadinya, di hari Senin sejuk ini, dia siap untuk bertugas. Apalagi beberapa hari terakhir adalah waktu tersibuk di New Alley; jamuan makan, pesta teh, arisan sosialita, bahkan adanya perjodohan antar keluarga, hingga keluarga Hellington akan sibuk ke sana kemari, termasuk mengunjungi penata busana langganan mereka, berbelanja kebutuhan pesta, dan sebagainya. Bahkan mengunjungi keluarga mereka yang lain karena mungkin, ada anggota keluarga yang sebentar lagi naik ke pelaminan.

Apa?

Dipecat? Jim merasa bahunya lunglai. Biaya sekolah Anatasia dan Will masih sangat besar, ditambah dengan penyakit ibunya yang kian parah. Plus, Jim juga sadar bahwa biaya sewa rumah, biaya air dan listrik selama mereka tinggal di New Alley tidak pernah murah. Warisan kakeknya hanyalah sepetak tanah tidak berguna di pinggiran kota, yang lebih cocok sebagai gudang penyimpanan daripada untuk dipakai berkebun atau disewakan untuk hal lain.

Tease Mr. Bodyguard | park jmWhere stories live. Discover now