7 - VASTOR KEMBALI

276 21 9
                                    

🦋 𝙃 𝘼 𝙋 𝙋 𝙔  𝙍 𝙀 𝘼 𝘿 𝙄 𝙉 𝙂 🦋
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐨𝐦𝐛𝐨𝐥 𝐯𝐨𝐭𝐞, 𝐲𝐚!😬

***

"Banar kembali ke sekolah ini."

Ucapan Bratama membuat mereka menoleh. Aktivitas makan mereka jadi terhenti. Kantin yang ramai pun menjadi hening beberapa saat. Termasuk tiga perempuan yang berada di depan warung Bang Abah. Memandang semuanya dengan heran. Gewanta dan Alex langsung berdiri dari duduknya. Bahkan tangan Gewanta mengepal untuk beberapa saat. Wajahnya terlihat sangat dingin.

"Mereka semua kelihatan takut. Apa sebesar itu pengaruh Banar buat sekolah ini?" kata Varko tiba-tiba.

"Maybe. Apalagi Banar suka ganggu adik kelas," timpal Alka.

"Dapat info darimana?" Gewanta bersuara. Pandangannya lurus pada Bratama.

"Dia udah ada di sini Wa. Sekarang lagi di ruang kepala sekolah. Dan dia udah pakai seragam," balas Bratama.

"Bukannya kalau dihitung sekarang, Banar udah tamat sekolah ya?" tanya Leo.

"Gue rasa dia ngulang lagi dari kelas dua belas ini. Kan waktu itu pernah di drop-out," kata Alka.

Yang ada dipikiran Gewanta saat ini adalah Viola. Satu-satunya perempuan yang dijadikan Banar sebagai kelemahan Gewanta. Jika Banar ada di sekolah ini, maka keselamatan Viola bisa terancam.

"Johan." ucap Gewanta dingin. "Bilangin sama anak-anak buat tenang. Nggak perlu takut." kata Gewanta saat melihat seisi kantin sangat hening.

"Lo mau ke mana?" tanya Johan yang ikut berdiri.

"Viola." kata Gewanta singkat. Saat akan berjalan menjauh, Gewanta dihentikan oleh tangan besar yang menahan bahunya.

"Waw! Sambutan yang sangat istimewa. Gue nggak nyangka, ternyata kalian sebahagia itu lihat gue ada lagi di sini." Ucapan seorang laki-laki yang membuat Gewanta semakin memandangnya tajam. Itu Banar. Bersama beberapa temannya yang datang ke kantin. Membuat beberapa siswa memilih pergi. Terkecuali Gevalen dan tiga perempuan yang masih berdiri mematung.

"Lepasin tangan lo." kata Gewanta.

Banar melakukannya. "Gewanta. Ternyata dunia ini emang selalu mempertemukan gue sama lo,"

"Ngapain lo ada di sekolah ini?" ucap Gewanta kasar.

"Lo mau alasan yang gimana? Gue di sini mau belajar, mencari ilmu, dan ..."

"Dan apa?!" potong Gewanta cepat.

Pandangan Banar tertuju pada tiga perempuan itu. Viola, Jeni, dan Reina.

"Ada berlian yang harus gue ambil di sini." Banar terkekeh kecil. Lalu ia melihat ada Johan yang berdiri di dekat Gewanta. Laki-laki itu tersenyum. "Mantan sahabat."

"Bisa-bisanya sekolah ini nerima murid brengsek kayak lo," ucap Johan.

Banar tidak terpancing. Ia menatap Johan santai. "Lebih brengsek mana sama lo yang ninggalin temen sendiri?"

Johan terkekeh. "Temen? Sejak kapan lo jadi temen gue?"

"Anjing!" Banar akan melayangkan pukulannya pada wajah Johan. Namun segera ditahan oleh Gewa.

SHAMUDERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang