09 - Cair Paravel

129 19 7
                                    

***

ASLAN

"Cair Paravel? aku seperti pernah mendengarnya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cair Paravel? aku seperti pernah mendengarnya"


"BINASA KAU!!" lelaki itu melepaskan anak panahnya tepat ke arah dirinya yang sedang berbalik arah.

Seorang wanita berlari kearahnya, menerobos kerumunan makhluk yang ada di medan perang dan langsung memeluknya dari belakang, berniat melindungi laki-laki tegap yang tengah wanita itu peluk.

"ASLAN"...

--------------------------------------------------------

"HAH!!" Aslan terbangun dari mimpi buruk dengan keringat yang mengalir deras membasahi tubuhnya. Dia mencoba mengingat-ingat wajah wanita yang ingin menyelamatkannya dalam mimpi buruknya.

Aslan mengambil gelas berisi air yang terdapat diatas nakas samping ranjang, lalu meminumnya untuk menetralkan detak jantung yang berdegup sangat kencang.

"Wanita itu, siapa dia? siapa laki-laki itu?" Aslan memijit pelan pelipisnya, menyisir rambut basahnya kebelakang. Dia beranjak bangun dari ranjang dan memilih berjalan keluar meninggalkan kamar tidurnya, menyusuri lorong yang sepi dikarenakan masih dini hari.

Aslan berjalan keluar kastil dan mendudukkan dirinya di salah satu  bukit yang tidak terlalu tinggi berada tepat disamping kastil.

Memandangi langit malam yang sangat indah dengan dihiasi ribuan bintang-bintang yang terlihat sangat cantik dimatanya, juga ditemani angin malam yang sejuk membuat laki-laki itu sejenak mengalami ketentraman.

"Apa yang kau lakukan disini?" Aslan menoleh kearah sumber suara itu, menampilkan sosok Allice yang berdiri di belakangnya dengan membawa dua cangkir teh panas di kedua tangannya.

"Tidak bisa tidur" jawab Aslan singkat. "Kau sendiri?" lanjutnya. Allice mendudukkan dirinya disamping Aslan dan menyerahkan satu cangkir teh hangat untuk Aslan "Kebetulan, aku juga tidak bisa tidur, lalu melihatmu berjalan di lorong tadi" Aslan mengangguk menanggapinya.

Allice menggosok kedua tangannya seperti orang kedinginan. Aslan yang mempunyai rasa peka berniat memberikan syal yang digunakannya kepada Allice "Pakai itu, disini dingin!" perintahnya

"Tidak usah" Allice memberikan kembali syal itu tetapi Aslan langsung meliriknya tajam yang membuat Allice mengurungkan niat untuk mengembalikan syal-nya. 

"Terima kasih"

"hm"

Keheningan dari mereka berdua. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun, hawa disekitarnya terasa sangat canggung bagi mereka berdua, hanya ada suara serangga-serangga kecil malam hari.

"Omong-omong diujung sana ada Istana" ucap Allice untuk mencairkan suasana "Istana apa itu?"

"Cair Paravel" jawab Aslan singkat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ASLAN [ONGOING]Where stories live. Discover now