20 - FOTO SIAPA?

201 13 0
                                    

🦋 𝙃 𝘼 𝙋 𝙋 𝙔 𝙍 𝙀 𝘼 𝘿 𝙄 𝙉 𝙂 🦋
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐲𝐚!😬

•••


"Mama bersihin kamar ini emangnya buat siapa?"

Pertanyaan yang muluncur dari bibir Gewanta membuat Sifa yang sedang merapihkan meja langsung menoleh. Wanita paruh-baya itu tersenyum ketika melihat anak sulungnya sudah kembali dari sekolah. Ya walaupun sore, bisa disebut kebiasaan Gewanta yang tidak langsung pulang ketika siang hari. Laki-laki itu biasanya pergi dulu entah ke rumah temannya atau siapanya. Sifa tidak terlalu melarang Gewanta untuk hal yang ingin dilakukannya.

"Besok ada sepupu kamu yang bakal nginep di sini buat beberapa hari. Tapi kayaknya kamu belum pernah ketemu sama dia. Nanti deh Mama kenalin," ujar Sifa membalas pertanyaan Gewanta.

"Sepupu yang mana?" tanya Gewanta. "Laki-laki apa perempuan?"

"Nanti kamu liat sendiri aja. Sekarang ganti baju terus mandi. Badan kamu bau," Sifa berbalik dan kembali melanjutkan kegiatannya.

"Mana ada bau! Orang wangi plus ganteng gini," Sebelum benar-benar pergi, Gewanta kembali mengatakan sesuatu pada Sifa.

"Ma, nanti Abang mau bawa pacar ke rumah. Mama setuju gak nih?"

Sifa kembali berbalik menatap Gewanta. "Pacar yang waktu itu kamu ceritain? Bawa aja ke sini. Kenalin sama Mama. Sekalian Mama mau tanya kenapa dia mau sama kamu,"

"MAAAAAAA!!!"

Sifa terkekeh. Sedangkan Gewanta langsung ke luar dari kamar tersebut. Sejujurnya rasa penasaran itu ada tapi tak terlalu dihiraukannya. Sepupunya ada banyak. Tapi tidak terlalu akrab atau bahkan tak saling kenal sama sekali. Laki-laki itu mengedikkan bahunya tak perduli.

"Nginep aja kalo mau nginep, gue aja jarang di rumah,"

Gewanta masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Lalu membuka sepatu, kaus kaki, serta seragamnya secara berurutan. Laki-laki itu merebahkan tubuhnya secara terlentang. Kejadian beberapa jam yang lalu masih terngiang dalam pikirannya. Seketika tangan Gewanta menyentuh bibirnya sendiri. Senyum bahagia itu terbit secara tiba-tiba.

FLASBACK ENAM JAM YANG LALU•

"Apa aku boleh cium bibir kamu?"

Mata Viola melotot lebar. Tangannya dengan sigap tergerak sendiri mendorong wajah Gewanta agar segera mundur. Wajah Viola mendadak merah dan perasaan malu itu seketika muncul. Namun tak lama terganti dengan raut muka marah. Perempuan itu melipat kedua tangannya di depan dada. Memandang Gewanta yang berada dua langkah di depannya.

"Enak aja! Kamu kemarin marah-marah sama aku dan ngajak break! Sekarang malah minta jatah! Gak bakal aku kasih!"

Gewanta menelan salivanya susah payah. Benar juga apa yang dikatakan Viola. Dirinya baru saja ingin menghindar malah meminta sesuatu. Namun mendengar kata 'jatah' membuat Gewanta terkekeh sendiri.

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang