1 | nayna and her fiance

1.2K 290 570
                                    

RASANYA agak aneh menginjakkan kaki di lantai dingin yang sama sekali bukan tempat yang terbilang asing ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

RASANYA agak aneh menginjakkan kaki di lantai dingin yang sama sekali bukan tempat yang terbilang asing ini. Namun meskipun begitu, Jelita tetap saja merasa kikuk hingga kotak kado yang telah apik dia hias selama berjam-jam hasil mencontoh tutorial dari youtube tersebut dia jadikan perantara kegugupannya—dia peluk cukup erat, giginya menggertak ragu sebelum memutuskan untuk sungguhan masuk melewati ambang pintu atau tidak.

Rumah Nayna masih nampak sama dengan yang pernah bertahun-tahun lalu Jelita pijak.

Rumah yang menurut Jelita terlalu luas untuk ditinggali oleh tiga orang—Ayah, Adik, dan Nayna sendiri. Ibu Nayna sudah berpulang pada Sang Pencipta sejak Nayna duduk di bangku sekolah dasar. Sementara adik bungsu Nayna pun baru-baru ini Jelita tahu sedang sibuk mengurus pertukaran pelajar ke Jepang, itu artinya hanya Nayna yang bisa diandalkan untuk mengurus Ayahnya yang seorang pensiunan Angkatan Laut itu untuk melewati masa merentanya yang tak kunjung henti setiap hari.

"Jadi harus nunggu gue mau nikah dulu, ya, baru lo mau main ke sini lagi?"

Dibuat terkesiap dari lamunan sejenaknya, Jelita langsung disuguhi pemandangan ayu yang menyirati wajah cantik Nayna dengan gaun bergradasi peach dan krem pada renda di ujung rok. Potongan rambut sebahu Nayna membuat wanita itu terlihat segar, lebih muda dari umurnya yang dalam jangka waktu tiga tahun yang akan datang akan berkepala tiga, sama dengan Jelita.

Jelita mengulas senyum tipis, "Cantik banget. Ini beneran Nayna yang pernah nyebur selokan cuma buat nyari-nyari cincin imitasi tukang jerepitan?"

Nayna mengulur tangannya untuk menggandeng Jelita memasuki kamarnya seraya terkekeh kecil—ah, Jelita memang selalu mengingat kejadian-kejadian yang pernah menimpanya lebih baik dari dirinya sendiri yang rentan akan kata lupa. Nayna menggiring Jelita untuk duduk pada bangku depan meja riasnya yang berbentuk memanjang, bersisihan dengan dirinya yang masih belum puas memoles riasan pada wajah cantiknya.

"Bukan masalah cincin imitasinya, tapi masalah yang ngasihnya, tau!"

"Iya-iya paham, deh. Beruntung orangnya sekarang bisa lo nikahin beneran ya, Nay."

"Kata gue mah dia sih yang seharusnya beruntung bisa nikahin gue." balas Nayna enteng, kadar percaya diri wanita itu masih sama saja menggebunya dengan Nayna yang dulu.

"Yang suka dia duluan kan elo?"

"Aduh, pake segala dibahas yang bagian itu. Bodo amat lah, yang penting sekarang dia yang lebih bucin ke gue."

Hanya menggeleng kecil tak berniat memperpanjang topik tersebut, Jelita menarik atensi berlebih pada beberapa figura yang menghiasi meja rias Nayna. Foto Nayna terpampang bersama seorang pria yang wanita itu cintai sekaligus yang akan melamarnya hari ini dengan beragam lokasi tempat indah yang berbeda-beda. Tempat wisata lintas kota dan lintas negara. Nayna memang tidak bebohong ketika pernah bercerita bahwa pria yang akan dia nikahi ini lebih kaya dari kelihatannya.

Afterglow | In RepairWhere stories live. Discover now