18. Try again

Mulai dari awal
                                    

"Jis, mau es krim, nggak?" Tanya Taeyong sambil menunjuk pedagang Ice Cream Cone. Jisoo pun mengangguk dengan antusias.

"Oke tunggu di sini ya, aku beli dulu." Taeyong kemudian melenggang menuju pedagang es krim tersebut. Jaraknya cukup jauh membuat taeyong harus sedikit berlari.

"Pak, es krimnya dua." Pesan taeyong pada si pedagang es krim yang kulitnya tampak coklat mengkilap karena keseringan terpapar panas matahari di pantai.

Sembari menunggu pesanan, Taeyong mengecek ponselnya. Matanya membelalak saat menyadari ada puluhan panggilan tidak terjawab masuk, dan belasan di antaranya adalah dari Yuta. Taeyong memang sengaja menon-aktifkan nada dering ponselnya karena tidak ingin diganggu. Ia akhirnya menelepon balik nomor yuta.

Tidak sampai dua kali berdering, teleponnya langsung diangkat dan disambut oleh seruan Yuta dari seberang sana.

"Kamu dimana?? Kenapa nggak angkat telepon dari tadi?!" Semprot Yuta dengan nada tinggi.

"Ada apa, Yut? Ada masalah di Hotel?" tanya taeyong langsung ke inti.

"Masalah besar, Yong!" Seru Yuta. Taeyong tertegun.

"Ada supervisi dari presdir. Buruan kesini!" Seru Yuta lagi.Taeyong membelalak. Tak banyak berkomentar ia langsung memutus panggilan Yuta. Taeyong menatap jauh ke dermaga. Dilihatnya Jisoo sedang memandangi lautan. Taeyong menghubungi nomor Jisoo, tidak diangkat. Dia panik.

Teleponnya berdering. Rekan kerjanya kembali menelepon. Taeyong memandangi Jisoo dan Teleponnya silih berganti. Tidak ada pilihan lain. Akhirnya Taeyeong berbalik dan berlari menuju mobilnya.

.

.

.

Taeyong tiba di hotel dengan napas ngos-ngosan. Ia langsung berlari menuju ruang manajemen. Bisa-bisanya ada supervisi dadakan disaat dia sedang libur. Ditambah lagi beberapa perkerjaan belum ia selesaikan karena sempat sakit kemarin. Taeyong sudah membayangkan kalau dia pasti akan dapat banyak teguran. Sial, batinnya.

Sementara itu di pantai.

Jisoo masih memandangi langit biru yang kini warnanya mulai redup digantikan semburat jingga. Dua buah cup es krim tampak tergelatak di samping kakinya. Pandangan gadis itu nanar tersapu oleh angin pantai yang kencang. Beberapa jam tadi, bapak-bapak penjual es krim itu menghampirinya sambil menyerahkan es krim kepadanya dan berkata, "Aku diminta untuk memberikan ini padamu."

Jisoo kemudian menatap layar ponselnya. Chat dari Taeyong masih belum ia buka, namun Jisoo sudah membaca isinya dari jendela ponselnya.

"Jis..maaf. Ada masalah di hotel. Aku harus balik. Nanti aku hubungi ya. Maaff.."

Jisoo meremas ponselnya. Ia tidak tau apakah ia kecewa dengan fakta bahwa Taeyong meninggalkannya begitu saja, atau karena kencan pertama dalam hidupnya berantakan. Jisoo masih di sana, tidak berniat untuk pulang. Meski matahari sudah mulai turun dilahap garis pantai.

Dan hari benar-benar sudah gelap. Pantai yang tadinya ramai kini tinggal segelintir orang saja. Sudah pukul 7 lewat. Taeyong berlari ke arah dermaga. Gelap. Hanya ada lampu penerangan minimal.

A Million Path [Taesoo] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang